Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
ADVERTISEMENT

Partai penting akan dilakoni Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-22 kala menghadapi Myanmar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kab. Bogor, Selasa (21/3/2017). Meskipun hanya bertajuk laga persahabatan, pertandingan ini nyatanya memiliki makna lebih mendalam bagi skuat "Garuda Muda".
ADVERTISEMENT
Hal itu tak lepas dari partai debut bagi Timnas U-22 dan juga sang pelatih, Luis Milla. Setelah berkutat dengan seleksi selama hampir satu bulan, kini saatnya Milla mengejawantahkan apa yang ditanamnya kepada para pemain ke pertandingan sesungguhnya.
Harapan akan melihat "wujud" timnas yang berbeda muncul dari segala penjuru Tanah Air. Antusiasme menyeruak karena ingin menyaksikan sejauh mana tiki-taka ala Milla yang coba diterapkan kepada timnya.
Harapan serupa juga dimiliki oleh mantan pemain Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto. Mantan penggawa Sampdoria ini mengaku penasaran dengan gaya permainan yang akan diterapkan oleh Milla.
"Semoga saja pemain bisa memahami apa yang dimaui coach Milla. Karena kalau saya menilai, permainan pendek dan cepat seperti yang sering diucapkannya itu, cocok buat sepak bola kita," ujar Kurniawan ketika berbincang dengan kumparan (kumparan.com) pada Selasa (21/3).
ADVERTISEMENT
Meski menilai waktu persiapan Timnas U-22 yang terkesan mepet (empat hari sebelum laga), pria yang diakrab disapa Si Kurus ini percaya bahwa Milla dengan kapasistasnya sebagai pelatih level dunia, akan mengatasi masalah itu.
"Mungkin waktunya terlalu mepet, tapi saya rasa dengan kualitas dia sebagai pelatih, paling tidak sudah bisa menerapkan standar skema permainan yang dia mau. Saya lebih mengharapkan cara mereka (Timnas U-22) bermain daripada hasil akhirnya. Tapi, kalau bisa menang dengan gaya bermain yang jelas tentu akan sangat bagus," ucapnya.
(Baca juga: Menilik Starting XI Timnas U-22 vs Myanmar Versi kumparan )
Milla sejak jauh hari menyiratkan bakal mengusung pola 4-3-3 dengan mengandalkan permainan bola-bola pendek dengan satu-dua sentuhan. Gaya main tersebut, lanjut Kurniawan, bukannya tanpa risiko.
ADVERTISEMENT
Pemilik 61 caps dengan 31 gol bersama Timnas Indonesia ini menilai gaya bermain rapat itu akan lumayan menguras stamina. Selain itu, pemain juga dituntut untuk saling memahami satu sama lain ketika tengah menguasai atau tanpa bola.
"Dibutuhkan juga kecerdasan para pemain, karena kita bergerak bukan hanya buat diri kita sendiri, melainkan juga untuk teman yang lain," tegasnya.
Terkait formasi yang akan dipakai Milla, Kurniawan mengaku tak mempermasalahkannya. Menurutnya, sepak bola bukan melulu soal pola apa yang dipakai, melainkan lebih kepada kecermatan serta kecerdasan para pemain untuk memahami masing-masing posisi dan tugasnya.
"Buat saya mau pakai pola apa aja nggak masalah. Yang paling penting adalah pemahaman masing-masing pemain dalam menjalankan tugasnya baik secara individu, grup maupun tim," kata pemain yang khas dengan nomor punggung 10 itu.
ADVERTISEMENT
"Karena menurut saya sepak bola adalah permainan kolektivitas. Jadi, nggak ada artinya juga bicara pola 4-3-3 ataupun 4-4-2 kalau pemain nggak tahu tugas dan tanggung jawabnya di masing-masing posisi," pungkasnya