Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Polemik di Manajemen, Atlet Berkuda Kontingen DKI Jakarta Mundur Jelang Kejurnas
6 September 2023 20:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Beberapa atlet kontingen berkuda equestrian DKI Jakarta mundur jelang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Equestrian 2023 di Jakarta International Equestrian Park (JIEP) Pulomas, Jakarta Timur, pada 8-15 September mendatang. Padahal, ajang ini juga menjadi bagian babak kualifikasi akhir PON 2024 Aceh-Sumut.
ADVERTISEMENT
Beberapa atlet yang mundur itu adalah Aisha Maydina Hakim, Nusrtdinov Zayan Fatih, dan Teuku Rifat Renanda Harsya. Albert Extegemus Pelealu yang bertindak sebagai pelatih juga resmi mengajukan surat permohonan pengunduran diri melalui kuasa hukumnya, Gibraltar Marasabessy.
Proses pengunduran diri Albert kini menunggu persetujuan dari Pengprov Pordasi DKI Jakarta yang saat ini dijabat oleh Aryo Djojohadikusumo sebagai Ketua Umum dan Robby F. Asshidiqie sebagai Sekretaris Umum.
Adapun yang menjadi sebab hengkangnya para atlet adalah buruknya manajemen tim pengurus equestrian kontingen DKI Jakarta. Mereka disebut tidak memberikan perhatian pada proses persiapan atlet bahkan sejak awal Babak Kualifikasi PON 2024.
Tahapan verifikasi atlet pun terganjal hingga tidak lolos verifikasi tahap pertama karena dokumen yang tidak lengkap. Itu dinilai imbas lambannya komunikasi dan koordinasi. Bahkan, tim pengurus equestrian kontingen DKI Jakarta disebut tak pernah menghadiri pemusatan latihan pada tanggal 2-4 September 2023 di JIEP.
“Dengan realita yang demikian, terus terang beberapa atlet sudah tidak semangat lagi membela kontingen DKI Jakarta dan menyatakan mengundurkan diri untuk pindah kontingen, lalu untuk kepindahan kontingen itu kan merupakan hak atlet yang memiliki dasar hukum," ujar pemilik DNV Equestrian, Riyanti Kutty Nurinda, yang sebelumnya menjadi bagian dari kontingen DKI Jakarta dalam keterangan resmi, Rabu (6/9).
ADVERTISEMENT
"Namun kenyataannya, saat ini kami dipersulit untuk menyelesaikan dokumen pelepasan atlet dan hingga sekarang ini saat kejurnas tinggal menghitung hari, tidak ada tanda-tanda Pordasi DKI Jakarta untuk menerbitkan surat rekomendasi pelepasan atlet agar ditindaklanjuti oleh KONI DKI Jakarta,” tambahnya.
Upaya mediasi telah ditempuh dengan melibatkan Ketua Umum PP Pordasi, Triwatty Marciano, melalui pertemuan yang digelar Selasa (5/9). Namun, Rinda mengungkapkan bahwa pertemuan yang juga dihadiri oleh Aryo Djojohadikusumo itu menemui jalan buntu dengan sikap PP Pordasi yang memaksakan atlet-atlet tersebut tetap bertahan di kontingen DKI Jakarta.
“Kami akan terus memperjuangkan hak-hak para atlet untuk tetap bisa bertanding di Kejurnas Equestrian 2023 dan PON 2024 melalui kontingen dari daerah lain. Dengan segala perlakuan yang kami terima selama ini, terus terang kami tidak bisa bertahan dengan kontingen yang tata kelola organisasinya berantakan,” lanjut Rinda.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai informasi yang dihimpun, ada kisruh masalah atlet lain yang terjadi di lingkungan Pengprov Pordasi DKI Jakarta. Itu seperti pemberhentian atau penolakan atlet-atlet yang akan memperkuat kontingen DKI Jakarta.
Nama-nama atlet berkuda papan atas Indonesia seperti Ferry Wahyu Hadianto, Andry Sutoyo, Yoel Momongan, Steven Menayang, Alvaro Menayang, dan beberapa atlet potensial lainnya terdepak serta harus pindah ke kontingen lain untuk tetap bisa bertanding meskipun mereka pernah membela kontingen DKI Jakarta sebelumnya.
Padahal bila dilihat secara potensi, para atlet tersebut berpeluang besar untuk menyumbangkan medali bagi kontingen DKI Jakarta. Misalnya, Ferry Wahyu Hadianto yang memiliki prestasi medali emas di SEA Games 2011, SEA Games 2013, SEA Games 2015, PON 2016, dan Kejurnas Equestrian 2019.
ADVERTISEMENT
Setelah sempat merajai kasta equestrian nasional, prestasi para atlet equestrian DKI Jakarta memang boleh dikatakan terjun bebas. Dulu, mereka pernah meraih gelar Juara Umum PON 2016 dan Kejurnas Equestrian 2019 di masa kepemimpinan Alex Asmasoebrata.
Kontingen equestrian DKI Jakarta pernah harus menyerah kalah dari kontingen Jawa Barat yang mendominasi di Kejurnas Equestrian 2021 Parongpong Lembang Bandung. DKI Jakarta harus puas menduduki peringkat kedua juara umum kala itu.
Puncak kegagalan kontingen equestrian DKI Jakarta pun terjadi saat mengikuti Kejurnas Equestrian 2022 yang diselenggarakan di Surabaya Jawa Timur. Tim ibu kota hanya mampu meraih peringkat tujuh dari total delapan kontingen.
“Kami tunggu itikad baik dari Pordasi DKI Jakarta untuk segera mengeluarkan surat rekomendasi pelepasan atlet ke KONI DKI, Kami berharap ini semua bisa diselesaikan tepat waktu dengan pelaksanaan kejurnas. Dan semua ini kami jalani dan tempuh agar para atlet bisa terus bertanding dan berprestasi," tutup Rinda.
ADVERTISEMENT