Profil Presiden UFC Dana White: Dulu Tukang Parkir Valet, Kini Miliarder

2 November 2020 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden UFC Dana White. Foto: Yifan Ding/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Presiden UFC Dana White. Foto: Yifan Ding/Getty Images
ADVERTISEMENT
Dana White adalah salah satu wajah utama dalam ajang olahraga seni bela diri campuran dan seorang gembong di balik Ultimate Fighting Championship (UFC).
ADVERTISEMENT
Bos perusahaan tersebut adalah kunci dalam beberapa pergelaran ajang Mixed Martial Arts (MMA) terbesar dan berperan penting dalam menjaga UFC tetap bergulir terlepas dari semua kesulitan yang datang selama pandemi.
Dia bekerja tanpa lelah di belakang layar menghadirkan pertandingan demi pertandingan untuk memuaskan para penggemar meskipun masalah akibat karantina COVID-19 datang silih berganti.
Terbaru, dia menjadi dalang dalam perhelatan akbar yang mempertemukan Khabib Nurmagomedov melawan Justin Gaethje dalam laga UFC 254 di Pulau Yas, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (24,10).
Lantas, siapa sebenarnya sosok Dana White dan bagaimana perjalanannya bisa menjadi salah satu tokoh utama dunia olahraga?
Dana Frederick White Jr lahir di Manchester, Connecticut, pada 28 Juli 1969. Ayahnya bernama Dana White dan ibunya bernama June, Dana White Junior adalah keturunan Amerika-Irlandia.
ADVERTISEMENT
Sebagian masa kecilnya banyak dihabiskan bersama keluarga ibunya dan dia mengenal tinju pada usia 17 tahun. Dana White lulus dari Sekolah Menengah Hermon, Maine, pada 1987. Sempat melanjutkan kuliah di dua tempat berbeda, Quincy College dan UMass Boston, keduanya berhenti di semester pertama.
Setelah lulus sekolah, White pernah menjalani pekerjaan sebagai tukang parkir valet di sebuah hotel. Pekerjaan itu ternyata tidak membuatnya bahagia dan dia memilih terjun ke bisnis tinju.
Presiden UFC Dana White. Foto: Zhe Ji/Getty Images
Selama dekade berikutnya, pria berkepala plontos ini bekerja di setiap aspek dunia tinju, dari menjadi petinju hingga pelatih dan menjadi manajer petarung lain, menjadi wasit dan menjalankan sebuah gym.
Pada tahun-tahun awal, White tinggal di Ware, Massachusetts. Alasan mengapa dia meninggalkan Boston menuju Las Vegas adalah karena mendapat ancaman dari seorang mafia, Whitey Bulger.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, dia dikunjungi oleh beberapa orang yang kemudian memberitahunya bahwa dia berhutang 2.500 USD untuk alasan yang tidak pernah dijelaskan.
Selanjutnya, White bekerja sebagai manajer untuk petarung Tito Ortiz dan Chuck Liddell sebelum mendengar UFC mencari pembeli baru.
"Saya akhirnya mengetahuinya, bahwa mereka dalam masalah dan mereka mungkin akan gulung tikar. Dan saya pernah datang ke acara itu (UFC), dan saya melihat sekeliling dan berpikir, bayangkan jika mereka melakukan ini dan itu. Hal ini sebenarnya bisa menjadi sangat besar,” ungkap White dalam sebuah wawancara dilansir dari Forbes.
Kemudian dia menghubungi teman masa kecilnya Lorenzo Fertitta, yang merupakan seorang eksekutif di Station Casinos. Pada Januari 2001, Lorenzo dan kakak laki-lakinya, Frank, membeli UFC seharga 2 juta USD dan mengangkat White sebagai presiden.
ADVERTISEMENT
Meski mengawali dengan cukup sulit, mereka menggelar The Ultimate Fighter pada 2005 di mana pertarungan menegangkan antara Forrest Griffin dan Stephan Bonnar di final berhasil mendatangkan penikmat baru.
Di bawah kepemimpinan White, UFC berkembang menjadi bisnis yang sangat sukses. Empat belas tahun setelah akuisisi, perusahaan ini memiliki pendapatan kotor sebesar 600 juta USD pada tahun 2015. Jika dikonversikan dengan nilai rupiah saat ini, nilai tersebut sebesar Rp 8,8 triliun.
Presiden UFC Dana White. Foto: Steven Ryan/Getty Images
Pada 2016, UFC dijual ke sekelompok investor swasta seharga lebih dari 4 miliar USD atau setara dengan Rp 58,7 triliun. Menurut laporan, White akan mendapatkan 9 persen dari semua keuntungan di masa depan.
Menurut celebritynetworth.com, kekayaan bersih Dana White pada 2020 diperkirakan ada di angka 500 juta USD atau Rp 7,4 miliar. Nilai itu termasuk gajinya sebagai presiden sebesar Rp 294 juta per tahun.
ADVERTISEMENT
Penulis: Jodi Hermawan