news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Prancis Terbuka: Lewat 'Thriller' Lima Set, Zverev Tumbangkan Dzumhur

2 Juni 2018 6:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexander Zverev di babak ketiga Prancis Terbuka. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Alexander Zverev di babak ketiga Prancis Terbuka. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
ADVERTISEMENT
Prancis Terbuka 2018 membuktikan bahwa Alexander Zverev Jr. bukan bocah 21 tahun yang kepalang gampang menyerah dalam pertarungan satu lawan satu.
ADVERTISEMENT
Di atas lapangan utama, Court Philippe Chatrier, Roland Garros Stadium, pada Jumat (1/6/2018), Zverev menutup laga gila ala kompetisi Grand Slam dengan kemenangan 6-2, 3-6, 4-6, 7-6 (tie break 7-3), 7-5 atas Damir Dzumhur.
Absennya Roger Federer di Roland Garros 2018 membuat Zverev memasuki kompetisi sebagai unggulan kedua. Predikat harum-semerbak ini memberikan beban yang tak mudah. Kemenangan menjadi hal wajib bukan karena yang dipertaruhkan bukan hanya hitung-hitungan poin dan peringkat, tapi reputasi di ranah tenis.
Dzumhur, petenis asal Bosnia dan Herzegovina, yang menjadi lawan juga bukan lawan sembarangan. Di usianya yang menginjak 26 tahun, ia menyandang status sebagai petenis peringkat 29 dunia. Di ranah tenis, ia adalah petarung sejati.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, Dzumhur dikenal sebagai petenis asal Bosnia dan Herzegovina pertama yang menjejaki kompetisi Grand Slam. Keikutsertaannya di Prancis Terbuka tahun ini menjadi yang kedua kalinya. Sebelumnya, ia berlaga di Roland Garros 2015.
Pertandingan babak ketiga ini membuktikan bahwa peringkat yang diemban keduanya bukan sekadar hitung-hitungan angka. Zverev memang memenangi set pertama dengan skor telak 6-2. Namun hanya karena Zverev memenangi set pertama dalam waktu 26 menit, bukan berarti Dzumhur menyerah begitu saja dan mengabaikan ambisinya untuk melangkah lebih jauh.
Cerita horor untuk Zverev dimulai dari set kedua. Di awal-awal set kedua, keajaiban itu terjadi: pukulan forehand Zverev gagal melewati net. Tadinya, Zverev terlihat santai. Tapi setelahnya, petenis Jerman ini mau tak mau harus mengakui, lawannya ini bukan petenis sembarang.
ADVERTISEMENT
Saat kedudukan 4-3 untuk keunggulan Dzumhur, Zverev mulai frustasi. Alih-alih menyamakan angka, ia malah dihadapkan dengan situasi love-40 (dalam pertandingan tenis, istilah love digunakan sebagai kata ganti skor 0 -red), yang artinya, Dzumhur memenangi gim dan skor berubah menjadi 3-5, bahkan 3-6.
Situasi menjadi imbang. Zverev memenangi set pembuka, Dzumhur mengantongi set kedua. Apa boleh buat, pertandingan harus berlangsung lebih lama, hingga set keempat. Di set ketiga, kecepatan permainan Dzumhur begitu membatasi pergerakan Zverev.
Kedudukan 3-3 seolah menjadi penanda bahwa Zverev akan melampaui Dzumhur. Sebabnya, ia berhasil memimpin perolehan poin dengan kedudukan 40-0 di gim ini. Ternyata, justru Dzumhur yang berhasil memenangi poin demi poin, gim demi gim. Pada akhirnya, set ketiga ditutup dengan skor 4-6 untuk kekalahan Zverev.
ADVERTISEMENT
Set keempat dibuka dengan fragmen jenaka saat Dzumhur bertabrakan dengan ball boy. Ketika kedudukan sama kuat 2-2, pukulan forehand Dzumhur bekerja dengan piawai. Kedudukan berubah menjadi 3-2 untuk keunggulan sang petenis peringkat 29.
Dzumhur di babak ketiga Prancis Terbuka. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Dzumhur di babak ketiga Prancis Terbuka. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
Bagi Dzumhur, laga set keempat tidak berjalan seperti set kedua dan ketiga. Permainan ofensifnya diladeni dengan permainan defensif lawan yang pada akhirnya mengacaukan konsentrasi. Buktinya, saat kedudukan 4-3, Dzumhur malah membuat unforced errors empat kali berturut-turut yang berarti memberikan keunggulan 5-4 untuk Zverev. Set keempat sendiri harus dilanjukan ke babak tie-break yang secara garis besar mampu dikendalikan Zverev.
Kompetisi Grand Slam memang menjadi pertandingan hidup dan mati bagi para petenis. Melihat permainan Zverev di set pertama, orang-orang menyangka bahwa pertandingan ini akan berakhir di set ketiga. Saat melihat perlawanan Dzumhur di set kedua dan ketiga, orang-orang mengira, Zverev akan menyerah di set keempat.
ADVERTISEMENT
Pada kenyataannya, pertandingan berlanjut pada set kelima. Dibandingkan dengan sebelumnya, permainan kedua petenis di set kelima lebih seimbang. Kejar-mengejar poin menjadi pemandangan yang bisa disaksikan sepanjang set kelima bergulir.
Dzumhur berhasil mengubah kedudukan 4-4 menjadi 5-4 dengan memenangi tiga gim berturut-turut. Match point, kemenangan semakin dekat dengan Dzumhur. Namun, Zverev belum menyerah.
Ia melesakkan servis yang tidak dapat dikembalikan oleh Dzumhur. Setelahnya, pertandingan berpihak pada Zverev. Di gim terakhir ia tampil beringas. Kemenangan 7-5 direbutnya lewat torehan winner yang lahir dari pukulan voli forehand-nya.
Bila menilik catatan statistik laga, secara keseluruhan, Zverev tampil sebagai petenis yang lebih agresif membangun serangan. Namun, pertahanan Dzumhur yang cukup kokoh mampu mematahkan serangan-serangan Zverev. Salah satunya, terlihat dari upaya net points (poin yang dimenangi dengan cara maju ke depan net -red) yang mencapai angka 67. Sayangnya, hanya 43% (29 dari 67 -red) yang menghasilkan angka.
ADVERTISEMENT
"Grand Slam tidak pernah mudah. Ya, seperti inilah Grand Slam. Setiap petenis akan memunculkan permainan terbaiknya di Grand Slam, apalagi saat bertanding di lapangan utama melawan petenis dengan peringkat yang lebih tinggi. Buat saya, kesusahan seperti ini memang harus muncul dalam kompetisi sekelas Grand Slam."
"Saya berusaha untuk menang. Kalau saya bisa menang dengan tiga set, tak masalah. Kalau kemenangan itu juga harus saya rebut dalam lima set, juga bukan masalah. Poin utamanya, saya berusaha untuk menang, seperti apa pun pertandingannya," ungkap Zverev dalam wawancara seusai laga, mengutip laman resmi Roland Garros.