Tantangan Jadi Wasit Bulu Tangkis: Wanita Minoritas, Harus Tahan Tekanan

24 April 2025 17:46 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Memimpin sebuah pertandingan bulu tangkis tidaklah mudah. Itulah yang dirasakan Farikha Sukrotun selama bertugas menjadi umpire atau wasit bulu tangkis internasional.
ADVERTISEMENT
Jika ditarik dari perjalanannya sejak mulai merintis, mentalnya memang sudah kokoh tertempa. Sebab, baru awal-awal saja, Farikha sudah harus mengatasi tekanan bersaing dengan para pria yang jumlahnya mayoritas.
"Kalau untuk tahun ini sih sudah lumayan meningkat, ya, motivasi dari teman-teman yang cewek juga sudah bagus. Kalau yang awal-awal dulu saya ikut yang [tingkat] Kabupaten [Kudus] ceweknya cuma saya sendiri. Di [tingkat] provinsi kita cuma 3 orang. Di nasional juga cuma 4 orang. Jadi untuk jumlahnya memang kita masih kalah sih dengan cowok," katanya saat berbincang dengan kumparan.
Sudahlah wasit wanita di tingkat nasional sedikit, jumlah wasit wanita Indonesia di level Asia dan BWF pun sangat sedikit. Hanya ada Farikha dan beberapa wanita lain.
Farikha Sukrotun, umpire (wasit) bulu tangkis internasional. Foto: Badminton Asia
"Kalau untuk yang level internasional, kita wasit cewek yang sudah BWF ada satu yaitu Ibu Qomarul Lailiah yang dari Surabaya, terus yang sudah Badminton Asia Certificated ada Kak Helen [Purnama Sari] dari Sumatera Selatan, terus ada Kak Andi [Purnama] dari Makassar, dan satu lagi Kak Hartati dari Lombok," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Itu saja sih kita cuma punya 5 kayaknya internasional di Indonesia. Kalau untuk nasional sudah lebih bagus dari tahun-tahun lalu, dari luar Jawa juga sudah banyak," lanjut gadis kelahiran 18 Juni 1996 ini.
Sebagai wasit, menguasai regulasi pertandingan adalah wajib hukumnya baik itu pria maupun wanita. Inilah yang menjadi modal kepercayaan diri Farikha selama bertugas.
"Belajar lagi, terus menunjukkan yang terbaik dari yang kita punya. Jadi nanti itu rasa percaya diri datang sendiri dan terbangun sendiri kalau kita memang sudah menguasai materi, kita sudah siap masuk ke lapangan dengan segala kemungkinan-kemungkinan yang ada, kita sudah bisa mengantisipasi itu," tutur perempuan asal Kudus itu.
Farikha Sukrotun, umpire (wasit) bulu tangkis internasional. Foto: Badminton Asia
Tantangan memimpin pertandingan bulu tangkis tidak hanya soal bagaimana menghadapi para pemain di lapangan. Terkadang, ia juga harus mengatasi tekanan yang datang dari penonton.
ADVERTISEMENT
"Kalau intimidasi dari di dalam lapangan, misal dari pemain atau pelatih itu belum pernah sih, cuma kadang-kadang ada dari penonton, ada dari penonton, suara-suara dari penonton seperti itu pernah sih. Tapi kan ya memang, ya namanya juga penonton, suka-suka mereka mau berkomentar seperti apa," ucap Farikha.
"Yang penting di lapangan kita enggak ada masalah, semuanya baik-baik aja. Pasti itu pressure ya, kita berusaha semaksimal mungkin tidak menunjukkan itu, jadi segugup apa pun, sepanik apa pun, kita berpura-pura kita tetap profesional, tetap dipandang kita memang punya wibawa dan juga punya kemampuan di atas kursi ini," tandas lulusan Pendidikan Bahasa Inggris UNY ini.