Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Profil Giannis Antetokounmpo, MVP Final NBA 2021 yang Pernah Hidup Miskin
21 Juli 2021 13:47 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemain 26 tahun tersebut tampil apik dalam kemenangan Bucks atas Phoenix Suns di gim keenam, Rabu (21/7) pagi WIB. Giannis mencetak 5o poin dalam kemenangan 105-98.
Atas sumbangsihnya tersebut, Giannis membawa Bucks menjadi kampiun untuk kali pertama dalam 50 tahun terakhir. Ia sendiri menjadi pemain asing kelima yang meraih MVP final.
Lantas, siapa Giannis Antetokounmpo dan bagaimana kiprahnya di dunia basket?
Giannis lahir pada 6 Desember 1994 di Athena, Yunani. Sebagai keluarga imigran dari Nigeria, ia tak pernah secara resmi diakui sebagai warga Yunani.
Ibunya, Veronica, bekerja sebagai pengasuh bayi sementara ayahnya, Charles, bekerja sebagai kuli angkut. Giannis dan kakaknya, Thanasis, membantu ekonomi keluarga dengan menjual tas dan kacamata di jalan-jalan kota.
ADVERTISEMENT
"Kadang-kadang saya pergi ke sekolah tanpa sarapan. Terkadang, tidak setiap waktu. Ketika saya kembali ke rumah, kadang tidak ada makanan," kata Giannis dikutip dari laman resmi Olimpiade.
"Saya harus berlatih. Saya akan kembali dari latihan pada pukul 11 malam dan saat itulah saya akan makan untuk pertama kalinya pada hari tersebut," tambahnya.
Mereka mengalami penggusuran rumah berkali-kali, sementara itu mereka semakin jauh dengan masyarakat Yunani karena tingginya sikap xenofobia di dalam negeri.
Kendati demikian, mereka masih bisa menemukan kebahagiaan lewat olahraga. Bukan basket, melainkan sepak bola yang kala itu dimainkan oleh Giannis dan saudara-saudaranya.
Semuanya lantas berubah pada 2007 ketika seorang pelatih basket lokal, Spiros Velliniatis, melihat potensi fisik Giannis yang saat itu baru berusia 13 tahun.
Spiros lantas meyakinkan ibunya bahwa bola basket akan memberi mereka kehidupan baru. Veronica setuju dan membiarkan anak keduanya mulai bermain.
ADVERTISEMENT
Tiga tahun kemudian, Giannis dan Thanasis sama-sama bermain untuk klub divisi dua Yunani, Filathlitikos. Penampilan keduanya menarik perhatian para pencari bakat.
Pada April 2013, Giannis secara resmi membuat dirinya berada dalam daftar NBA Draft. Akan tetapi, saat itu statusnya tidak memiliki kewarganegaraan. Hal itu tentu mengancam mimpinya.
Akan tetapi, nasib baik menimpanya ketika Giannis dan Thanasis menerima surat-surat resmi. Pada NBA Draft 2013 di New York, Giannis terpilih.
Milwaukee Bucks memanfaatkan potensi fisik Giannis. Kala itu tingginya 2,11 meter, dikombinasikan dengan kecepatan dan ketangkasan yang luar biasa membuatnya dijuluki 'Greek Freak'.
Pertaruhan Bucks membuahkan hasil. Pada musim ketiganya bersama klub, Giannis memiliki catatan apik di mana ia mencetak rata-rata 16,9 poin per gim.
ADVERTISEMENT
Bukan kebetulan bahwa Bucks mencapai babak playoff tiga kali dalam lima musim pertama Giannis. Pada musim 2018/19, ia menjadi pemain Bucks pertama yang dinobatkan sebagai MVP liga setelah Kareem Abdul-Jabar.
Sisanya terukir baik dalam sejarah. Giannis selanjutnya meraih gelar MVP liga di musim 2019/20. Pada 2021, ia menjuarai NBA bersama Bucks sekaligus menjadi MVP final.
Giannis kini setara dengan Michael Jordan sebagai pemain yang memenangi dua MVP regular season, satu MVP final, dan Pemain Bertahan Terbaik.