Puerto Rico FC: Sumbangsih Carmelo Anthony untuk Tanah Leluhur

18 April 2017 6:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puerto Rico FC, klub milik Carmelo Anthony. (Foto: Puerto Rico FC)
Ada banyak hal yang dapat dilakukan jika Anda memiliki bayaran 24 juta dolar Amerika per tahun. Anda bisa mengadakan pesta meriah di sebuah yacht supermahal atau Anda bisa mendonasikan beberapa persen dari angka tersebut ke yayasan amal.
ADVERTISEMENT
Dua pilihan di atas begitu wajar bagi para orang kaya, tetapi bukan kedua pilihan di atas yang dipilih oleh Carmelo Anthony, pemain NBA yang kini membela New York Knicks.
Melo – sapaan akrab Carmelo Anthony – lebih memilih menghabiskan uang sisa gajinya untuk membeli sebuah klub sepak bola. Ya, kesebelasan sepak bola. Terhitung sejak pertengahan 2015 lalu, Melo resmi menjadi pemilik klub North American Soccer League (NASL) – divisi di bawah Major League Soccer (MLS), Puerto Rico FC.
“Bagiku, ini adalah salah satu cara untuk memperlihatkan fenomena global kepada rakyat Puerto Rico,” kata Melo dalam suatu wawancara kepada ESPNFC. Alasan ini muncul karena ayah Melo adalah orang Puerto Rico.
Kisah ini sendiri bermula saat Melo kerap mengunjungi Puerto Rico selama beberapa tahun belakangan untuk mengawasi proyek pembangunan beberapa lapangan basket di negara tersebut. Pada 2015, datang kesempatan yang belum pernah ada di kepalanya: mengambil alih kepemilikan klub sepak bola lokal yang sedang sekarat.
ADVERTISEMENT
Sepak bola memang tak sebenderang basket, tinju, dan voli di sana. Namun, pada pertengahan 2000-an, pernah ada kesebelasan lokal yang begitu hebat bernama Puerto Rico Islanders; yang cukup bisa berbicara banyak di beberapa kompetisi domestik dan regional, seperti Caribbean Football Union (CFU) Club Championship.
Carmelo Anthony, dua dunia. (Foto: Reuters/Adam Hunger)
Melo, yang besar dengan menyaksikan sepak bola pun langsung berpikir dan meminta pendapat beberapa orang. Tak lama, dia memutuskan satu hal, mengambil kesempatan tersebut dan membuat agar kesebelasan tersebut berkontribusi untuk komunitas lokal.
Pilihan yang diambil Melo sejatinya memang apik. Dengan tujuan mulia, keputusan Melo sebenarnya patut untuk diapresiasi. Namun persoalannya, keputusan ini diambil oleh Melo, pebasket yang hidupnya tak bisa dijauhkan dari kontroversi.
ADVERTISEMENT
Melo pernah tertangkap basah membawa ganja di dalam tasnya. Kemudian, dia juga pernah ditahan karena mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Selain itu, pebasket 32 tahun ini juga pernah terlibat dalam perkelahian dengan para pemain Knicks saat masih bermain untuk Denver Nuggets.
Lewat Puerto Rico FC, Carmelo Anthony seperti ingin mengubah citra buruk yang kadung lekat kepadanya.
“Banyak orang datang ke Puerto Rico dan banyak orang Puerto Rico berada di luar negeri, seperti halnya Amerika Serikat. Aku melakukan ini karena ingin menyatukan mereka. Dengan (kesebelasan) ini, orang di seluruh dunia tahu bagaimana olahraga di sini dan khususnya, bagaimana Puerto Rico itu sendiri.”
Alasan tersebut membuatnya mendatangkan ahli pada beberapa bidang untuk menjadikan kesebelasan ini profesional. Meski begitu, beberapa di antaranya mengundurkan diri karena merasa ide Melo terlalu tinggi.
ADVERTISEMENT
Tom Payne menjadi salah satu dari beberapa ahli yang akhirnya diterima. Payne yang memiliki latar belakang sebagai penasehat bisnis Los Angeles Galaxy kini menjabat sebagai presiden klub. Dia mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh Melo itu cukup gila, meski sejujurnya ide ini begitu mulia.
“Dia gila,” kata Payne. “Dia selalu ingin menyaksikan pertandingan di sini. Dia berkata bahwa keputusan membeli kesebelasan ini bukan hanya sekadar membawa kesebelasan ini ke periode terbaiknya, tetapi juga membawa kesebelasan ini ke suatu era yang benar-benar baru.”
Melo berujar bahwa keputusannya membeli semua kepemilikan kesebelasan ini bukanlah ide yang dia pikirkan secara tidak sengaja. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan sebelum dia memutuskan untuk menandatangani semua berkas.
ADVERTISEMENT
“Aku melakukan ini untuk sebuah proyek jangka panjang. Ini bukanlah suatu proyek yang bakal membuatku kaya dalam waktu sekejap,” kata Melo. “Aku sudah melakukan banyak hal untuk menjadikan ini besar di kemudian hari.”
Saat ditanya berapa uang yang dia keluarkan sebagai modal awal kesebelasan ini, dia menjawab dengan singkat, “Rahasia.” Payne lalu berujar bahwa Melo-lah yang menanggung semua rugi kesebelasan ini awalnya.
Maskot Puerto Rico FC, Kiko El Coqui. (Foto: Puerto Rico FC)
“Awalnya, dia menginginkan harga satu tiket pertandingan lima dolar. Lalu aku memarahinya, ‘Angka tersebut terlalu kecil.’ Kini, harga untuk satu pertandingan berkisar antara delapan hingga 50 dolar tergantung kelasnya. Salah satu rencana terbesarnya saat ini adalah melihat rataan penonton kandang kesebelasan ini meningkat dua kali lipat dari 4000 menjadi 8000,” kata Payne.
ADVERTISEMENT
Hal istimewa lain yang dilakukan oleh Melo adalah upayanya mempertahankan pemain-pemain lokal. Tidak adanya peraturan pembatasan gaji membuat kesebelasan NASL begitu mudah bermanuver mendatangkan pemain dengan iming-iming gaji mahal.
“Dia (Melo) peduli dengan pemain-pemain lawas yang sudah lama bermain di sini. Dia selalu berusaha untuk terbuka dengan pemain-pemain kami,” jelas Payne.
Payne menutup wawancara dengan menarik: “Dengar, ini adalah saat-saat yang tidak tepat untuk menciptakan usaha karena Puerto Rico sedang mengalami krisis finansial. Namun, Melo melakukan semua untuk membangunkan Puerto Rico dari tidurnya. Mungkin, hal itulah yang paling penting baginya kini.”