Pernyataan IOC soal Kontroversi Petinju Diduga Transgender di Olimpiade Paris

2 Agustus 2024 9:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imane Khelif dari Aljazair saat melawan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada 1 Agustus 2024. Foto: REUTERS/Isabel Infantes
zoom-in-whitePerbesar
Imane Khelif dari Aljazair saat melawan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada 1 Agustus 2024. Foto: REUTERS/Isabel Infantes
ADVERTISEMENT
Imane Khelif viral diperbincangkan usai tampil di Olimpiade Paris 2024. Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee (IOC) buka suara menanggapi kontroversi yang terjadi soal petinju asal Aljazair itu yang dituding sebagai transgender.
ADVERTISEMENT
Imane Khelif mengalahkan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar kelas 66 kg di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada Kamis (1/8). Ia menang dalam waktu 46 detik saja karena Carini memutuskan mundur setelah menerima beberapa pukulan, termasuk yang paling telak pada bagian hidung.
Kemudian, banyak pihak menuding bahwa Khelif adalah seorang transgender. IOC membuat pernyataan resmi pada Jumat (2/8) terkait hal ini. Mereka membela keputusan mengizinkan Khelif dan seorang petinju lagi, Lin Yu-ting asal Taiwan, bertanding di Olimpiade Paris meskipun ada perdebatan terkait gender.
Jadi, kedua petinju ini pernah didiskualifikasi di Kejuaraan Dunia 2023 setelah gagal memenuhi aturan kelayakan Asosiasi Tinju Internasional atau International Boxing Association (IBA) yang melarang atlet dengan kromosom XY pria berkompetisi di nomor putri. Namun, IOC tidak sejalan dengan IBA.
Imane Khelif dari Aljazair saat melawan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada 1 Agustus 2024. Foto: REUTERS/Isabel Infantes
IOC mengatakan, keputusan IBA untuk mendiskualifikasi dua petinju itu tahun lalu adalah sewenang-wenang. Dan kini, masalah terkait Khelif merebak dan IOC kembali mengungkit keputusan IBA tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kedua atlet ini adalah korban dari keputusan tiba-tiba dan sewenang-wenang oleh IBA. Menjelang berakhirnya Kejuaraan Dunia IBA pada tahun 2023, mereka tiba-tiba didiskualifikasi tanpa proses hukum apa pun," tulis IOC dalam situs web resmi mereka pada Jumat (2/8).
"Menurut notulen IBA yang tersedia di situs web mereka, keputusan ini awalnya diambil semata-mata oleh Sekretaris Jenderal dan CEO IBA."
"Agresi saat ini terhadap kedua atlet ini sepenuhnya didasarkan pada keputusan sewenang-wenang ini, yang diambil tanpa prosedur yang tepat, terutama mengingat bahwa para atlet ini telah berkompetisi dalam kompetisi tingkat atas selama bertahun-tahun. IOC berduka atas pelecehan yang dialami kedua atlet tersebut. Setiap orang berhak untuk berolahraga tanpa diskriminasi," jelas mereka.
IOC lalu menerangkan bahwa mereka mengizinkan Imane Khelif untuk bertinju karena sudah melakukan pengecekan paspor dan telah melakukan uji kelayakan sebagaimana di edisi Olimpiade sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 mematuhi peraturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku yang ditetapkan oleh Unit Tinju Paris 2024 (PBU). Seperti halnya kompetisi tinju Olimpiade sebelumnya, jenis kelamin dan usia atlet didasarkan pada paspor mereka," terang IOC pada Jumat (2/8).
"Peraturan ini juga berlaku selama periode kualifikasi, termasuk turnamen tinju European Games 2023, Asian Games, Pan American Games, dan Pacific Games, turnamen kualifikasi Afrika ad hoc 2023 di Dakar (SEN), dan dua turnamen kualifikasi dunia yang diadakan di Busto Arsizio (ITA) dan Bangkok (THA) pada 2024, yang melibatkan total 1.471 petinju berbeda dari 172 Komite Olimpiade Nasional (NOC), Tim Tinju Pengungsi, dan Atlet Netral Perorangan, dan menampilkan lebih dari 2.000 pertandingan kualifikasi."
ADVERTISEMENT
"PBU menggunakan peraturan tinju Tokyo 2020 sebagai dasar untuk mengembangkan peraturannya untuk Paris 2024. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan dampak pada persiapan atlet dan menjamin konsistensi antar Olimpiade. Peraturan Tokyo 2020 ini didasarkan pada peraturan pasca-Rio 2016, yang berlaku sebelum penangguhan Federasi Tinju Internasional oleh IOC pada 2019 dan penarikan pengakuannya pada tahun 2023," tandas IOC.
Imane Khelif dari Aljazair saat melawan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada 1 Agustus 2024. Foto: REUTERS/Isabel Infantes
Sebelumnya, pada Kamis (1/8), IBA juga sudah buka suara menanggapi kehadiran Imane Khelif maupun Lin Yu-ting di Olimpiade Paris 2024. Mereka menuding bahwa IOC tidak konsisten.
"IBA tetap berkomitmen dalam memastikan keadilan kompetitif di semua event kami, kami benar-benar mengutuk ketidakkonsistenan dalam kelayakan untuk berkompetisi dalam cabor tinju Olimpiade Paris 2024. Untuk menegaskan kembali, baik Imane Khelif dan Lin Yu-ting setelah pengujian, tidak memenuhi kriteria kelayakan yang disyaratkan untuk berkompetisi dalam kategori putri di event kami," tulis IBA di situs web resmi mereka.
ADVERTISEMENT
"Sifat mendesak dari keputusan (untuk mendiskualifikasi petinju) itu dapat dibenarkan, karena keselamatan petinju kami adalah prioritas utama kami."
"IBA tidak akan pernah mendukung duel tinju antargender, karena organisasi mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan atlet. Kami melindungi wanita dan hak mereka untuk duel di atas ring dengan lawan setara. Kami akan membela dan mendukung mereka dalam segala hal. Harapan dan impian mereka tidak boleh direnggut oleh organisasi yang tidak mau melakukan hal benar dalam situasi sulit," tandas IBA.