Profil Satria Duta, Pecatur Termuda RI yang Sukses Kalahkan GothamChess

20 Maret 2021 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satria Duta, pemain catur cilik. Foto: Istimewa/Dok Pribadi Keluarga Duta Satria
zoom-in-whitePerbesar
Satria Duta, pemain catur cilik. Foto: Istimewa/Dok Pribadi Keluarga Duta Satria
ADVERTISEMENT
Dewa Kipas bukan satu-satunya pemain catur Indonesia yang pernah mengalahkan GothamChess. Selain si pemilik nama asli Dadang Subur, ada tujuh nama lain yang pernah menaklukkannya, salah satunya adalah Satria Duta.
ADVERTISEMENT
Hal itu diketahui dari data yang dikeluarkan oleh pengamat catur nasional dan internasional sekaligus ahli teknologi informasi PB Percasi, MN Heri Darmanto. Dari jumlah delapan pecatur tersebut, Satria yang saat ini berusia 12 tahun, tercatat sebagai pecatur termuda yang mengalahkan GothamChess.
Ia mengalahkan GothamChess pada Agustus 2020 dalam duel yang berlangsung sekitar tiga menit. Artinya, si pemilik nama asli Levy Rozman telah dikalahkan oleh seorang anak Sekolah Dasar (SD).
Di sisi lain, hal itu bisa menjadi bukti sahih akan kecerdasan Satria saat bermain catur. Saat ini, Rozman diketahui memiliki gelar catur International Master (IM).
Lantas, siapa sebenarnya Satria Duta?

Profil Satria Duta: Pecatur Cilik, Sang Penakluk GothamChess

Satria Duta, pemain catur cilik. Foto: Istimewa/Dok Pribadi Keluarga Duta Satria
Satria Duta Cahaya lahir pada 17 Juli 2008. Ia adalah anak dari pasangan Aar Sumardiono dan Lala Mira Julia. Minatnya terhadap catur sudah muncul sejak dini.
ADVERTISEMENT
Ketika anak-anak sebayanya mungkin lebih senang bermain video gim konsol atau gim di smartphone, Satria menemukan antusiasme tersendiri saat bermain catur. Semua berawal ketika ia dan keluarganya pergi ke Semarang pada 2016.
Di kota yang khas dengan lumpianya itulah Satria pertama kali mengenal catur. Salah seorang temannya yang memperkenalkan catur padanya.
"Teman saya ajak saya untuk bermain catur karena di situ kan ada papan catur, dan teman saya mengajari saya bersama kakak-kakak saya juga. Tapi, waktu itu mainnya masih ngaco-ngaco gitu, saya lalu tertarik [belajar], minta di-download-kan aplikasinya ke bapak," ujar Satria ketika berbincang dengan kumparan, Sabtu (20/3).
Ilustrasi catur. Foto: Pixabay
Catur tampak seperti permainan yang memaksa pemainnya berpikir keras, dan terlihat sulit bagi anak-anak. Namun bagi Satria, itulah yang menjadi daya tarik utamanya untuk belajar catur.
ADVERTISEMENT
"Saya tiba-tiba merasa lebih pintar gitu [saat bermain catur], hehehe... Kan harus memikirkan strategi dan bermain catur itu kan harus kreatif gitu," terang Satria yang juga menekuni basket.
Minat Satria lalu disambut baik oleh sang ayah, Aar. Tak hanya mengunduhkan aplikasi permainan dan membelikan papan catur, Aar juga mengenalkan Satria ke klub catur yang ada di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta.
"Terus sama saya minta download aplikasi Chess.com dan dari situ mulai kenal dan akhirnya main ke KONI DKI. Di KONI DKI itu kan ada Jayakarta Club dan mulai latihan di sana hingga keterusan," terang Aar.
Satria Duta, pemain catur cilik. Foto: Istimewa/Dok Pribadi Keluarga Duta Satria
Satria Duta kemudian kerap berpartisipasi dalam pertandingan catur yang diselenggarakan KONI DKI. Pada akhirnya, Aar memasukkan sang anak ke Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) dan dilatih oleh IM Anjas Novita di sana.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Satria juga berlatih secara privat bersama IM Sean Winshand. Hingga saat ini, ia masih tetap berlatih dengan sosok Pemegang Rekor MURI Pemberi Simultan Termuda tersebut.
Satria membuktikan minat besarnya terhadap catur dengan prestasi. Sang ayah menyebut bahwa dirinya pernah mewakili DKI Jakarta dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur Kelompok Umur 11 di Aceh pada 2018.
"Pada 2018, dia sempat menjadi perwakilan DKI ke Kejurnas. Waktu itu Duta menang seleksi di DKI lalu mewakili DKI untuk Kejurnas Catur di Aceh," jelas Aar.
Meski gagal menjadi juara, Satria dan juga ayahnya sudah cukup bangga sudah bisa mewakili Provinsi Ibu Kota Indonesia di Kejurnas. Ketika ditanya apakah turnamen catur paling berkesan, Satria menjawab Kejuaraan Catur Junior Asia 2019 atau Asian Junior Chess Championshop (AJCC) 2019 di Solo, Jawa Tengah.
Satria Duta di Kejuaraan Catur Junior Asia 2019 atau Asian Junior Chess Championshop (AJCC) 2019. Foto: Istimewa/Dok Pribadi Keluarga Duta Satria
"Langsung ditunjuk oleh Percasi [tanpa seleksi]," tegas Aar soal Satria bertanding di AJCC 2019.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, Satria berharap bisa menjadi pecatur hebat. Dia tampak serius ingin menekuni catur secara profesional.
Aar selaku ayah mengaku siap mendukung dan memfasilitasi Satria. Meski begitu, ia tak menampik tantangannya akan besar. Salah satunya adalah Satria harus mencari pertandingan di luar Indonesia untuk menaikkan statusnya.
"Berguru pada senior-senior, kalau mau title rating itu kan harus ke luar [negeri] karena pertandingan-pertandingannya di Indonesia kan jarang. Kalau di sekitar kita yang paling sering ke Malaysia, kalau mau cari titel IM (International Master) itu ke India atau ke Eropa. Pokoknya kami mengalirlah, berusaha sebaik-baiknya," tandas Aar.
***