Profil Lianne Tan: Tunggal Belgia, Viral Usai Bicara Bahasa Indonesia saat Laga

28 Juli 2021 15:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lianne Tan dari Belgia beraksi saat melawan Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia pada Babak Grup Olimpiade Tokyo 2020, Rabu (28/7/2021). Foto: Leonhard Foeger/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Lianne Tan dari Belgia beraksi saat melawan Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia pada Babak Grup Olimpiade Tokyo 2020, Rabu (28/7/2021). Foto: Leonhard Foeger/REUTERS
ADVERTISEMENT
Lianne Tan asal Belgia menjadi buah bibir saat melawan wakil Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, dalam partai terakhir tunggal putri Grup M Olimpiade 2020, Rabu (28/7). Itu karena ternyata dia adalah pemain keturunan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Gregoria dan Tan bertanding di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Jepang. Tan kalah dua gim langsung dengan skor 11-21 & 17-21, gagal lolos dari babak penyisihan.
Meski demikian, Tan dan pelatihnya mencuri perhatian karena kedapatan mengobrol dengan Bahasa Indonesia saat interval dan pergantian gim. Faktanya, Tan adalah orang Belgia keturunan Indonesia dan pelatihnya, Indra Bagus Ade Chandra, lahir di Jakarta.
Pada stori ini, kami ingin mengajak kalian lebih mengenal sosok Lianne Tan. Simak profil dirinya di sini.

Profil Lianne Tan, Atlet Tunggal Putri Belgia Berdarah Indonesia

Lianne Tan dari Belgia beraksi saat melawan Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia pada Babak Grup Olimpiade Tokyo 2020, Rabu (28/7/2021). Foto: Leonhard Foeger/REUTERS
Lianne Tan lahir di Bilzen, Belgia, pada 20 November 1990. Ayahnya merupakan orang Indonesia dan ibunya adalah orang Belgia. Tan sendiri telah beberapa kali berkunjung ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dia (ayah) berasal dari Bandung di Pulau Jawa. Saya pergi ke sana setiap musim panas untuk mengunjungi keluarga. Itu tempat yang bagus untuk berlatih. Namun, sangat sulit untuk bisa menonjol di bulu tangkis di sana," katanya, dikutip dari situs web resmi Olimpiade.
"Lahir dari ayah Indonesia dan ibu Belgia merupakan keuntungan karena kami (saya dan saudara laki-laki saya, Yuhan) tumbuh dalam dua budaya yang sangat berbeda dan kami dapat belajar tentang keduanya," lanjutnya.
Salah satu bukti Lianne Tan tak melupakan akar Indonesia-nya adalah unggahan Instagram-nya pada 17 Agustus 2020. Kala itu, ia mengunggah foto dirinya dan Yuhan memakai pakaian adat Indonesia sambil menulis caption yang menyentuh.
"Jangan pernah lupa dari mana kamu berasal. Menjadi setengah Indonesia adalah sesuatu yang selalu saya banggakan. Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia," tulisnya.
ADVERTISEMENT
"Foto ini adalah saat Indonesia Open 2012. Saya senang melihat foto ini lagi. Ini membawa kembali kenangan indah yang selalu saya bagikan dengan saudara laki-laki saya di tur bulu tangkis. Sungguh suatu kehormatan," lanjutnya.
Tan sudah menekuni bulu tangkis sejak usia 8 tahun. Pada awalnya, Tan menekuni dua cabang olahraga, yakni bulu tangkis dan senam. Akan tetapi, karena pengaruh keluarga, dia memutuskan untuk menjadi atlet bulu tangkis.
"Saya melakukan kedua olahraga itu selama satu tahun, tetapi menjadi rumit. Jadi, pilihannya mudah dibuat. Ayah, saudara laki-laki, dan saudara perempuan saya memainkan olahraga itu (bulu tangkis), jadi saya ikutan. Juga, saya suka perasaan menang," tambahnya.
Wajar jika publik Indonesia tak terlalu sering mendengar nama Lianne Tan sebelumnya. Sebab, tunggal putri peringkat 38 dunia ini lebih sering eksis di turnamen BWF International Challenge/Series yang dihelat di Eropa, Amerika, dan Afrika.
ADVERTISEMENT
Namun sebetulnya, Tan dan juga Yuhan pernah berkompetisi di Olimpiade 2012 dan 2016. Nasibnya di dua Olimpiade tersebut sama seperti di Tokyo sekarang, yakni tersingkir di babak grup.
Satu hal menarik lain dari Tan adalah ternyata dia pernah mengambil studi Kedokteran Gigi di Universitas Radboud, Nijmegen, Belanda. Jadi, selain punya prestasi di bidang olahraga, dia juga memiliki riwayat pendidikan di bidang akademis.

Sejumlah prestasi bulu tangkis Lianne Tan

***