Uniknya Khabib Dibanding Petarung Lain: Tak Sadis, Punya Belas Kasih

3 Maret 2021 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen Khabib Nurmagomedov vs Justin Gaethje di UFC pada Oktober 2020. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Momen Khabib Nurmagomedov vs Justin Gaethje di UFC pada Oktober 2020. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Khabib Nurmagomedov bergelut dalam olahraga yang mengharuskan dirinya menyakiti orang lain, yakni MMA. Teknik tinju, tendangan, kuncian, hingga gulat perlu ia aplikasikan di Octagon guna menumbangkan lawannya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, sebagai seorang petarung, Khabib dinilai agak berbeda dengan petarung MMA lain, termasuk yang ada di UFC. The Eagle dinilai sebagai petarung yang punya belas kasih.
Misalnya, dalam duel terakhirnya kontra Justin Gaethje di Oktober 2020, Khabib sebetulnya bisa tampil lebih brutal. Kala itu, ada momen untuk mengaplikasikan teknik arm bar--gerakan yang memaksa sendi siku ke arah berlawanan dengan gerakan regulernya.
Itu rasa sakitnya bisa sangat menyiksa, bahkan berpotensi menyebabkan kerusakan ligamen dan tendon permanen. Jadi, daripada lengan patah, petarung yang kena kuncian arm bar mending buru-buru menyerah jika tak bisa melepaskan diri.
Simak video ilustrasi di bawah ini untuk mengetahui teknik arm bar.
Akan tetapi, Khabib memilih tidak melakukannya. Ia memilih triangle choke untuk menghabisi Gaethje. Kenapa?
ADVERTISEMENT
Menurut kesaksian eks petarung UFC sekaligus sahabatnya, Daniel Cormier, Khabib tidak ingin menyakiti Justin Gaethje, apalagi di hadapan orang tuanya.
"Dia bilang, 'Saya tidak ingin menyakitinya (Gaethje) di depan orangtuanya. Jadi, jika saya mengunci dia dengan triangle, jika ia tidak sadarkan diri, ia tetap akan bisa bangun dan merasa baik-baik saja',” ujar Cormier dalam acara DC & Helwani seperti dikutip dari Sportbible pada 2020.
Khabib Nurmagomedov vs Justin Gaethje. Foto: Getty Images
Sekitar lima bulan usai duel di Abu Dhabi itu, Khabib kembali bicara soal pandangannya sebagai petarung. Dia merasa terganggu jika harus tampil tinggi hati terhadap lawannya, bahkan sampai harus berbuat sadis.
"Bahwa kami harus menyakiti lawan kami untuk menunjukkan keunggulan kami, itulah satu-satunya hal yang mengganggu saya dalam olahraga ini,” keluh Khabib dalam wawancara eksklusif dengan Esquire Middle East.
ADVERTISEMENT
“Dalam hal ini, saya sangat menyukai sepak bola, karena Anda dapat menunjukkan dengan cantik betapa baiknya seorang atlet,” lanjut fan Real Madrid itu.
Pada akhirnya, Khabib Nurmagomedov layak diakui sebagai salah satu petarung legendaris MMA. Rekor profesionalnya adalah 29 kemenangan dan tak pernah terkalahkan.
Khabib dan trofi Submission of the year. Foto: Instagram khabib nurmagomedov
Sabuk juara kelas ringan UFC masih belum dilepas darinya hingga sekarang. Ditambah lagi, Khabib juga masih memuncaki ranking Pound-for-Pound UFC.
Khabib tahu bagaimana memosisikan diri saat sedang dan tidak sedang bertarung. Dia berusaha menjadi pribadi manusia yang sebaik mungkin dan boleh jadi itu terbawa ke Octagon tanpa ia sadari atau tidak.
“Di dalam [Octagon], saya harus menunjukkan semua agresi saya, kesiapan saya untuk hasil apa pun dari pertarungan, dan saya selalu menetapkan tujuan untuk mengangkat tangan saya sebagai pemenang, tetapi di luar, saya adalah orang biasa," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Seperti kata pepatah: 'To be, not to seem'. Dalam hal ini, tidak sulit bagi saya untuk menjadi orang yang baik. Saya orang yang baik, saya pikir. Satu-satunya hal yang tidak dapat Anda masukkan adalah apa yang terjadi di dalam Octagon. Saya tidak selalu baik untuk lawan saya," lanjutnya.