news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Runtuhnya Dominasi Patriots di Tangan Eagles yang Keras Kepala

5 Februari 2018 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nick Foles dengan trofi Super Bowl-nya. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)
zoom-in-whitePerbesar
Nick Foles dengan trofi Super Bowl-nya. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)
ADVERTISEMENT
U.S. Bank Stadium, Minneapolis, 5 Februari 2018. Ini adalah tempat dan waktu bagi mereka yang keras kepala.
ADVERTISEMENT
Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada banyak sekali hal yang bisa diperbincangkan dari perhelatan Super Bowl LII kali ini. Sebabnya jelas: Super Bowl bukan cuma soal pertarungan dua tim National Football League (NFL) terbaik. Lebih dari itu, ia adalah sebuah perayaan nasional. Sebuah perwujudan dari ke-Amerika-an itu sendiri.
Itulah mengapa, Super Bowl pun menjadi holy grail bagi komersialisasi olahraga. Di sana, iklan-iklan terbaik dari pelbagai korporasi ditayangkan. Di stadion tempat hajatan digelar ditampilkan pula para penghibur papan atas. Kali ini, yang mendapat kehormatan untuk naik pentas adalah Pink dan Justin Timberlake. Pink didapuk sebagai penyanyi lagu kebangsaan 'The Star-Spangled Banner', sementara JT diberi kehormatan menjadi pengisi acara pada jeda antarbabak.
Namun, terlepas dari itu semua, kisah yang bakal terekam di memori lebih lama tentu saja adalah kisah mereka yang berlaga di lapangan. Pada Super Bowl LII, Senin (5/2) pagi WIB, Philadelphia Eagles yang keras kepala itu berhasil menghentikan dominasi New England Patriots setelah menang 41-33 dalam pertarungan empat kuarter yang berlangsung 58 menit.
ADVERTISEMENT
Setelah era keemasan Dallas Cowboys habis, Patriots-lah yang mengambil tempat mereka sebagai tim ningrat NFL. Mereka pun datang ke Minneapolis sebagai juara bertahan. Tak cuma itu, di cincin Bill Belichick, pelatih mereka, telah melingkar lima cincin juara Super Bowl. Lalu, jangan lupakan pula: New England Patriots adalah salah satu tim paling keras kepala di NFL.
Sebagai pemimpin Patriots, ada Tom Brady. Meski telah berusia 40 tahun, quarterback satu ini masih menjadi sosok paling disegani di NFL. Sebagai penyokong utama Brady, mereka punya Rob 'Gronk' Gronkowski sebagai tight end dan Danny Amendola sebagai wide receiver.
Sebaliknya, Eagles datang dengan membawa rasa penasaran. Terakhir kali mereka menjadi juara NFL adalah pada 1960. Ketika itu, Super Bowl belum dikenal dan baru akan dikenal tujuh tahun sesudahnya. Namun, lebih dari itu mereka datang untuk menghapuskan dahaga Kota Philadelphia. Sebelum ini, tim olahraga Philadelphia terakhir adalah Philadelphia Phillies yang menjadi juara World Series Major League Baseball (MLB) pada 2008 silam.
ADVERTISEMENT
Skuat Eagles pun boleh dikatakan compang-camping. Pada pertengahan Desember lalu, quarterback inti mereka, Carson Wentz, mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) saat Eagles berhadapan dengan Los Angeles Rams. Dengan begitu, Doug Pederson harus mengandalkan Nick Foles sebagai fulkrum tim.
Secara keseluruhan, Eagles memang berhasil meredam Patriots. Walau begitu, mereka sempat mengalami kemunduran pada kuarter ketiga dan awal kuarter keempat. Kekeraskepalaan Patriots sempat membuat Eagles was-was, tetapi kekeras-kepalaan pula yang pada akhirnya membuat Eagles berjaya.
