Profil Iga Swiatek: Batal Jadi Perenang, Kini Petenis Juara French Open 2020

11 Oktober 2020 13:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Iga Swiatek dari Polandia mengembalikan bola ke Sofia Kenin dari AS saat pertandingan tenis final tunggal putri di French Open 2020. Foto: Martin Bureau/ AFP
zoom-in-whitePerbesar
Iga Swiatek dari Polandia mengembalikan bola ke Sofia Kenin dari AS saat pertandingan tenis final tunggal putri di French Open 2020. Foto: Martin Bureau/ AFP
ADVERTISEMENT
French Open 2020 dikagetkan oleh Iga Swiatek. Publik mungkin mengira Sofia Kenin (21 tahun) akan merengkuh trofi Grand Slam kedua sepanjang kariernya usai memenangi Australian Open 2020 pada Februari lalu.
ADVERTISEMENT
Terlebih, lawan petenis Amerika Serikat itu di final Roland-Garros 'cuma' Iga Swiatek, petenis 19 tahun yang hanya mencapai Babak 4 di turnamen Grand Slam 'Negeri Kanguru'. Namun, si petenis Polandia membungkam segala keraguan.
Swiatek mengalahkan Kenin dengan skor dominan (6-4, 6-1) pada Sabtu (10/10) waktu setempat. Publik terkejut, Swiatek sendiri juga kaget.
"Saya tidak menyangka bisa memenangi trofi ini. Ini jelas luar biasa bagi saya, pengalaman yang mengubah hidup. Saya hanya merasa seperti membuat sejarah," katanya, dilansir BBC.

Iga Swiatek: Juara French Open 2020 yang batal jadi perenang

Iga Swiatek dari Polandia mengembalikan bola ke Sofia Kenin dari AS saat pertandingan tenis final tunggal putri di French Open 2020. Foto: Anne-Christine Poujoulat/AFP
Iga Swiatek berasal dari keluarga atlet. Ayahnya, Tomasz, adalah atlet dayung yang pernah tampil di Olimpiade Seoul 1988. Nah, Tomasz memang mendidik dua anaknya, Iga dan Agata menjadi atlet yang kompetitif.
ADVERTISEMENT
Agata duluan yang terjun ke dunia olahraga dan memilih cabang renang. Lalu, sosok yang tiga tahun lebih tua dari Iga ini beralih cabang ke tenis.
Apakah Iga pernah mencoba untuk menjadi perenang juga? Hampir, bahkan konon dia sudah berhenti sebelum memulai.

Iga Swiatek dan bayang-bayang sang kakak

Iga Swiatek dari Polandia mengembalikan bola ke Sofia Kenin dari AS saat pertandingan tenis final tunggal putri di French Open 2020. Foto: Martin Bureau/ AFP
Kata orang, sosok ayah merupakan cinta pertama bagi anak perempuan. Di sisi lain, seorang kakak adalah rival pertama bagi seorang adik. Begitulah relasi antara Iga dan Agata di dunia olahraga.
Tadi Iga bilang, dia takut air, makanya batal jadi perenang. Padahal, perempuan kelahiran Warsaw itu bisa saja mencari cabang olahraga lain, tetapi kenapa harus tenis?
Awalnya, sederhana, yakni karena Iga ingin mengalahkan kakaknya. Selalu.
ADVERTISEMENT
"Saya selalu berkompetisi dengannya ketika masih kecil dan saya selalu kalah, jadi itu sangat memotivasi saya," katanya kepada WTA Tennis.
Ilustrasi berlatih tenis. Foto: Shutter Stock/kumparan
"Saya rasa saya sangat kompetitif. Bukan cuma tenis; renang atau melakukan apa pun, saya akan selalu kompetitif. Saya rasa saya menyukainya karena saya pandai dalam hal itu. Wajar buat saya."

Iga Swiatek yang tak pernah bisa mengalahkan sang kakak

Iga Swiatek dari Polandia mencium trofi Suzanne Lenglen setelah memenangkan pertandingan tenis final tunggal putri melawan Sofia Kenin dari AS. Foto: Martin Bureau/ AFP
Kini, Iga Swiatek telah dikenal sebagai seorang jawara French Open 2020. Jawara Grand Slam. Nama "Iga" lebih harum ketimbang sang kakak, "Agata".
Pertanyaannya, sebelum mencapai titik ini, pernah dan kapankah Iga bisa mengalahkan Agata?
"Saya belum [pernah mengalahkannya]. Dia berhenti bermain tenis sekitar 3-4 tahun lalu gara-gara cedera, jadi saya tak mendapat kesempatan [mengalahkannya]. Namun, dia hebat. Kini, dia sangat bangga pada saya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Itulah alasan kalian juga tak pernah mendengar nama Agata Swiatek di turnamen Grand Slam sebelumnya. Sang kakak kini hanyalah bayang-bayang yang 'tak dapat disentuh' Iga. Namun yang pasti, Agata kini menopangnya dari belakang.
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.