Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perjalanan Serena Dimulai dari Kekalahan di Wimbledon 2018
15 Juli 2018 6:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Asa Serena Williams untuk merebut gelar Grand Slam ke-24 di nomor tunggal putri tertunda. Melakoni laga final Wimbledon 2018 melawan Angelique Kerber , Serena menuai kekalahan dalam dua set langsung 3-6, 3-6.
ADVERTISEMENT
Laga final yang dihelat di Center Court The All England Lawn Tennis and Croquet Club pada Sabtu (14/7/2018) itu ditutup dengan kepastian Kerber merebut gelar Wimbledon pertamanya.
"Dua minggu ini benar-benar membukakan mata saya, meyakinkan saya bahwa ternyata, oke, saya masih bersaing. Kalau boleh jujur, beberapa bulan lalu saya masih belum paham sebenarnya saya ada di mana, ke mana saya akan melangkah, dan bagaimana caranya untuk kembali ke atas lapangan tenis," jelas Serena dalam wawancara seusai laga, dikutip dari BBC.
"Untuk dapat dicelikkan kembali, saya harus menempuh perjalanan yang tak mudah. Ternyata, saya bisa menempuh langkah yang panjang di kompetisi Grand Slam ini. Saya masih pantas untuk turun arena dan bersaing memperebutkan Grand Slam."
ADVERTISEMENT
Ini menjadi pertama kalinya dalam 10 bulan, Serena menjejak hingga pertandingan puncak kompetisi tenis. Pasca-melahirkan, Serena selalu gagal di babak-babak awal. Sebelum Wimbledon, Roland Garros menjadi capaian yang paling mentereng. Sayang, ia harus mundur menjelang pertandingan melawan Maria Sharapova di babak perempat final akibat cedera.
Menengok apa yang terjadi pada Serena, kata-katanya itu dapat dimaklumi. Serena, bagaimana pun, adalah ratu dunia tenis. Ia lama berdiri di puncak gunung prestasi. Namun, dalam 10 bulan terakhir ia menghadapi segala macam ketidakpastian sebagai seorang petenis profesional.
Itulah sebabnya, mengayun raket hingga ke final walaupun gagal menjadi juara, menjadi momen yang mencelikkan matanya. Memberinya pengertian bahwa ia masih layak untuk menggenggam raket dari satu turnamen ke turnamen lain demi menggapai puncak yang lebih hebat. Demi mendaki sampai ke ketinggian yang melampaui batas kemampuan berpikir seorang petenis.
ADVERTISEMENT
"Dua minggu ini menjadi waktu-waktu yang sangat gila untuk saya. Saya memenangi pertandingan-pertandingan. Saya menemukan kembali mental bertanding di setiap laga. Saya melakukan yang terbaik di setiap pertandingan yang saya hadapi."
"Saya merasa, saya mengambil langkah-langkah ke arah yang benar. Saya mengambil sebuah langkah besar di Wimbledon. Namun, perjalanan saya baru saja dimulai," papar Serena.
Lantas, kekalahan dari Kerber di final Wimbledon 2018 ini juga menjadi penanda bahwa Amerika Serikat Terbuka yang bakal digelar pada 27 Agustus hingga 9 September menjadi harapan terakhirnya untuk mengamankan satu gelar Grand Slam di musim 2018.
Menyoal skenario ini, Serena berujar bahwa ia akan kembali turun arena sebagai sosok yang lebih kuat. To come back stronger, seperti itulah yang biasa diistilahkan orang kebanyakan.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah memahami apa yang perlu saya harus saya perbaiki, lakukan. Saya sudah mengerti apa yang salah dan mengapa saya melakukannya dengan salah, serta apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaikinya."
"Kegilaan-kegilaan macam inilah yang sekarang memenuhi kepala saya. Lantas, saya bisa mengambil kesimpulan: Oke, kekalahan ini akan membuat saya bertumbuh. Kita lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya," tutur Serena, seperti dikutip dari The Guardian.