Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Profil Mohamed Khalil Jendoubi, Atlet Taekwondo 'Kembaran' Bruno Fernandes
27 Juli 2021 15:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
'Kembaran' dalam konteks ini bukan berarti Fernandes dan Jendoubi benar-benar saudara kandung, ya. Hanya, jika diperhatikan, paras wajah keduanya mirip.
Tak pelak, Jendoubi menjadi viral di kalangan netizen kala beraksi mewakili Tunisia di cabang olahraga taekwondo kelas terbang (58 kg) Olimpiade 2020. Aksinya pun dapat memukau publik.
Pada stori ini, kami ingin membuat kalian kenal lebih dekat dengan Mohamed Khalil Jendoubi. Simak profil atlet yang akhirnya merebut medali perak Olimpiade 2020 itu di sini.
Profil Mohamed Khalil Jendoubi, Atlet Taekwondo yang Disebut Mirip Bruno Fernandes
Mohamed Khalil Jendoubi lahir di Tebourba, Tunisia, pada 1 Juni 2002. Informasi data kelahirannya jelas berbeda dengan Bruno Fernandes yang lahir di Maia, Portugal, pada 8 September 1994.
ADVERTISEMENT
Kalau dicek di Google, jarak antara dua kota itu adalah sejauh 2.553,9 kilometer dengan waktu tempuh 34 jam. Selisih usia mereka pun sekitar 8 tahun. Jadi, mereka memang bukan saudara kandung, ya.
Jendoubi sudah berkomentar soal kemiripan wajahnya dengan Fernandes. Ia menyebut, dirinya lebih mirip Mesut Oezil.
"Apakah kamu tahu kamu seperti Bruno Fernandes?" tanya wartawan Bein Sport. "Saya pikir saya lebih mirip Mesut Oezil," jawab Khalil.
Mohamed Khalil Jendoubi sendiri pun telah menekuni taekwondo sejak lama dan sudah berprestasi sejak remaja. Ia tercatat meraih medali perunggu nomor 48 kg putra kala bertanding di Olimpiade Remaja Musim Panas 2019 di Buenos Aires, Argentina.
Setahun berselang, Jendoubi nyaris bisa tampil pada kelas fin (54 kg) dalam Kejuaraan Dunia Taekwondo yang diadakan di Manchester, Inggris, pada Mei 2019. Namun sayang, perkara visa membuatnya batal tampil.
ADVERTISEMENT
Kekecewaan itu terobati karena Jendoubi bisa beraksi di African Games 2019 yang dihelat pada Agustus tahun yang sama. Ia berhasil meraih medali emas cabang olahraga taekwondo nomor 54 kg putra usai mengalahkan Moaz Azat asal Mesir.
Bicara soal taekwondo, Jendoubi memiliki alasan tersendiri mengapa tertarik menekuni olahraga bela diri asal Korea ini. Sebab baginya, olahraga ini mengajarkannya banyak hal.
"Taekwondo menyelamatkan hidup saya, itu mengajari saya banyak hal, tentang kehidupan, tentang rasa hormat. Olahraga ini memperkuat kepribadian saya, mengubah hidup saya," katanya, dilansir aipsmedia.com pada 2019.
Mimpi terbesar Jendoubi adalah meraih medali emas Olimpiade dan menjuarai kejuaraan dunia taekwondo. Olimpiade 2020 adalah Olimpiade pertamanya dan ia berhasil meraih perak. Ia hampir meraih emas, tetapi sayang kalah dari Vito Dell'Aquila asal Italia.
ADVERTISEMENT
Namun sepertinya, kegagalan meraih emas Olimpiade 2020 tidak akan membuat Mohamed Khalil Jendoubi menyerah di taekwondo. Sebab, sebagaimana tertera di situs web resmi Olimpiade, ia memiliki filosofi hidup begini:
"Gairah adalah prasyarat besar untuk menang. Itu membuat Anda bersedia untuk melompati rintangan dan melewati semua pasang-surut dan segala sesuatu di antaranya untuk mencapai tujuan Anda."
***