Selebrasi touchdown Zach Ertz. (Foto: Reuters/Chris Wattie)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi touchdown Zach Ertz. (Foto: Reuters/Chris Wattie)
Tiga poin pertama Eagles dicetak via field goal saat laga kuarter pertama berlangsung empat menit dan lima detik. Field goal ini terjadi setelah upaya offense yang dipimpin Foles mengalami dua kegagalan beruntun. Setelah itu, Pederson memutuskan untuk meminta Jake Elliott mengeksekusi field goal dan tiga poin pertama bagi Eagles pun dicetak.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, pertandingan mulai berjalan benar-benar ketat. Patriots sempat menyamakan skor lewat field goal, sebelum Eagles memimpin kembali lewat touchdown. Kegagalan Patriots mengeksekusi field goal di menit-menit akhir membuat skor 9-3 untuk Eagles bertahan sampai kuarter pertama usai.
Eagles mampu menjadi pencetak skor pertama pada kuarter kedua lewat touchdown LeGarrette Blount. Namun, Patriots kemudian mengejar lewat satu field goal dan satu touchdown sehingga kedudukan menjadi 15-12. Akhirnya, saat laga tersisa 34 detik Eagles berhasil mencetak satu touchdown plus satu poin tambahan via field goal seraya menutup babak pertama dengan skor 22-12.
Babak kedua, Patriots bangkit. Mereka sedang berusaha untuk melakukan apa yang mereka perbuat kepada Atlanta Falcons musim lalu: melakukan comeback. Pada kuarter ketiga, kedua tim pun saling kejar-mengejar angka. Patriots memperkecil kedudukan terlebih dahulu lewat touchdown Gronk, tetapi Corey Clement berhasil mencetak touchdown balasan untuk kembali menjauhkan keunggulan Eagles.
ADVERTISEMENT
Patriots tak menyerah. Chris Hogan yang menerima umpan Brady berhasil kembali mencatatkan touchdown sekaligus memperkecil ketertinggalan. Setelah touchdown Hogan ini, Eagles hanya mampu membalas lewat field goal Elliott dan kuarter ketiga ditutup dengan skor 32-26 untuk keunggulan Eagles.
Zach Ertz mencatatkan touchdown krusial. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)
zoom-in-whitePerbesar
Zach Ertz mencatatkan touchdown krusial. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque)
Memasuki kuarter keempat, petaka mengintai Eagles. Gronk berhasil mencatatkan touchdown keduanya untuk membawa Patriots berbalik unggul. Bayang-bayang akan kegagalan Falcons pun menyelimuti wajah para pendukung Eagles.
Akan tetapi, raihan poin Patriots hanya berhenti sampai di situ. Saat laga tersisa 2 menit 25 detik, suami bek Tim Nasional Sepak Bola Perempuan Julie Johnston, Zach Ertz, sukses membuat Eagles unggul lima angka lewat touchdown-nya. Meski Patriots punya kans untuk membalas beberapa detik kemudian, upaya Brady dkk. gagal dan menghasilkan fumble yang sukses diamankan para penggawa Eagles.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, di sisa 1 menit 5 detik, Elliott kembali mencetak field goal sekaligus membuat kedudukan menjadi 41-33. Patriots pun kembali berupaya membalas lewat umpan hail mary Brady kepada Gronk. Namun, tight end yang sempat muncul sebagai bintang tamu World Wrestling Entertainment itu gagal mengamankannya dan berakhirlah penantian panjang Eagles.
Kemenangan ini membawa Foles menjadi Most Valuable Player dan harus diakui, dialah otak keberhasilan Eagles ini. Namun, lebih dari itu, kemenangan ini membuat status underdog yang menaungi Eagles sepanjang laga terangkat begitu saja. Eagles sukses membuat nama Philadelphia mencuat di konstelasi olahraga Amerika Serikat untuk pertama kalinya sejak 2008.
Ya, ini memang hari bagi mereka yang keras kepala. Di Amerika sana, suporter olahraga Philadelphia, apa pun olahraganya, memang dikenal sebagai orang-orang yang loyal. Teramat loyal malah, dan karena itu pula mereka menjadi identik dengan agresivitas dan perilaku-perilaku negatif lainnya. Namun, 5 Februari 2018 ini, kekeraskepalaan itu akhirnya terbayar lunas. Philadelphia pun berubah jadi lantai dansa.
ADVERTISEMENT