Polemik Indonesia International Marathon: Uang Hadiah Ditunggak, Panitia Cuek

30 Agustus 2022 12:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jack Ahearn, juara Indonesia International Marathon 2022. Foto: Dok Jack Ahearn
zoom-in-whitePerbesar
Jack Ahearn, juara Indonesia International Marathon 2022. Foto: Dok Jack Ahearn
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia International Marathon 2022 telah dilangsungkan pada 26 Juni lalu di Sanur, Bali. Namun, polemik muncul saat salah seorang juara mengaku tak menerima uang hadiah sebagaimana yang telah dijanjikan.
ADVERTISEMENT
Menurut situs web resmi event, Indonesia International Marathon diklaim sebagai lomba marathon yang pelaksanaannya menerapkan standar World Athletics-AIMS, yang diinisiasi oleh KONI dan melibatkan Race Director dan Race Measurer terbaik. Namun kini, salah seorang pemenang bersuara.
Jack Ahearn, seorang pelari asing asal Australia, menjadi juara pertama di kategori Male Marathon Foreigner/International. Ia mencatatkan waktu 03:30:48 dan semestinya berhak menerima hadiah uang Rp 150 juta sebagai hadiah juara Indonesia International Marathon.
Namun, Jack mengaku bahwa dirinya belum menerima haknya secara penuh. Panitia Indonesia International Marathon bahkan mencuekinya saat ia coba menagih uang hadiah. Nomornya pun diblok pihak panitia.
Jack Ahearn, juara Indonesia International Marathon 2022. Foto: Dok Jack Ahearn
"Jadi pada dasarnya, setidaknya empat dari kami di kategori pelari internasional telah menerima sepertiga dari pembayaran hadiah. Ada komunikasi antara saya dan panitia via WhatsApp pada awal Juli bahwa akan dibayar, saya diminta mengirimkan dokumen dan lain-lain, lalu mereka tidak merespons untuk waktu lama," lanjut Jack.
ADVERTISEMENT
Menurut Ahearn, untuk kategori Foreigner/International, pria atau wanita, bagi juara pertama berhak menerima Rp 150 juta, Rp 100 juta (runner-up), dan Rp 75 juta (tempat ketiga). Namun, sejauh ini, setiap juara baru menerima sepertiga dari uang hadiah yang semestinya itu.
"Mereka tetap tidak merespons saat kami mengirim email. Kami mencoba untuk menelepon kantor di Jakarta, tetapi mereka [KONI Jakarta] tidak tahu tentang itu, tidak ada yang memberi respons, tidak ada yang menjawab pertanyaan kami," tuturnya.
Ilustrasi lari marathon. Foto: AFP/Andrej ISAKOVIC
"Saya akhirnya berkomunikasi dengan Race Director [Riena Tambunan] yang mencoba untuk membantu saya selama ini. Dia membantu saya. Sekitar 4 minggu kemudian, bulan lalu, mereka [panitia] bilang mau transfer ke saya, tetapi mereka bohong padanya [Riena]."
ADVERTISEMENT
"Akhirnya, pekan lalu, mereka mentransfer Rp 50 juta ke saya. Mereka mentransfer sekitar sepertiga dari uang hadiah semestinya ke juara internasional lain," lanjutnya.
Jack menjadi juara pertama Male Marathon Foreigner/International. Kompatriotnya, Mike Akerman, menjadi juara kedua dan Titus Rosier asal Belanda menempati juara ketiga. Sementara di kategori Female Marathon Foreigner/International, juara satu-tiga secara berurutan adalah Nisha (India), Akiko Omiya (Jepang), dan Henrietta Brouwer (Belanda).
Jack berteman baik dengan Akerman, Nisha, dan Brouwer. Menurutnya, tiga pelari itu juga bernasib sama sepertinya.
"Ada setidaknya 4 orang di kategori internasional. Yang saya tahu itu saya, Mike [Akerman/Australia], Nisha [India], dan Nike [Henrietta Brouwer/Belanda]. Kami cuma dibayar sepertiganya," jelasnya.