Tentang Atmosfer Istora GBK yang Lagi-lagi Bikin Kagum Atlet Asing

24 Januari 2019 14:23 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda putra Jerman, Marvin Seidel/Mark Lamsfuss, usai bertanding di babak pertama Indonesia Masters 2019. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putra Jerman, Marvin Seidel/Mark Lamsfuss, usai bertanding di babak pertama Indonesia Masters 2019. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Semua pebulu tangkis menjelma jadi bintang di Istora Gelora Bung Karno (GBK). Arena kebanggaan suporter bulu tangkis ini memang punya tuah tersendiri bagi yang bertanding. Ramah-tamah suporter, gemuruh balon tepuk, hingga teriakan ribuan penonton membuat Istora sulit dilupakan para atlet dunia.
ADVERTISEMENT
Percayalah, jangan heran ketika mendengar atlet-atlet asing melabeli atmosfer Istora dengan kata-kata seperti "bising", "luar biasa", atau "fantastis". Biasanya mereka mengeluarkan kata-kata itu dengan raut kagum yang sulit untuk ditahan-tahan. Ya, dibandingkan banyak arena bulu tangkis di dunia, Istora memang salah satu yang paling "hidup".
Tentu, para penonton di Istora lebih sering menyuarakan dukungan kepada pemain-pemain Indonesia. Namun, tidak jarang juga atlet asing mencuri perhatian mereka. Khusus untuk ajang Indonesia Masters 2019, giliran Mark Lamsfuss/Marvin Emil Seidel yang jadi idola. Pasangan asal Jerman ini ikut menjadi sorotan karena bertanding lawan ganda putra terbaik Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Selain karena melawan Marcus/Kevin, Lamsfuss/Seidel mendapat dukungan dari para kaum hawa --mayoritas suporter bulu tangkis di Tanah Air-- karena wajah rupawan keduanya. Usai bertanding, puluhan fans mengantre di luar pagar pembatas mixed zone (tempat bertemu atlet dan wartawan usai pertandingan).
ADVERTISEMENT
kumparanSPORT menjadi satu-satunya awak media lokal yang menemui Lamsfuss/Seidel. Meski saat itu mereka kalah dari Marcus/Kevin, 14-21, 21-19, dan 15-21, tapi mereka bisa menguras tenaga duo berjuluk 'Minions' itu lewat tiga gim pertandingan tersebut.
Larut dalam euforia gempita di Istora, Seidel pun mengaku masuk ke lapangan dengan percaya diri meski pada akhirnya kalah. "Suporternya, suasananya... Saya sangat menantikan bermain di Jakarta. Kami datang ke sini dan bertanding dengan kepercayaan diri yang tinggi," ucap Seidel kepada kumparanSPORT.
Venue bulutangkis di Istora Senayan, GBK, Jakarta, Rabu (26/9/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Venue bulutangkis di Istora Senayan, GBK, Jakarta, Rabu (26/9/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Jika Seidel baru pertama kali bertanding di Indonesia, Lamsfuss sempat menjejak Istora kala bertanding sebagai ganda campuran bersama Isabel Herttrich pada Indonesia Open 2015. Setelah terhenti di Indonesia Masters 2019 bersama Seidel, Lamsfuss berharap bisa kembali dan mengalahkan 'Minions'.
ADVERTISEMENT
"Sangat menyenangkan bertanding melawan Marcus/Kevin di lapangan. Penonton juga sangat luar biasa. Kami sangat menikmatinya. Saya harap bisa kembali lagi ke Indonesia untuk bertanding. Mungkin, berikutnya kami bisa mengalahkan mereka," harap Lamsfuss.
"Ya, sangat hebat bisa bertanding lawan ganda putra terbaik dunia. Saya tidak pernah mendapat perasaan seperti ini. Banyak orang berteriak (mendukung), sangat hebat. Kami ingin kembali lagi," timpal Seidel.
Kemudian, Seidel pun menjelaskan perbedaan antara gaya bermain ganda putra Eropa dan ganda putra Asia. Menurut pemain kelahiran 9 November 1995 ini, pemain Eropa lebih mengutamakan kontrol, sementara pemain Asia bergerak lebih lincah.
"Saya rasa pemain Eropa lebih mengutamakan kontrol dan lebih bertahan. Sementara pemain dari Asia lebih mengandalkan kecepatan dan mengeksplorasi banyak area di lapangan. Dan bagi kami, kesulitannya terutama ketika ada angin di lapangan. Mereka (pemain Asia) bisa lebih ahli bermain pukulan mendatar dan mengamankan lapangan. Tapi sangat seru bertanding melawan atlet dari Asia," ujar Seidel.
ADVERTISEMENT
Marvin Emil Seidel, pemain ganda putra asal Jerman, berfoto bersama para penggemar di Istora GBK. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Marvin Emil Seidel, pemain ganda putra asal Jerman, berfoto bersama para penggemar di Istora GBK. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Berikutnya, dia dan Lamsfuss berharap bisa memenuhi targetnya di 2019 yakni memenuhi kualifikasi untuk bertanding di Olimpiade 2020 Jepang. Saat ini, Lamsfuss/Seidel merupakan ganda putra peringkat 29 dunia, yang terbaik di antara wakil Jerman lainnya.
"Kami ingin lolos kualifikasi, jadi kami harus berjuang lebih baik. Mungkin bisa lebih konsisten ke babak kedua atau perempat final. Tapi kami harus bisa mengalahkan para pemain di Top 10 juga," tutur Lamsfuss.
Setelah berbincang dengan kumparanSPORT, Seidel masih menyempatkan diri keluar dari mixed zone untuk menghampiri para penggemar. Maka, dimulailah sesi 'meet and greet' dadakan Seidel dan para penggemar bulu tangkis di Istora. Meski dibatasi pagar, saat itu Seidel tampak ramah melayani permintaan swafoto, sementara Lamsfuss lebih memilih berlalu untuk pendinginan.
ADVERTISEMENT