Wawancara Eksklusif Kholidin: Tukang Bubur Peraih Emas Panahan ASEAN Para Games

16 Agustus 2022 16:10 WIB
·
waktu baca 11 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kholidin meyakini bahwa menjadi manusia yang bermanfaat adalah harga mati. Itulah kenapa, meski hanya dengan satu tangan, ia tak pernah menyerah menjadi atlet panahan. Terbukti, ia sukses meraih medali di ASEAN Para Games 2022.
ADVERTISEMENT
ASEAN Para Games ke-11 dihelat di Surakarta, Jawa Tengah, selama 30 Juli-6 Agustus 2022. Dalam kompetisi itu, Kholidin sukses meraih tiga medali: Emas (Kategori Ganda bersama Setiawan), perak (Kategori Campuran bersama Mahda Aulia), perunggu (Kategori Individu).
Ini merupakan pencapaian apik dan inspiratif dari Kholidin. Ia memang tidak memiliki dua tangan seperti manusia pada umumnya. Namun, pria yang dalam kesehariannya berprofesi sebagai tukang bubur ini percaya bahwa panahan adalah jalan yang telah ditunjuk Tuhan untuknya bisa bermanfaat.
Kholidin alias Bang Udin (kiri), atlet parapanahan yang raih medali ASEAN Para Games 2022, berfoto bersama pelanggannya, Fendy, di tempatnya berjualan bubur di parkiran Wisma Geha, Jakarta Pusat, pada Agustus 2022. Foto: Alif Zaky Assidiqi/kumparan
kumparan berkesempatan menemui Kholidin di tempatnya biasa berdagang bubur di bilangan Jakarta Pusat, serta mengunjunginya di tempat latihannya di Depok, Jawa Barat. Ia adalah pria sederhana yang ramah dan gurat senyum senantiasa menghiasi wajahnya.
ADVERTISEMENT
Prestasinya meraih tiga medali, termasuk emas, di ASEAN Para Games tak membuat Kholidin berubah menjadi pribadi yang tinggi hati. Pria kelahiran Pekalongan, 17 Agustus 1977, ini tetap tampak bersahaja dan tidak pernah berpuas diri.
Kepada kumparan, Kholidin bercerita tentang banyak hal, mulai dari kisah masa lalunya, perjuangannya sebagai atlet panahan dan tukang bubur, hingga cita-cita yang masih ingin digapai.

Bagaimana awal karier Anda sebagai atlet panahan?

Kholidin alias Bang Udin, atlet parapanahan yang raih medali ASEAN Para Games 2022, berpose di tempatnya berjualan bubur di parkiran Wisma Geha, Jakarta Pusat, pada Agustus 2022. Foto: Alif Zaky Assidiqi/kumparan
Awalnya, adik saya duluan. Dari 2015, adik saya sudah setahun duluan ke panahan, terus habis itu, saya ditawarkan untuk masuk panahan. Saya tertarik karena memang kan panahan itu olahraga sunah, terus juga melatih fokus, kesabaran, ketenangan, segala macam ada di situ.
Saya ikut klub di FAST Pulomas yang pelatihnya itu Herman Juli Prasetyo, nah di situ saya mulai berlatih. Busur dan panahnya pinjam dari klub itu. Alhamdulillah, baik semua, sudah seperti keluargalah di klub itu. Jadi, dulu saya latihannya sepekan sekali di hari Sabtu atau Minggu, sepekan sekali.
ADVERTISEMENT
Nah, kira-kira agak 3 bulan, itu saya mulai penasaran, lomba panahan itu seperti apa. Jadi, saya ingin tahu lebih dalam. Akhirnya, saya izin sama pelatih untuk ikut event di Depok pada 2016, yang mana di situ ada perlombaan panahan.
Alhamdulillah, pertama kali ikut, saya didampingi senior karena memang saya baru. Didampingi alhamdulillah, waktu itu, saya kualifikasi peringkat satu, alhamdulillah, pertama kali.
Nah dari situ, saya mulai berlatih lebih lagi, terus, terus, terus, setahun kemudian, alhamdulillah, saya sudah mulai banyak mengikuti event kayak Piala Presiden, Piala Gubernur, dan lain-lain. Alhamdulillah selalu peringkat satu, peringkat dua, peringkat satu, alhamdulillah saya syukuri.

