Thomas Lebas: Tim Saya Berhasil Mengontrol Balapan

19 Juli 2017 14:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lebas melepas dahaga. (Foto: Yoga Cholandha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lebas melepas dahaga. (Foto: Yoga Cholandha/kumparan)
ADVERTISEMENT
Matahari Labuan Bajo benar-benar tidak memberi ampun siang ini, Rabu (19/7/2017). Para pebalap yang sebelumnya mendapat "hiburan" berupa hawa sejuk di Ruteng harus kembali berpanas-panasan di etape terakhir ini.
ADVERTISEMENT
Mungkin, itulah mengapa Thomas Lebas, jawara etape keenam sekaligus juara umum kategori individual Tour de Flores menolak untuk memberikan pernyataan ketika dimintai kumparan persis selepas lomba.
"Nanti saja," katanya singkat sembari ngeloyor dengan sepeda Yonex-nya.
Namun, suasana hati Lebas tampak berbeda ketika acara penyerahan hadiah tiba. Dia sudah bisa tersenyum dan sesekali bersenda gurau dengan rekan-rekan setimnya di Kinan Cycling Team.
Setelah menerima kaus kuning dan hadiah sebesar 45 juta rupiah, barulah Lebas bersedia diwawancarai.
"Balapan ini tidak mudah," kata Lebas yang tampak kesulitan menahan senyum. "Hari ini, saya bisa menang karena tim saya bisa mengontrol jalannya balapan dengan baik."
Ya, performa tim Kinan di TdF 2017 ini memang luar biasa. Selain mampu bertahan dengan lima pebalap sampai akhir, mereka juga secara konsisten mampu menempatkan pebalapnya di papan atas. Tak heran jika mereka pun mampu menjadi juara di kategori tim.
ADVERTISEMENT
Suasana di salah satu etape TdF 2017. (Foto: Nyoman Budhiana/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di salah satu etape TdF 2017. (Foto: Nyoman Budhiana/ANTARA)
Selain Lebas di etape terakhir ini, satu-satunya pebalap Kinan lain yang pernah naik podium adalah Genki Yamamoto. Kala itu, dia berhasil finis di urutan ketiga pada etape pembuka.
"Tanjakan terakhir sangat, sangat berat. Tetapi, kami yakin bisa menang karena jarak saya dengan peringkat kedua (Arvin Moazamigodarzi --red) pun masih ada sekitar lima menit," aku Lebas.
Lalu, bagaimana sebenarnya rekan-rekan setim itu membantu Lebas? Apa saja yang harus mereka lakukan?
"Ya, mereka maju ke depan untuk mengejar para pebalap yang sudah melakukan breakaway dan membuka jalan untuk saya," pungkas Lebas.
Setelah itu, pebalap 32 tahun itu kembali ke tempat duduknya. Dari pengeras suara, sudah terdengar bahwa akan ada pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk minum kopi sejuta cangkir dan untuk hari yang bahagia, Kopi Flores adalah pelepas dahaga yang pas.
ADVERTISEMENT