Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Fitriani memulai gim pertama yang dihelat di Court 1 Istora Gelora Bung Karno itu dengan ketertinggalan 1-5. Namun, jangan buru-buru kecewa dulu karena tunggal putri kita ini merapatkan jarak menjadi 4-5.
Sayangnya, kebangkitan ini seperti terhenti. Yue meraih enam angka beruntun sehingga melangkah ke interval berikutnya dengan keunggulan 11-4.
Dalam kedudukan 4-12, Fitriani mulai menekan balik dengan melancarkan jumping smash dari backline. Dua angka beruntun direngkuh lewat cara ini. Namun, Yue berhasil membalas dan menggeser kedudukan jadi 14-6.
Laga masih berjalan satu arah setelahnya. Fitriani tidak menemukan cara untuk membalas tekanan Yue. Bahkan dalam reli di kedudukan 17-6, Yue berhasil mematikan langkah Fitriani dengan menyibukkannya di adu drive. Kondisi seperti ini pada akhirnya membuat Yue mengunci kemenangan 21-6 di gim pertama.
ADVERTISEMENT
Persoalan Fitriani masih serupa. Serangannya mati sendiri karena eror yang dilakukannya sendiri. Tidak perlu menunggu sampai kedudukan jauh, saat Yue menyamakan kedudukan 1-1 saja, deh.
Poin itu didapat Yue karena Fitriani mengacaukan permainannya sendiri akibat pukulan defensif yang keluar dari bidang permainan. Bidang permainan di sini bukan bidang permainan lawan, tetapi sisi lapangannya sendiri.
Contoh kedua, saat Yue meraih keunggulan 2-1. Pengembalian Fitriani kehilangan akurasi sehingga shuttlecock jatuh di belakang garis. Kondisi seperti ini menjadi keuntungan bagi Yue. Tunggal putri China ini meraih keunggulan 6-1 yang berlanjut ke 9-6.
Di kedudukan yang disebut terakhir itu, Fitriani juga melakukan eror. Lawan memancing reli yang didominasi dengan pukulan tanggung dan menyasar seluruh bidang permainan Fitriani.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Fitriani tidak menemukan momentum menyerang balik. Fitriani malah masuk dalam ritme permainan lawan. Reli tersebut terhenti karena Fitriani gagal mengangkat shuttlecock melewati net.
Tertinggal 6-13, Fitriani memangkas ketertinggalan menjadi 10-13. Caranya serupa, pukulan tanggung yang membuat lawan melakukan kesalahan atau terlambat menutup ruang.
Torehan Fitriani belum terhenti, ia mendapat dua poin beruntun lagi. Poin pertama didapatnya dengan agresif, dengan memancing lawan dulu di duel pukulan tanggung.
Begitu pertahanan terbuka, Fitriani bergerak maju ke depan net dan melepaskan dropshot yang tidak bisa dibaca oleh lawan. Angka kedua didapatnya karena kesalahan penempatan shuttlecock Yue.
Belum selesai. Fitriani menyamakan skor jadi 14-14 lewat dorongan dari depan net yang cerdik. Lawan seperti tak mengira Fitriani bakal mendorong shuttlecock ke depan net karena mengambil posisi di area sentral. Yue saat itu juga ada di area tengah sehingga ia terlambat menyambut shuttlecock.
ADVERTISEMENT
Untuk sementara kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Fitriani bisa melawan jika ia memang bermain menekan. Bagaimana terus menekan apa pun keadaannya--unggul atau tertinggal--adalah tugas yang mesti terus dituntaskan Fitriani untuk menang.
Setelah Fitriani mengubah skor jadi 15-16, Yue bangkit dan meningkatkan intensitas tekanan. Ia meraih tiga angka beruntun. Yue kian di atas angin begitu jumping smash-nya membawanya pada match point 20-16.
Fitriani memang masih bisa menambah satu angka lagi karena smash Yue membuat shuttlecock mencium net. Akan tetapi, poin ke-17 itu menjadi poin terakhir Fitriani di Indonesia Masters 2020 . Service Fitriani yang membuat shuttlecock jatuh di luar lapangan memastikan gim kedua selesai dengan kemenangan 21-17 untuk Yue.