Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Perkenalkan, Beitar Jerusalem: Klub Paling Rasis di Dunia
30 Maret 2017 6:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT

Beitar Jerusalem bukan nama populer jika menyebutkan kesebelasan sepak bola Israel. Maccabi Haifa, Hapoel Tel Aviv, dan Maccabi Tel Aviv, menjadi nama-nama yang lebih sering didengungkan ketimbang Beitar.
Namun, hal di atas tak berlaku jika Anda membicarakan siapa kesebelasan paling rasis di Israel.
Di saat federasi sepak bola dunia, FIFA, berupaya mengurangi aksi-aksi rasis, suporter Beitar--dengan begitu lugasnya--menyanyikan lagu rasis di setiap pertandingan. “Kami adalah kesebelasan paling rasis di negeri ini!” adalah satu bait dari salah satu lagu Beitar.
Hal di atas menjadi satu di antara banyak hal yang dilakukan oleh Beitar, untuk membuktikan betapa bangganya mereka menjadi satu-satunya kesebelasan yang menganut paham “Selamanya Bersih dari Muslim” di Israel.
“Selamanya Bersih dari Muslim” menjadi slogan yang dibanggakan oleh Beitar dan pendukungnya. Dengan keistimewaan tersebut, mereka menjadi satu-satunya kesebelasan Israel yang belum pernah diperkuat oleh pemain muslim.
Langkah tersebut juga membuat mereka mendapat perhatian dari pemerintah Israel. Wakil Perdana Menteri Israel, Avigdor Lieberman, bahkan menjadikan kesebelasan ini sebagai basis masanya.
“Mereka (Beitar) mencintai negara ini, mereka mencintai orang-orang Israel,” kata Lieberman suatu waktu.
Namun, seiring berjalannya waktu, Beitar perlahan mulai mengubah pandangan sepak bola yang telah lama melekat di kesebelasan ini. Semua bermula ketika Beitar mendatangkan dua pemain muslim, Zaur Sadaev dan Szhabrail Kadaev pada 2013.
ADVERTISEMENT
Langkah lain adalah dengan memberlakukan kebijakan paling besar dalam sejarah kesebelasan ini: melarang suporter menyanyikan lagu rasis.
Dilansir dari maariv.co.il, Rabu (29/3/2017) waktu setempat, kebijakan ini diresmikan per musim ini oleh pemilik klub, Eli Tabib.
"Jika dari tribun terdengar lagu bernuansa rasis yang dinyanyikan oleh pendukung Beitar, maka para pemain akan langsung keluar lapangan, tak peduli pertandingan masih berlangsung sekalipun," ujarnya.
“Lagu diciptakan untuk membuat kesebelasan mencapai level tertinggi, bagian dari pencapaian, hingga menunjukkan bagaimana konsistensi Beitar Jerusalem dalam sepak bola Israel,” kata Tabib. “Saya sangat mengapresiasi suara-suara banyak yang keluar menindaklanjuti ini.
“Ketika lagu dengan tema-tema tersebut dimainkan, pemain akan diinstruksikan untuk pergi dari lapangan. Beberapa memang menganggap ini salah dan yang merasa ini benar. Namun, bukan itu tujuan dari hal ini. Hal ini kami lakukan dengan tujuan agar sepak bola dapat dipandang sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT