Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Soft Tennis Indonesia Akan Berlatih dengan Korea dan Jepang
20 Maret 2018 17:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB

ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu cabang olahraga (cabor) potensi emas, kontingen soft tennis Indonesia berani menjawab tantangan yang diberikan oleh pemerintah menjelang Asian Games 2018. Menurut pelatih tim putra, Ferly Montolu, dari lima nomor yang ada, soft tennis menargetkan masing-masing satu emas, perak, dan perunggu.
ADVERTISEMENT
Fery meyakini emas bisa disumbangkan oleh nomor tunggal putra. Target satu perak dan perunggu bisa didapatkan lewat penampilan ganda campuran.
Untuk saat ini, skuat pemusatan latihan (pelatnas) soft tennis telah komplet, berisikan 10 atlet (masing-masing lima putra dan putri, dua pelatih, dan satu manajer.
Andalan cabor soft tennis yakni dua petenis senior, Prima Simpatiaji dan Elbert Sie. Nama-nama lainnya yang membawa asa Indonesia: Muhammad Hemat Bhakti Anugerah, Irfandi Hendrawan, Gusti Jaya Kusuma, Dwi Rahayu Pitri, Dede Tari Kusrini, Anedeleyda Kawengian, Siti Nur Arasy, dan Vonni Darlina.
"Sebelumnya kami ada 15 atlet. Seleksinya banyak. Sebelumya ada kejuaraan nasional. Kami ada 15 pemda, untuk seleksi setiap pemda itu membawa 10 pemain, jadi ada banyak, sekitar 150 orang. Dari Januari lalu, untuk komposisi atlet sudah fix 10 orang," ujar Ferly kepada wartawan saat sesi latihan di Hotel Sultan, Selasa (20/3/2018).
ADVERTISEMENT
Sementara demi meraih target tiga medali, para pemain akan melakukan pemusatan latihan di Korea Selatan selama tiga minggu, setelah lebih dulu melakukan try out ke Jerman. Predikat lawan terberat, lanjut Ferly, masih dipegang oleh Korea Selatan, Jepang, Taiwan, yang memang banyak memiliki atlet asli soft tennis.
"Rencananya nanti tim Jepang dan Korea juga akan latihan di Palembang (venue Asian Games). Nanti, kami akan bergabung di situ. Jadi kami sedang sesuaikan jadwal latihan mereka, rencananya akan digelar satu bulan sebelum Asian Games dimulai," katanya.

Pertanyaan berikutnya, ketika tenis tidak menjadi cabor potensi medali, mengapa soft tennis Indonesia bisa lebih dipercaya? Soal ini, Ferly menjelaskan gaya permainan soft tennis memang lebih cocok bagi pemain Asia.
ADVERTISEMENT
"Kalau tenis 'kan lebih speed and power, maka kita kalah. Kalau ini (soft tennis) lebih banyak rally point-nya, bolanya tak secepat tenis dan lebih cocok dengan profil orang Asia. Tenis 'kan bolanya kencang dan konsisten, kalah kita. Kita 'kan bisanya sesekali saja (main cepat). Makanya di kejuaraan soft tennis, Jepang dan Korea berjaya," ujar Ferly menjelaskan.
Latihan soft tennis hari ini ditinjau langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Kepada Menpora, Ferly mengatakan timnya tidak mengalami kendala berarti meski ada beberapa penyesuaian, termasuk mengurangi total training camp dan try out, karena faktor anggaran.
"Semua aman, cuma training camp yang harusnya dua kali jadi satu kali. Try out pun kami kurangi dari tujuh kali menjadi empat kali. Sebenarnya itu berpengaruh (dengan hasil)," pungkasnya.
ADVERTISEMENT