Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Taufik Hidayat: Ngaku Pernah Coba Disuap hingga Kritik Pemerintah & Federasi
22 Oktober 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain prestasi yang gemilang, Taufik juga sosok yang kontroversial. Pengakuan suap hingga kritik keras kepada pemerintah pernah dilontarkan oleh pria berusia 43 tahun itu.
Taufik pernah mengaku coba disuap pada ajang Asian Games 2006. Saat itu, Taufik diminta mengalah dari Lee Chong Wei di semifinal.
Singkat cerita, Taufik mengalahkan Lee dalam dua gim langsung dengan skor 21-16 dan 21-18. Sang tunggal putra andalan Indonesia lantas merebut medali emas usai mengalahkan Lin Dan asal China dengan skor 21-15 dan 22-20.
Ketika bercerita kepada Raffi Ahmad di stasiun TV swasta, Taufik Hidayat membeberkan dirinya pernah mau disuap oleh ofisial tim Malaysia agar membiarkan Lee Chong Wei menang. Ia mengaku ditawari uang.
Jadi, hadiah bonus untuk atlet Indonesia yang memenangi emas Asian Games 2006 kala itu adalah sebesar Rp 225 juta. Nah, saat itu, ofisial tim Malaysia mengaku siap membayar Taufik dua kali lipat asal mau mengalah dari Lee Chong Wei.
ADVERTISEMENT
Lalu, Taufik pernah mengkritik Menpora usai Indonesia meraih juara Piala Thomas pada tahun 2020. Kala itu, Indonesia disanksi oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) mengakibatkan momen pengukuhan juara tim bulu tangkis Indonesia tak lengkap karena bendera 'Merah Putih' dilarang berkibar di panggung.
Taufik Hidayat menyebut, pemerintah harusnya malu. Bisa menjuarai Piala Thomas jelas sebuah kebanggaan, tetapi Taufik merasa ada yang kurang ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan tanpa bendera 'Merah Putih' dikibarkan secara bersamaan.
"Sangat disayangkan, rasanya seperti makan kurang garam. Biasanya kan 'Merah Putih' dikibarkan bersamaan dengan lagu Indonesia Raya," kata Taufik kala itu.
“Pemerintah harusnya malu, dulu gembar-gembor ingin jadi tuan rumah Piala Dunia, tuan rumah Olimpiade, tetapi ngurus kayak gini saja enggak bisa. Jangan sampai kita kayak Rusia," tambahnya.
Taufik juga pernah ‘berkoar’ soal kondisi di dalam tubuh PBSI. Taufik pernah menjabat sebagai Staf Ahli Binpres PBSI pada 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah di PBSI, tetapi dua bulan lalu saya keluar dari PBSI karena saya tidak merasa nyaman di sana. Anda tahu, Indonesia terlalu banyak politik," ucap Taufik dalam kanal YouTube 'The Badminton Experience’ beberapa waktu lalu.