Resep Keberhasilan Edgar Marvelo: Latihan Bersama Lawan

19 Agustus 2018 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Edgar Marvelo dipeluk pelatihnya usai mendapat medali perak wushu. (Foto: Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Edgar Marvelo dipeluk pelatihnya usai mendapat medali perak wushu. (Foto: Reuters/Beawiharta)
ADVERTISEMENT
Terkadang, berlatih dengan lawan tidak melulu menghadirkan hal yang buruk. Inilah yang dilakukan oleh tim wushu Indonesia jelang Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Pada hari pertama penyelenggaraan cabang olahraga wushu yang diselenggarakan di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Minggu (19/8/2018), Indonesia berhasil mendapat medali perdana. Lewat jasa Edgar Xavier Marvelo yang berlaga di nomor taolu changquan putra, sekeping perak berhasil diamankan.
Menyoal dirinya yang sukses menyajikan medali perdana bagi Indonesia, Edgar mengaku sangat bangga. Dia tidak menyangka bahwa proses latihan selama dua tahun yang dia jalani membuahkan hasil secepat ini; hasil yang bahkan di luar ekspektasi para pelatih dan dirinya sendiri.
"Sebelum bertanding, sebelum pemanasan, sebelum ke tempat bertanding, groginya bukan main. Tegang banget. Wah, gemeter. Tapi tadi udah pemanasan terus baris juga, ngelihat suporter-suporter Indonesia yang luar biasa, itu membuat makin semangat dan menghilangkan grogi," ujar Edgar ketika diwawancarai seusai tanding.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, pria yang mengidolai Jackie Chan ini juga membeberkan satu faktor lain yang membuat dirinya dan tim wushu Indonesia dapat tampil apik di Asian Games 2018 ini. Proses try-out dan pemusatan latihan yang mereka gelar selama empat bulan terakhir di China memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan dirinya dan atlet-atlet lain.
"Dari atlet China dan pelatih China, mereka memberi masukan juga untuk kita. Kita ini bertanding sebagai musuh di dalam lapangan, tapi di luar lapangan kami sahabat. Di sana (China), latihan kami jauh lebih fokus. Ada suntikan motivasi yang diberikan pelatih dan lawan kami, yaitu tim China, di sana," ujar Edgar.
Senada apa yang diungkapkan Edgar, soal latihan bersama China dan Indonesia ini, seperti yang diungkapkan Wei Xinhuan, pelatih wushu China, mampu meningkatkan kemampuan kedua tim secara bersamaan. Dia juga mengapresiasi Edgar yang mampu tampil apik dalam nomor taolu changquan tersebut. Kedua tim, menurut Wei, bisa jadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Edgar Marvelo berbalut bendera merah-putih. (Foto: Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Edgar Marvelo berbalut bendera merah-putih. (Foto: Reuters/Beawiharta)
Pelatih kepala tim wushu Indonesia, Novita, juga mengakui bahwa latihan bersama dengan China ini membuat para pemainnya naik level. Latihan gabungan dengan China, ditambah program latihan yang sama, membuat para pemainnya terbantu. Bukan cuma itu, karena sering latihan bersama, kemampuan Lindswell Kwok juga mulai diperhitungkan oleh China.
"Dia (Lindswell) sudah bisa (sesuai ekspektasi), bukan karena China tidak turun (di nomor taolu taijiquan dan taijijian). China memang mengakui Lindswell sebagai atlet yang bagus. Lindswell juga sudah tahu dia dibebani target emas. Kemarin waktu latihan di China dia diliput juga oleh TV China. Pelatih China-lah yang mengakui bahwa Lindswell adalah yang terbaik," ujar Novita.
China dan Indonesia sendiri sudah bersua di nomor taolu changquan putra sendiri dalam cabor wushu ini. Di nomor tersebut, Indonesia dan China bersaing ketat. Atlet China, Sun Peiyuan, dan Edgar dari Indonesia, hanya berselisih 0,03 poin. Sun meraih poin akhir 9.75, sedangkan Edgar meraih poin 9,72. Indonesia harus merelakan emas taolu changquan Asian Games 2018 jatuh ke tangan China.
ADVERTISEMENT