Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Akan selalu ada predikat yang harum semerbak jika bicara tentang Tontowi Ahmad . Pebulu tangkis kelahiran Banyumas ini mengumpulkan gelar demi gelar yang membuatnya tercatat sebagai salah satu legenda hidup ganda campuran Indonesia.
ADVERTISEMENT
Senin (18/5/2020), Tontowi memutuskan untuk mundur sebagai atlet. Pembicaraan seputar pensiun akan selalu mengarah pada prestasi.
Kabar baiknya, Tontowi tak kekurangan prestasi di jagat bulu tangkis. Salah satu pencapaian paling mentereng yang mampu diukir Tontowi adalah medali emas Olimpiade 2016.
Bersama Liliyana Natsir, Tontowi menjadi kampiun ganda campuran berkat kemenangan dua gim langsung atas wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.
Keputusan untuk menandemkan Tontowi dengan Liliyana memang jitu. Mulai berpasangan sejak 2010, Tontowi/Liliyana tampil sebagai kekuatan baru bulu tangkis Indonesia. Medali emas di Rio de Janeiro itu bahkan menjadi emas Olimpiade pertama bulu tangkis Indonesia di sektor ganda campuran.
Olimpiade tak menjadi satu-satunya panggung bagi Tontowi/Liliyana untuk membuktikan kapasitas sebagai ganda campuran kelas dunia. Mereka bahkan berhasil membukukan hattrick juara All England pada 2012, 2013, dan 2014.
ADVERTISEMENT
Tentu saja koleksi trofi mereka juga mencakup Indonesia Open (2017 dan 2018) dan China Open (2013 dan 2016). Podium tertinggi Kejuaraan Dunia (2013 dan 2017) dan Kejuaraan Asia (2015) berhasil dipijaki oleh Tontowi/Liliyana. Itu belum ditambah dengan rangkaian gelar juara turnamen BWF lainnya.
Meski demikian, Liliyana tidak menjadi satu-satunya kawan duet Tontowi di sektor ganda campuran. Sebelum menyegel deretan trofi bersama Liliyana, Tontowi juga menyabet sejumlah gelar juara bersama dua mantan tandemnya.
Mundur pada kurun 2006 hingga 2007, Tontowi mengamankan lima gelar juara bersama Yulianti: Indonesia International (2007), Smiling Fish International (2007), Vietnam Open (2007), Jakarta Satellite (2006), dan Thailand Asian Satellite (2006).
Yulianti dan Tontowi mulai ditandemkan pada 2006. Duet mereka tak berjalan lama. Pada 2008, Tontowi berlaga bersama Shendy Puspa Irawati. Di tahun perdana berduet, Tontowi/Shendy berhasil menggamit trofi Vietnam Open.
ADVERTISEMENT
Serupa dengan duetnya dengan Yulianti, Tontowi dan Shendy juga tidak bertandem dalam kurun panjang. Bahkan pada 2009, Tontowi sudah berpasangan dengan Richi Puspita. Keduanya mampu menyegel status kampiun pada Vietnam International Challenge 2009.
Setelah bergonta-ganti tandem, Tontowi akhirnya berlaga bersama Liliyana pada 2010. Tontowi/Liliyana berpisah pada Januari 2019. Ketika itu Liliyana memutuskan untuk gantung raket.
Sekitar dua bulan sebelum Liliyana pensiun, Tontowi dipasangkan dengan Della Destria Harris. Langkah ini merupakan bagian dari eksperimen untuk menemukan mitra yang tepat bagi Tontowi di nomor ganda campuran. Sayangnya, Tontowi/Della langsung kalah di pertandingan pertama mereka, tepatnya di babak pertama Hong Kong Open 2018.
Beberapa saat setelah Liliyana pensiun, Tontowi sempat dipasangkan dengan Debby Susanto. Duet juara All England berlaga dalam satu tim yang sama. Keduanya turun arena di Malaysia Masters 2019, tetapi terhenti di babak kedua.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Tontowi berlaga bersama Debby. Pada 2014, keduanya sempat bertanding setim di Hong Kong Open. Sebaliknya, Praveen Jordan yang merupakan tandem Debby dipasangkan dengan Liliyana.
Setelah berlaga di satu turnamen dengan Debby pada 2019, akhirnya Tontowi dipasangkan dengan juniornya, Winny Oktavina.
Setahun berlaga sebagai ganda campuran, Tontowi/Winny gagal mengamankan satu gelar juara pun. Pada 2020, Tontowi kembali dicoba untuk berduet dengan andalan ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu. Keduanya bertanding di Indonesia Masters 2020.
Jika bicara tentang Tontowi, Liliyana memang akan selalu menjadi duet paling pas untuknya. Tumpukan gelar juara menjadi bukti.
Pada akhirnya keputusan Tontowi untuk pensiun tak sekadar meletakkan statusnya sebagai atlet. Keputusan itu juga menjadi perpindahan tongkat estafet nomor ganda campuran.
ADVERTISEMENT
Siapa yang memegang, dialah yang bertanggung jawab untuk menjaga agar prestasi ganda campuran Indonesia tidak tinggal cerita.
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!