Strategi Bertahan Jadi Kunci Eko Febrianto Raih Emas

15 Februari 2018 13:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesilat Eko Febrianto meraih emas pencak silat (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesilat Eko Febrianto meraih emas pencak silat (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Eko Febrianto berhasil meraih medali emas cabang olahraga pencak silat dalam ajang test event Asian Games 2018. Bermain di Padepokan Silat Taman Mini, Jakarta, Kamis (15/2/2018) Eko berhasil mengalahkan wakil Malaysia, Mohd Khaizul BIN Yaacob.
ADVERTISEMENT
Pertandingan berlangsung ketat sejak ronde pertama. Eko yang bermain di depan pendukungnya terkesan hati-hati dalam melancarkan pukulan serta tendangan.
Hal berbeda terjadi pada ronde kedua, pada ronde ini, Eko lebih berani keluar untuk meraup poin yang banyak. Strategi itu membuat lawannya kewalahan. Eko berhasil meraih poin tinggi pada ronde dua ini.
Ronde penentuan, Eko bermain lebih sabar. Tahu kalau lawannya membutuhkan angka, Eko bermain sedikit bertahan dan menunggu. Hal tersebut membuat Eko berhasil mengunci keunggulan dan membuat dirinya menang 3-2.
Pesilat Eko Febrianto meraih emas pencak silat (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesilat Eko Febrianto meraih emas pencak silat (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Usai pertandingan, Eko mengungkapkan kunci kemenangannya sehingga mampu merengkuh medali emas kali ini. "Tadi saya sedikit nervous dilihat penonton segitu banyak, grogi saya, karena ini di negara sendiri, jadi pengin berikan yang terbaik," ujar Eko.
ADVERTISEMENT
"Intinya pernah melawan di Belgia Open tahun 2017, ketika itu saya menang dengan strategi tadi, jadi ga terlalu mengobral tendangan, jadi bertahan, fokus sangat utama makannya poin tipis semua. Kalau lengah, selesai, tapi alhamdulillah tadi bisa fokus," tutur Eko.
Meski menjadi juara di ajang test event kali ini, Eko mengatakan masih banyak yang harus dibenahi jelang Asian Games Agustus mendatang. Apalagi, lawan terberatnya dari Singapura tidak ikut dalam ajang test event kali ini.
"Keyakinan dalam bermain mengeluarkan teknik tendangan dan bantingan yang masih kurang. Padahal, itu poin tinggi, nanti program pelatih dari pelatnas ada try out mungkin saya ikuti jadi untuk nambah jam terbang lagi karena di internasional saya masih kurang," tutur Eko.
ADVERTISEMENT
"Atlet Singapura jadi lawan terkuat, setiap kali latihan saya bayangkan dia, saya kalah dua kali pengin motivasi tinggi untuk menang mengalahkan dia, masa kalah tiga kali saya engga mau," tutup Eko.