Lalu, bagaimana Anda bisa mengalami kecelakaan?

Jadi, saya sudah ikhtiar maksimal ke dokter, ke RSUD di Pekalongan, ditangani di malam itu memang enggak ada dokter ortopedi. Alhasil, saya hanya dibersihkan, terus dijahit lukanya, terus dikasih gips.
ADVERTISEMENT
Nah besoknya, paginya saya dioperasi di Pemalang sama dokter ortopedi. Setelah dioperasi, dua hari diperbolehkan pulang, dikontrol, pas mau kontrol seminggu, ternyata infeksi dan harus diamputasi [tangan kanan saya].
Jadi, ya, saya hanya berdoa kepada Allah kalau memang itu jalan saya yang terakhir, saya minta kepada Allah tolong matikanlah saya dalam kondisi husnul khatimah. Tapi kalau bisa disembuhkan, saya minta kepada Allah supaya hidup saya bisa bermanfaat bagi orang lain, itu saja tujuan saya.
Potret Kholidin alias Bang Udin (kiri), atlet parapanahan yang raih medali ASEAN Para Games 2022, sedang berdagang bubur pada masa lalu sebelum mengalami kecelakaan. Foto: Dok Fendy

Apa tantangan Anda menjadi atlet parapanahan?

ADVERTISEMENT
Banyak sekali. Pertama, niat yang kuat. Itu nomor satu, sebagai modal. Kalau enggak punya niat yang kuat, tekad yang kuat, saya enggak bakalan menjadi seperti ini. Artinya, alhamdulillah, dengan niat yang kuat, terus dukungan pelatih, teman-teman, dan semua orang saya bisa menghadapinya.
ADVERTISEMENT
Saya kan masuk Pemda DKI untuk laga DKI, untuk NPC-nya di-support sama pak ketua, sama Pak David [Jacobs], Pak Fajar Binpresnya [Infithar Fajar Putra]. Alhamdulillah pas kemarin di Papua [Peparnas 2021], membela DKI waktu PON atau Peparnas, alhamdulillah juara satu. Nah dari situ, berjenjang, dua bulan kemudian dipanggil untuk pelatnas.

Ketika dari kecelakaan hingga bangkit lagi, bagaimana prosesnya?

Cuma, saya ada pemikiran, apa saya bisa memanah lagi? Apa saya bisa aktivitas lagi, jualan bubur, gitu kan? Sempat saya gitu, tetapi saya kembalikan lagi kepada Allah yang punya urusan. Saya pasrahkan semua itu kepada Allah, agar hidup ini menjadi ringan, enggak ada beban, biar Allah semua yang ngatur.
Seketika itu, ya sudah, saya jalani. Habis dioperasi itu, saya duduk pun enggak bisa, harus dibantu sama anak saya. Terus, bertahap saya punya program, kalau sudah bisa duduk, saya coba berdiri, berdiri pun sulit karena terasa kunang-kunang mau pingsan. Kalau pusing begitu, saya tiduran lagi, istirahat. Saya tetap berusaha bangkit, berusaha jalan, terus sampai 3 minggu prosesnya itu.
ADVERTISEMENT
Setelah 3 minggu, saya penasaran mau mencoba panah lagi. Jadi, saya ke FAST lagi, ke klub saya, itu mendengar bunyi lecutan anak panah dilontar itu sudah senang banget. Wah, terhiburlah, terpacu lagi. Ketika itu, saya balik ke rumah, malah keinginan kuat saya untuk memanah lagi.
Akhirnya setelah itu, saya coba berdoa kepada Allah, saya serahkan semuanya lagi kepada Allah, dikasih solusi sama Allah, saya ikat tali string itu pakai tali sol sepatu. Habis itu, saya pasang anak panah, saya gigit, saya tembakkan ke target, alhamdulillah bisa.

Anda memanah dengan gigi, bagaimana kesulitannya?

