Presiden NOC Indonesia Yakin Sejarah Baru di Olimpiade: Kita Bikin Rugi Negara

28 Februari 2024 10:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari (keempat kanan depan) berfoto bersama pebulu tangkis Indonesia saat mengunjungi Pelatnas Bulu tangkis di PBSI Cipayung, Jakarta, Selasa (27/2/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari (keempat kanan depan) berfoto bersama pebulu tangkis Indonesia saat mengunjungi Pelatnas Bulu tangkis di PBSI Cipayung, Jakarta, Selasa (27/2/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Olimpiade 2024 Paris hanya tinggal menghitung bulan. Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, mengutarakan optimismenya bahwa kontingen 'Merah Putih' bisa membuat sejarah baru.
ADVERTISEMENT
Bicara di hadapan para pebulu tangkis di Pelatnas PBSI, Okto berharap raihan emas dari cabor bulu tangkis bisa lebih dari satu. Sementara, ada cabor lain yang juga mungkin bisa menyumbang 2 emas di Olimpiade nanti.
"Olimpiade ini sangat menarik dan unik karena trufnya enggak besar, tapi potensi emasnya, saya cukup yakin kita bikin sejarah baru. Itu harus ditulis tempat badminton. Kalau Allah menghendaki, ridho ke kita, panjat tebing bisa lolos berarti 2 emas. Angkat besi 2 emas. Badminton bisa lebih banyak," terangnya kepada pewarta di Cipayung, Jakarta, pada Selasa (27/2).
"Kita bikin rugi negara. Waktu saya jadi CdM [Olimpiade 2016 Rio], itu pertama kali bonus terbesar dalam sejarah olahraga Indonesia diberikan Pak Jokowi. Satu emas, Rp 10 miliar," tambah Okto.
ADVERTISEMENT
Owi dan Butet di Olimpiade 2016. Foto: Dean Mouhtaropoulos/Getty Images
Pada Olimpiade 2016 Rio, hanya satu emas yang didapat Indonesia, yakni disumbangkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dari cabor bulu tangkis. Pada waktu itu, bonus untuk peraih emas dari pemerintah adalah Rp 5 miliar, tetapi maksud Okto, Tontowi/Liliyana masing-masing menerima Rp 5 miliar, bukan Rp 5 miliar dibagi 2.
Sementara untuk Olimpiade 2020 Tokyo, peraih medali emas mendapat Rp 5,5 miliar, peraih medali perak mendapat Rp 2,5 miliar, dan peraih medali perunggu mendapat Rp 1,5 miliar. Jadi, bonus yang diterima para atlet meningkat masing-masing naik Rp 500 juta untuk tiap keping medali jika dibanding Olimpiade 2016.
Infografik Terima Kasih Pahlawan. Foto: Tim Kreatif kumparan
Bicara soal emas, sepanjang sejarah Olimpiade, Indonesia baru mengoleksi total 8 emas dari 7 edisi perhelatan berbeda sejak 1992. Semua emas itu berasal dari cabor bulu tangkis, Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi yang teranyar di Tokyo.
ADVERTISEMENT
Bulu tangkis juga menyumbang 6 perak dan 7 perunggu. Adapun cabor lain yang pernah menyumbang medali di Olimpiade adalah panahan (1 perak) dan angkat besi (7 perak dan 8 perunggu).