Semua Mata Tertuju pada Emma Raducanu di 2022: Ujian Lawan Tekanan Berat

5 Januari 2022 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emma Raducanu menjuarai final US Open usai mengalahkan Leylah Fernandez di USTA Billie Jean King National Tennis Center.  Foto: Robert Deutsch/USA Today/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Emma Raducanu menjuarai final US Open usai mengalahkan Leylah Fernandez di USTA Billie Jean King National Tennis Center. Foto: Robert Deutsch/USA Today/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Emma Raducanu memukau pencinta tenis dunia karena pencapaian gemilangnya pada 2021. Lantas, mampukah petenis Inggris ini tetap tampil apik dan bisa mengatasi tekanan di 2022?
ADVERTISEMENT
Raducanu mulai menjadi perbincangan publik usai berhasil menjuarai US Open 2021 pada September lalu. Ini adalah prestasi memukau karena kala itu ia masih berusia 18 tahun, tetapi bisa memenangi turnamen Grand Slam.
Dari situ, orang-orang memprediksi Raducanu bakal kebanjiran sponsor. Ia diyakini bisa menjadi salah satu atlet terkaya di masa mendatang.
Namun, bagaimana kiprahnya pada 2022? Tentunya, mata publik akan tertuju padanya dan berharap Raducanu bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Untuk itu, petenis berdarah China dan Rumania ini harus bisa mengatasi tekanan.
Emma Raducanu mengembalikkan bola pada pertandingan final US Open melawan Leylah Fernandez di USTA Billie Jean King National Tennis Center. Foto: Robert Deutsch/USA Today/via REUTERS
“Ini akan sulit baginya tahun ini. Para pemain telah melihatnya, mereka tahu apa yang harus dilakukan terhadapnya. Namun yang terpenting, dia hanya butuh 'korek api' [pelecut semangat]," kata legenda tenis Martina Navratilova kepada WTA.
ADVERTISEMENT
“Dia adalah wildcard terbesar bagi saya. Karena yang jelas, dia memiliki kemampuan bermain tenis yang hebat. Bisakah dia mengulanginya [pencapaian 2021] dengan cukup konsisten? Delapan turnamen tingkat WTA dalam hidupnya?" lanjutnya.
Navratilova menekankan bahwa Emma Raducanu harus kuat secara fisik. Sebab, atlet kelahiran Kanada itu bakal menjalani banyak pertandingan. Dan sekali lagi, ia harus bisa mengatasi tekanan.
“Akan sangat berat untuk ditangani secara fisik, memainkan lebih banyak pertandingan, tetapi semua orang akan mendukungnya," jelas wanita 65 tahun itu.
“Tekanan juga akan menimpanya secara emosional. Menjadi orang Inggris, dia berada di bawah mikroskop besar, dan sulit untuk menghindarinya,” pungkasnya.