Nah, itu perjuangannya masyaAllah. Saya sampai sempat 3 hari enggak bisa makan, sampai sempat [bibir dan gusi] berdarah-berdarah. Terus berproses, selalu ada tantangan, harus menaikkan lbs tetapi saya selalu berlati dan berdoa terus supaya dilindungi.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Anda terus memotivasi diri?

Ini terbukti bahwa saya bisa jika dengan kemauan yang kuat, perjuangan sungguh-sungguh, dan juga enggak pernah lupa berdoa. Nah itu, Allah kasih kemudahan kemarin itu bisa meraih medali emas di ASEAN Para Games Solo. Tiga medali: Emas, perak, perunggu.
(Prestasi yang sudah diraih Kholidin selama jadi atlet parapanahan:

Bagaimana rasanya dapat medali emas ASEAN Para Games?

Kholidin alias Bang Udin, atlet parapanahan yang raih medali ASEAN Para Games 2022, mengadakan syukuran di Felfest Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, pada Agustus 2022. Foto: Alif Zaky Assidiqi/kumparan
Aduh, masyaAllah, itu saya enggak henti-hentinya untuk bersyukur, terus saya senang, bangga, apa namanya, merinding juga ketika diperdengarkan lagu Indonesia Raya dan juga melihat Bendera Sang Merah Putih diderek, terus Thailand, terus Malaysia.
ADVERTISEMENT
Wah, saya merinding. Saya senang sekali bisa membuktikan bahwa ini lho bisa dengan perjuangan ini, ayo sama-sama teman-teman kita berjuang untuk Indonesia.

Lawan yang susah siapa?

Dari ASEAN itu yang kuat Thailand, Malaysia, karena taraf mereka memang sudah Paralimpik, sudah atlet Paralimpik. Kemarin saja waktu turnamen di Dubai, yang Thailand itu peringkat dua dapat perak.
Iya, waktu di ASEAN Para Games makanya kemarin dia turun ketemu saya. Alhamdulillah saya bisa dapat belajar juga dari situ.
(Atlet Thailand yang dimaksud salah satunya Hanreuchai Netsiri, yang meraih satu emas dan dua perak di ASEAN Para Games 2022--RED).

Bagaimana respons keluarga atas prestasi tersebut?

Mereka senang, tetapi enggak ikut ke Solo karena memang lagi ngurus ini dagangan. Jadi, saya kabari saja, alhamdulillah mereka senang.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Anda membagi waktu latihan dan jualan?

Aktivitas saya, pagi biasa dagang, terus siangnya saya pulang, istirahat, salat, makan. Baru habis itu, saya pergi lagi latihan. Itu biasanya seperti itu.
(Selain berlatih di FAST Pulomas, Kholidin juga berlatih di Felfest UI Depok. Di sana, ia dilatih Denny Decko, pelatih yang sudah melatihnya sejak 2017 dan juga menemaninya saat meraih medali di ASEAN Para Games 2022--RED).

Katanya Anda pun menjadi guru memanah sekarang?

Iya, alhamdulillah. Jadi di klub saya di Pulomas, saya menjadi asisten pelatih Coach Herman. Saya membantu anak-anak yang masih baru, setelahnya Coach Herman yang menindaklanjuti untuk prestasi. Jadi awal-awal, saya yang menangani.

Cuma usia dini?

Semua kalangan sebenarnya, saya masih sampai sekarang dari 2019.
ADVERTISEMENT

Apa tujuan yang masih ingin Anda capai sebagai atlet?

Yang saya cita-citakan, mau lebih lagi. Kenapa? Karena ini kan ASEAN Para Games, nanti ada lagi Asian [Para Games] yang diikuti kurang-lebih 50 negara.
Terus nanti, ada event Paralimpik lagi, itu tujuan saya, mohon doa juga teman-teman semua biar saya sampai Paralimpik. Paralimpik itu sudah tingkat dunia, setara dengan Olimpiade.
(Asian Para Games semestinya dihelat di Hangzhou, China, pada 9-15 Oktober 2022 tetapi ditunda karena masalah COVID-19. Ada kemungkinan ajang itu akan dihelat pada 2023. Paralimpik rencananya digelar di Paris, Prancis, selama 28 Agustus-8 September 2024--RED).

