Usai Gagal di Kejuaraan Dunia, Zohri Menatap Olimpiade 2020

2 Oktober 2019 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Kegagalan pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, kudu segera dilupakan Lalu Muhammad Zohri. Ada ajang tak kalah prestisius yang bakal dihadapi pelari asal Lombok ini tahun depan: Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.
ADVERTISEMENT
Zohri mencatatkan waktu 10,36 detik saat turun pada heat 6 nomor 100 meter putra Kejuaraan Dunia, Jumat (27/9/2019). Dengan torehan itu, Zohri cuma menempati peringkat 35 dari total 48 atlet. Mereka yang lolos ke semifinal adalah urutan 1 hingga 24.
Otomatis Zohri gagal memenuhi target yang dibebankan PB PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) untuk lolos ke babak final. Semakin mengecewakan jika membandingkan torehan Zohri di Seiko Golden Grand Prix Osaka 2019 yang bisa menembus waktu 10,03 detik, hasil yang sekaligus meloloskan Zohri ke Olimpiade 2020.
"Sebetulnya prediksi kami dari tim pelatih, harusnya dia bisa lari di 10,20-an detik, jadi bisa masuk ke babak selanjutnya," kata pelatih Zohri, Eni Nuraini, saat dihubungi kumparanSPORT, Rabu (2/10/2019).
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Eni tak berlarut-larut menyesali hasil ini. Penampilan di Kejuaraan Dunia justru memberi wawasan tambahan untuk mengevaluasi kekurangan yang perlu diperbaiki Zohri sebelum mentas di Olimpiade 2020.
"Memang keadaannya seperti itu, kami mau bagaimana. Tapi, kami evaluasi apa-apa yang kurang, jadi ada yang harus diperbaiki seperti reaksi (start) masih terlambat, aspek itu memang masih harus diperhatikan lagi," tuturnya.
"Tujuan kami ke Olimpiade, sebelum itu kami akan lihat ada lomba-lomba di luar negeri sebelum menuju ke sana kami akan ikut di sana. Tapi, sejauh ini belum ada kalendernya. Tapi, pasti ada kemungkinan di Eropa atau Amerika Serikat," jelasnya menambahkan.
Berhadapan dengan pelari-pelari top macam Chris Coleman (Amerika Serikat) juga menjadi modal positif buat Zohri. Mentalitas dan kepercayaannya mulai dipupuk lebih dini sebelum kembali melawan pelari elite dunia tahun depan.
ADVERTISEMENT
"Itu 'kan untuk pengalaman dia, bisa lolos ke Kejuaraan Dunia level senior. Dia juga paling muda di antara yang lain di nomor lari 100 meter putra. Dianggap sebagai latihan mental untuk bisa menghadapi pelari-pelari yang lebih baik."
"Terlihat saat dia gugup jadi tidak fokus ke depan, dia sempat bilang kepada kami kalau gugup. Biasa mungkin karena dengan lawan yang langsung hebat-hebat, dia langsung tertinggal. Ini pengalaman buat dia," ujar Eni.
Menilik jadwal Olimpiade yang akan digelar pada 24 Juli-9 Agustus, Zohri artinya masih punya waktu 10 bulan untuk mematangkan persiapan. Terlebih, Zohri tak diturunkan di SEA Games 2019 sehingga bisa lebih fokus menatap ajang lebih besar di Jepang.
ADVERTISEMENT
"Uji tanding ke luar negeri saja. Kalau training camp belum ada kabar dari pengurus (PASI), ya. Saya belum dikasih kabar oleh pengurus, tapi memang mungkin ada rencana ke sana," pungkas Eni.