Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Jumat, 24 Januari 2020, lagu 'Sweet Caroline' diputar lantang-lantang di Margaret Court Arena, Melbourne, untuk Caroline Wozniacki .
ADVERTISEMENT
----
Dua belas tahun silam, penyanyi legendaris Amerika, Neil Diamond, mengakui bahwa lagu 'Sweet Caroline' yang ditulisnya pada akhir 1960-an terinspirasi oleh putri John Fitzgerald Kennedy yang bernama Caroline.
Sebenarnya, 'Sweet Caroline' adalah lagu cinta yang yang ditulis Diamond untuk mantan istrinya, Marcia. Akan tetapi, karena membutuhkan nama dengan tiga suku kata, Diamond harus mencari nama selain Marcia.
Nama Caroline akhirnya dipilih dan ini sebenarnya tidak disengaja. Lima tahun sebelum lagu ini dirilis pada 1969, Diamond melihat Caroline kecil yang sedang menunggang kuda di kover sebuah majalah.
Lagu ini meledak di pasaran, sampai-sampai Perpustakaan Kongres AS memilih lagu ini untuk masuk ke dalam National Recording Registry karena dianggap 'signifikan secara kultural, historis, dan estetis'.
ADVERTISEMENT
Jumat, 24 Januari 2020, lagu 'Sweet Caroline' diputar lantang-lantang di Margaret Court Arena, Melbourne, untuk menunjukkan rasa cinta publik tenis kepada sosok Caroline Wozniacki .
Awal Desember tahun lalu, Wozniacki sudah membuat pengumuman bahwa dia bakal pensiun dari tenis setelah Australian Open 2020. Katanya, ada banyak hal di luar tenis yang ingin dia capai.
Dari situ, tampak bahwa rasa cinta Wozniacki terhadap tenis sudah meluntur dan sejujurnya itu tidak mengherankan. Berulang kali dia dihantam cedera dan itu membuatnya kerapkali harus absen di berbagai kejuaraan.
Pada 2019 lalu, misalnya, Wozniacki divonis menderita peradangan sendi. Akibatnya, petenis 29 tahun itu hanya sanggup berlaga 35 kali sepanjang tahun tanpa bisa meraih satu gelar pun.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa, keputusan Wozniacki untuk mundur pasca-Australian Open 2020 tampak sudah bulat kala itu. Namun, yang namanya perpisahan, mustahil untuk tidak diwarnai air mata.
Diiringi lagu 'Sweet Caroline' yang turut digemakan para penonton, Wozniacki berjalan mengelilingi lapangan usai kalah tiga set 5-7, 6-3, dan 7-6 dari petenis Tunisia, Ons Jabeur.
Wozniacki memang tampak tersenyum, tetapi kucuran air mata sama sekali tidak bisa dia tahan. Sesekali, sembari melambaikan tangan, dia mengucap 'thank you' kepada audiens yang memberikan standing ovation.
Hari ini, perjalanan karier Wozniacki resmi berakhir. Setelah 15 tahun yang bergelimang prestasi, wanita bertinggi 177 cm itu memutuskan gantung raket. Dia sudah sampai di ujung jalan.
Ada alasan mengapa Wozniacki memilih Australian Open 2020 sebagai ajang perpisahan. Di turnamen inilah, dua tahun silam, dia berhasil merebut satu-satunya gelar di ajang Grand Slam.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Wozniacki itu membuatnya jadi salah satu pujaan publik Australia dan wajar apabila dia memilih tempat yang nyaman untuk mengucapkan selamat tinggal.
"Rasanya pas sekali bahwa pertandingan terakhirku berlangsung selama tiga set dan aku mengakhiri karier dengan kesalahan melakukan pukulan forehand," kata Wozniacki selepas pertandingan.
"Aku sudah melakukan apa yang ingin kulakukan sepanjang karier. Kupikir, sudah jadi suratan takdir ketika segalanya berakhir seperti ini."
"Tentu saja aku sudah mencapai banyak hal hebat di atas lapangan. Para fans membuatku merasa spesial. Keluargaku, terutama ayah yang selama ini melatihku, juga memberi dukungan luar biasa," tambahnya.
Wozniacki sendiri, meskipun baru meraih gelar Grand Slam pada 2018, sudah pernah memuncaki peringkat WTA pada 2010 silam. Sepanjang berkarier, dia telah mengumpulkan total hadiah lebih dari 34 juta dolar AS berkat keberhasilan meraih 30 gelar WTA dan 4 trofi ITF.
ADVERTISEMENT
Sweet Caroline, good times never seemed so good.
Sweet Caroline, I believe they never could.
Tak skal du have, Caroline Wozniacki .