Percasi: Blunder Dadang Subur Biasanya Cuma Terjadi di Level Pemula

24 Maret 2021 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain catur, Dadang Subur atau yang dikenal dengan panggilan Dewa kipas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain catur, Dadang Subur atau yang dikenal dengan panggilan Dewa kipas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertandingan catur Dewa Kipas vs WGM Irene Kharisma sudah rampung digelar. Hasilnya, pemilik nama asli Dadang Subur tersebut takluk dengan skor 0-3.
ADVERTISEMENT
Hasilnya di luar ekspektasi. Sebab, Dadang Subur digadang-gadang akan menunjukkan tajinya karena sukses mengalahkan GothamChess alias Levy Rozman di pertandingan online.
Ahli Teknologi Informasi PB Percasi, Heri Darmanto, tak luput menyaksikan duel yang disiarkan langsung via kanal Youtube Deddy Corbuzier ini. Menurut Heri, kekalahan Dadang pada laga yang berlangsung Senin (22/3) lalu itu, disebabkan sejumlah faktor.
''Kalau melihat dari permainannya, Pak Dadang banyak melakukan kesalahan mendasar atau biasa di catur itu disebut elementer. Ekspektasi masyarakat, mestinya langkah awal Pak Dadang enggak seperti itu, karena dia melakukan banyak blunder,'' kata Heri ketika berbincang dengan kumparan via sambungan telepon, Rabu (24/3).
''Jadi langkah itu sampai blunder karena mudah ditebak. Mungkin beralasan grogi atau apa. Sebetulnya alasan itu enggak boleh, sebab konsentrasi harga mati buat pecatur. Enggak ada alasan,'' lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Heri mencontohkan pada gim pertama, Dadang mengambil langkah Menteri ke c8, sehingga memberikan Gajah gratis kepada lawan. Hal itu, lanjut Heri, merupakan kesalahan elementer.
Pemain catur, Dadang Subur atau yang dikenal dengan panggilan Dewa kipas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Jadi, kalau ada kasus seperti ini, biasanya hanya terjadi di level pemula. Sebetulnya, di level Grand Master juga pernah melakukan seperti yang Pak Dadang lakukan, tapi sangat jarang sekali. Mungkin hanya waktunya mepet, krisis, seperti waktunya tinggal hitungan detik, bisa melakukan kesalahan, tapi waktunya kan kemarin masih banyak,'' ucapnya.
''Biasanya kalau pecatur profesional atau level master, biasanya mikirnya makro, integrated, begitu. Jadi langkah satu dengan yang lainnya saling terhubung. Langkah sebelumnya dan sesudahnya sudah tahu,'' dia menjelaskan.
Adapun, blunder yang dilakukan Dadang sudah dijelaskan oleh Henry Jamal selaku inspector di pertandingan tersebut. Dadang melakukan blunder dan Irene memakan gajah (luncur) dengan menteri (ster). Irene di atas angin. Pada akhirnya, Dadang menyerah di gim pertama.
ADVERTISEMENT
Di gim kedua, kedua pemain lebih berhati-hati. Mereka sama-sama mengamankan raja dengan langkah switch dengan benteng. Dadang tampak begitu sering menggerakkan kudanya. Ia lalu menyerang dengan memajukan pion ke f4.
Irene lebih berkembang karena telah mengembangkan semua bidak non-pion. Dadang mampu menekan Irene dengan memaksanya lebih banyak berpikir. Pak Dadang unggul waktu. Walau begitu, dari segi pemosisian, Irene lebih unggul.
Irene menggebrak dengan ancaman mati dari menteri di h2. Ia mengancam menteri dan gajah Dewa Kipas sekaligus. Pak Dadang mencoba bertahan, tetapi akhirnya kembali menyerah karena blunder.
Dari dua babak ini, Irene terlihat lebih agresif. Sementara itu, Dadang lebih bertahan.
Untuk gim ketiga, Dadang kembali melakukan blunder. Salah satu puncaknya adalah Irene lalu memberi ancaman mati pada menteri Dadang. Dan akhirnya, Dadang Subur menyerah.
ADVERTISEMENT
Menurut Heri, Irene menunjukkan keseriusannya dalam bertanding. Sebab, dari kaca mata Heri, tak ada gelagat seperti memberikan angin.
''Irene biasa saja. Langkah yang dijalankannya saat bertanding, ya, sesuai dengan apa yang seharusnya. Artinya, Irene serius,'' tuturnya.
''Artinya, Irene juga cenderung khawatir kalau-kalau Pak Dadang ini kuat dan makanya dia hati-hati. Dia terkesan juga memperlihatkan antisipasi bahwa Pak Dadang ini memang kuat betul. Tetapi tidak,'' pungkasnya.
***