Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Komplek Stade Roland Garros boleh jadi telah mengalami modifikasi, tetapi Rafael Nadal -- si Pakar Tanah Merah Itu -- masih bisa berjaya di sana. Melawan Yannick Hanfmann dalam babak pertama Prancis Terbuka, Senin (27/5/2019), Nadal menggenggam kemenangan mudah dalam tiga set 6-2 6-1 6-3.
ADVERTISEMENT
Sebelum berduel, Hanfmann sempat mengumbar tekad untuk merepotkan Nadal. Akan tetapi, yang terjadi malah petenis asal Jerman itu gagal memanfaatkan kebiasaan Nadal memulai dengan lamban saat tampil di Roland Garros. Jika menengok statistik, Nadal memiliki persentase memenangi 78% poin di servis pertama, dan 80% di servis kedua.
Kemenangan ini membuat rekor Nadal di Roland Garros kian mengilap saja: 87-2. Namun, sebagai seorang perfeksionis, petenis asal Spanyol itu tak bisa dipuaskan dengan catatan seperti itu. Dia inginkan lebih, dan targetnya di Prancis Terbuka ini adalah merasakan Grand Slam ke-12.
"Apa yang saya lakukan sepanjang karier saya adalah jalan menuju court dengan tujuan untuk berkembang. Itulah yang membuat saya merasa selalu hidup dan berhasrat juga menikmati proses peningkatan dalam apa pun," ucap Nadal.
ADVERTISEMENT
Nadal memang telah memenangi Italia Terbuka tahun ini. Namun, hal tersebut tak membuatnya betul-betul yakin bisa memenangi Prancis Terbuka. Dia mengingat bahwa tahun ini juga sempat mengalami tiga kegagalan beruntun di semifinal saat tampil di Monte Carlo, Barcelona, dan Madrid.
"Saya merasa, ketika saya yakin terhadap sesuatu, saya merasa bisa menjadi arogan. Karena kamu berharap dan memiliki suatu hasrat supaya hal yang kamu inginkan dapat terjadi. Tetapi, untuk meyakinkan saja, saya hampir selalu yakin untuk bersikap tidak yakin terhadap segala hal di dunia ini," tutur sosok berusia 32 tahun ini.
Kemudian tengok Novak Djokovic, rival dan lawan yang ditaklukkan Nadal di Italia Terbuka. Hari itu, petenis asal Serbia itu juga meraih kemenangan mudah 6-4 6-2 6-2 atas petenis muda dari Polandia, Hubert Hurkacz. Untuk saat ini, Djokovic merupakan petenis dengan kans paling besar untuk menjegal ambisi Nadal di Prancis Terbuka tahun ini.
ADVERTISEMENT
Jangan Pernah Coret Nama Serena William
Sementara itu, kejutan terjadi di tenis tunggal putri. Sempat memenangi set pertama 6-0, Caroline Wozniacki malah takluk 3-6 3-6 di set kedua dan ketiga dari Veronika Kudermetova. Sebagai informasi, Kudermetova merupakan petenis asal Rusia dan dia baru 22 tahun.
Dan... hampir saja Serena Williams merasakan nasib serupa dengan Wozniacki. Melawan wakil Rusia lain, Vitalia Diatchenko, Serena terlihat jarang berlari dan frustrasi sehingga takluk 2-6 di set pertama. Namun, petenis asal Amerika Serikat itu mengamuk di set kedua dan ketiga. Kemenangan 6-1 dan 6-0 pun dapat diraih Serena.
Setelah kemenangan diraih, Serena menuturkan bahwa dia sempat berpikir untuk tak tampil di Prancis Terbuka. "Pikiran untuk tak tampil di sini selalu melintas di kepala saya. Tetapi, pada akhirnya di sinilah saya. Saya akan memberikan yang terbaik yang saya bisa," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Torehan gelar Serena masih saja 23 sejak Januari 2017. Setelah hari itu, Serena telah mengikuti empat Grand Slam dan selalu berbuah nihil dan cedera menjadi rival terkuatnya. Bahkan, sebelum Prancis Terbuka, perkara kebugaran Serena sempat menjadi bahan perbincangan.
Namun, seperti yang Serena bilang sendiri, dia akan mencoba. Dan sampai dia betul-betul tercoret, jangan dulu coret nama Serena Williams dari Prancis Terbuka.