Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Pelatih Silat RI soal Bayu Lesmana WO: Kesepakatan Bersama, Bukan Dipaksa
11 Mei 2023 16:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Pesilat Indonesia, Bayu Lesmana, dikabarkan telah dipaksa mundur alias kalah WO agar wakil tuan rumah bisa mendapatkan medali emas di SEA Games 2023 Kamboja . Kepala pelatih timnas pencak silat Indonesia, Indro Catur Haryono, memberi penjelasan kejadian sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Bayu sejatinya masuk final nomor Men's Tanding U-45 kg pada Rabu (10/5). Ia seharusnya berduel melawan pesilat Kamboja, Non Sromoachkhoram. Namun, ketika waktu bertarung tiba, Bayu tak kunjung muncul, sehingga Non dinyatakan menang WO.
Indro menjelaskan, sebenarnya yang terjadi Bayu tak dipaksa WO. Melainkan ada kesepakatan bersama. Jika ditarik akar penyebabnya, semua berawal dari Kamboja yang sempat tidak mau mempertandingkan pencak silat di SEA Games.
"Tuan rumah awalnya tidak mau mempertandingkan pencak silat karena pencak silat tidak populer di Kamboja dan federasinya kembang-kempis. Karena lobi kami, pencak silat dipertandingkan, tetapi Indonesia membantu atlet pencak silat Kamboja latihan di Indonesia, kami juga membantu mengangkat performa Kamboja," tuturnya kepada kumparan, Kamis (11/5).
Bayu Lesmana turun di kelas U-45 kg, yang merupakan kelas yang baru dipertandingkan semenjak World Championships 2022 di Melaka, Malaysia. Bayu menjadi juara di kategori putra waktu itu.
ADVERTISEMENT
Kemudian, masalah lain muncul saat kelas U-45 kg tersebut sempat tidak akan dimasukkan untuk SEA Games kali ini. Sebab, pesertanya sedikit sekali. Jadi, Bayu dan juga Suci Wulandari di kategori putri hampir tidak bertanding karena kelasnya nyaris ditiadakan. Namun singkat cerita, kelas itu tetap dipertandingkan usai dilobi.
"Pada saat SEA Games di sini, ternyata kelas Bayu hanya 3 orang pesertanya. Kalau Suci, yang terdaftar awalnya cuma 4 orang, lalu bertambah jadi 6 orang. Sementara, peserta di kelas Bayu tetap 3 orang. Kesepakatan dari Persilat [International Pencak Silat Federation], tidak bisa dipertandingkan, kecuali 4 ada peserta. Lalu, bertambahlah jadi 4 karena ada wakil Malaysia," jelas Indro.
"Nah di SEA Games, performa Kamboja memang sangat jauh, kemampuannya belum bisa mengejar meski sudah 5 bulan latihan di Indonesia. Mereka awalnya cuma dapat satu emas. Dia selaku tuan rumah merasa ngapain mempertandingkan pencak silat kalau tidak ada hasilnya."
ADVERTISEMENT
"Akhirnya, kesepakatan bersama, bukan cuma Indonesia, tetapi juga Malaysia, Singapura, dan Kamboja untuk kelas itu, pesertanya 4 orang, dengan komitmen tadi. Biar tuan rumah merasa tidak ditinggal, makanya Bayu yang harusnya tak dimainkan karena pesertanya [di kelasnya cuma] 3 negara, dimainkan dengan pengorbanan seperti itu. Jadi, bukan dipaksa, ya, kesepakatan bersama," tambahnya.
Dalam video yang beredar, Bayu Lesmana tampak sangat sedih. Namun, Indro mengatakan bahwa sebenarnya sang pesilat legawa menerima keputusan tersebut.
"Dia ikhlas menerima karena yang memviralkan kan bukan Bayu. Yang memviralkan pelatihnya di daerah. Bayu juga bingung, kok, jadi gini? Dia menerima, ikhlas," jelasnya.
"Bayu bukan dikorbankan, tetapi pengorbanan dia untuk pencak silat dan tim Indonesia. Kalau kami maksain kemarin, ya, kelasnya tidak akan dipertandingkan kan," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk cabang olahraga pencak silat, Indonesia menjadi juara umum dengan raihan 9 emas, 6 perak, dan 1 perunggu. Menurut Indro, hasil ini membuat Indonesia melebihi target, yang tadinya hanya menargetkan minimal 5 emas. Ini juga menjadi raihan tertinggi RI di SEA Games yang diadakan di luar negeri.