Suara Lantang Lewis Hamilton Perangi Rasialisme

9 Juni 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebalap Mercedes, Lewis Hamilton. Foto: ALFREDO ESTRELLA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap Mercedes, Lewis Hamilton. Foto: ALFREDO ESTRELLA / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lewis Hamilton bersuara lantang menuntut keadilan atas rasialisme yang masih merajalela di muka bumi. Juara dunia Formula 1 asal Inggris itu gencar menyuarakan kampanye Black Lives Matter.
ADVERTISEMENT
Suara lantang Hamilton muncul atas kasus tewasnya George Floyd yang merupakan Afro-Amerika pada Senin (25/5/2020). Floyd tewas karena lehernya ditindih seorang polisi Minneapolis bernama Derek Chauvin.
Gelombang protes berdatangan di penjuru Amerika, masyarakat biasa hingga atlet-atlet ternama turun ke jalan menuntut keadilan untuk Floyd. Hamilton tak mau ketinggalan menjadikan momen ini sebagai perlawanan kepada rasialisme.
Tak cuma sekali Hamilton bersuara lantang. Pebalap berusia 35 tahun terus melanjutkan peperangan melawan rasialisme dengan pernyataan-pernyataan yang bikin sosok-sosok penting lain di Formula 1 ikut bersuara.

Merasa Sendiri Melawan Stigma Etnis Kulit Hitam di Formula 1

Hamilton bisa berdamai dengan fakta bahwa Formula 1 adalah olahraga yang didominasi kulit putih. Namun, ia kecewa karena orang-orang di olahraga yang ia geluti hanya diam ketika ketidakadilan merajalela.
ADVERTISEMENT
"Saya melihat kalian hanya diam, beberapa di antara kalian adalah bintang dan hanya diam atas ketidakadilan. Tak ada aksi di olahraga saya yang jelas didominasi kulit putih. Saya satu-satunya orang dengan kulit berwarna berdiri sendiri di sini," tulis Hamilton lewat Instagram pribadinya.
Lewis Hamilton merenung jelang sesi latihan bebas GP Formula 1 Jepang. Foto: Reuters/Issei Kato

Dukung Gerakan Black Lives Matter

Hamilton mungkin tak turun ke jalan melakukan protes, tapi ia berbicara lewat platform media sosial dengan pengikut lebih dari 16 juta orang di Instagram. Ketika kampanye Black Lives Matter merebak, Hamilton pun menyerukan kata serupa kepada publik.
"Beberapa pekan terakhir terasa sangat gelap. Saya gagal menahan emosi, saya merasa sangat marah, sedih, dan tak percaya atas apa yang saya lihat. Saya diliputi kemarahan melihat pengabaian kepada kehidupan rakyat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Melihat ketidakadilan yang dihadapi saudara dan saudari kita di seluruh dunia sangat menjijikan. Hal itu harus dihentikan," tutur pemilik nomor balap 44 tersebut.
Reaksi Lewis Hamilton setelah menyelesaikan kualifikasi GP Jerman. Foto: Andrej ISAKOVIC / AFP

Hamilton Sebut Donald Trump Pecundang

Lambannya pihak berwajib menindak anggotanya sendiri membuat kemurkaan warga tak jua sirna. Protes yang tadinya cuma berkisar di Minneapolis menyebar ke berbagai kota besar lain macam Los Angeles, New York City, dan Washington DC.
Hamilton menyalahkan Donald Trump selaku Presiden Amerika Serikat yang tak bertindak apa-apa dalam menerima aspirasi masyarakat. Alih-alih begitu, Trump mengancam bakal menggunakan kekuatan militer untuk mematikan perjuangan warga.
Lewat Instagram Story, Hamilton mengunggah gambar Gedung Putih--kediaman Trump--sebagai bentuk protes karena presiden Amerika ke-45 itu hanya bersembunyi dan diam seribu bahasa.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah visual yang mendefinisikan Trump. Ada 100 ribu orang tewas dan 40 juta orang menganggur, kota-kota diserang oleh polisi yang kejam. Ketika negaranya membutuhkan seorang pemimpin, Donald Trump mematikan lampu dan bersembunyi di ruang bawah tanah," tulis Hamilton.
Lewis Hamilton seusai menjuarai balapan GP Prancis 2019. Foto: Jean-Paul Pelissier/Reuters

Jangan Diam, Rasialisme Masih Marak Terjadi

"Butuh ratusan ribu keluhan masyarakat dan banyak bangunan terbakar agar para pejabat bereaksi dan memutuskan untuk menangkap Derek Chauvin karena pembunuhan. Itu sangat menyedihkan," tutur Hamilton atas respons lamban pemangku jabatan.
"Amerika bukan satu-satunya tempat di mana rasialisme hidup dan kita sebagai manusia terus gagal karena tak bisa membela apa yang benar. Tolong jangan hanya duduk dan diam. Tak peduli warna kulit Anda, Black Lives Matter."
Lewis Hamilton dan helm tribute untuk Niki Lauda di GP Monako 2019. Foto: REUTERS/Benoit Tessier

Hamilton Dukung Perubahan Patung Simbol Rasialisme

Kota Bristol pada Minggu (7/6) menjadi saksi bisu muaknya para demonstran gerakan Black Lives Matter atas rasialisme yang tak jua sirna dari muka bumi.
ADVERTISEMENT
Para demonstran tersebut merobohkan patung Edward Colston, seorang pedagang budak dari abad ke-17, dan menceburkannya ke laut. Hamilton bangga kepada para demonstran yang sudah merobohkan patung itu.
"Edward Colston adalah monster yang membeli dan menjual orang-orang Afrika lalu memperbudaknya sampai mereka mati. Orang yang melakukan hal ini tidak semestinya diberi penghormatan," tutur Hamilton.
"Dia tidak seharusnya diabadikan dengan patung. Aku bangga kepada para aktivis di Bristol, Britania Raya, yang sudah merobohkan patung itu. Semua patung (seperti ini) harus dirobohkan di mana pun. Aku mendukung," ucapnya.
***
Suara lantang Hamilton akhirnya memantik rekan-rekan pebalapnya di Formula 1 untuk bersuara menuntut keadilan. Beberapa di antaranya adalah Daniel Ricciardo, Lando Norris, dan Charles Leclerc.
ADVERTISEMENT
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!