Sempat coba ke Paralimpik 2020 tapi gagal, ya, katanya?

Kholidin alias Bang Udin (kanan), atlet parapanahan yang raih medali ASEAN Para Games 2022, berlatih panahan bersama Coach Denny Decko di Felfest Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, pada Agustus 2022. Foto: Alif Zaky Assidiqi/kumparan
Iya, itu jadi momen saya pertama kali ke Eropa, Ceko waktu itu, untuk perebutan tiket. Jadi, alhamdulillah saya bisa berangkat ke sana.
ADVERTISEMENT
Memang, perlunya saya banyak jam terbang atau try out itu perlu sekali. Waktu itu, saya pertama kali. Di sana, saya peringkat 7 dunia alhamdulillah.
(Yang bisa masuk Paralimpik Tokyo 2020 hanya peringkat 1, 2, 3--RED)

Anda yakin tembus Paralimpik 2024 nanti?

ADVERTISEMENT
Nanti kan ada kualifikasi katanya untuk mendapatkan tiket lagi, saya mau berjuang di situ dulu. Semoga bisa masuk ke sana, mudah-mudahan di-support sama pemerintah.

Apa ada dukungan atau apresiasi dari pemerintah selama jadi atlet parapanahan?

Alhamdulillah didukung, alhamdulillah Pak Presiden [Joko Widodo] juga terima kasih sudah menyetarakan atlet difabel dan atlet yang normal, alhamdulillah bonus pun sama.
Alhamdulillah, selama ini sih sudah bagus support-nya. Terima kasih kepada pak presiden juga. Karena berasa banget ketika kami disetarakan dengan yang normal itu, kami usahanya lebih maksimal lagi, lho, artinya kita dihargai, maka kami harus tunjukkan jadi orang yang lebih, bisa untuk bersaing dengan yang normal. Nah itu, kami juga dihargai sama pemerintah, kesetaraan alhamdulillah.
ADVERTISEMENT

Apakah bonus kemarin sudah turun?

Belum, lagi proses. Oh iya, sudah dijanjikan seperti itu, makanya terima kasih kepada Pak Jokowi.
(Besaran bonus peraih medali di SEA Games dan ASEAN Para Games 2022 disamakan oleh Pemerintah RI. Untuk kategori perorangan, peraih emas mendapatkan Rp 500 juta, peraih perak mendapatkan Rp 300 juta, dan peraih perunggu mendapatkan Rp 150 juta--RED).
(Untuk nomor beregu, peraih emas mendapatkan Rp 350 juta, peraih perak mendapatkan Rp 210 juta, dan peraih perunggu mendapatkan Rp 150 juta. Nomor ganda memiliki nominal lain, yakni peraih emas mendapatkan Rp 400 juta, peraih perak mendapatkan Rp 240 juta, dan peraih perunggu mendapatkan Rp 120 juta--RED).

Anda kan juga menjadi tukang bubur, lebih dulu jualan atau jadi atlet?

Kholidin alias Bang Udin, atlet parapanahan yang raih medali ASEAN Para Games 2022, sedang menyiapkan bubur dagangannya di parkiran Wisma Geha, Jakarta Pusat, pada Agustus 2022. Foto: Alif Zaky Assidiqi/kumparan
Saya jualan dari 1994, hampir 30 tahun saya usaha ini, jadi enggak mungkin ditinggalkan. Panahan ini baru, memang Allah sudah kasih rezeki, ya. Apalagi kemarin pandemi, itu untuk usaha saja kami nombok gitu kan. Setelah saya jadi atlet, nomboknya bisa ketutup dari situ, alhamdulillah.
ADVERTISEMENT

Kabarnya sempat kena gusur juga, ya?

Iya, dulu kan di depan sini [Menteng], karena memang ada perbaikan dari pemerintah untuk pelebaran jalan, trotoar. Nah, saya yang kaki lima kena imbasnya, tetapi dari situ saya enggak mau putus asa juga, saya berdoa.
Tiga bulan enggak jualan, akhirnya Pak David yang punya gedung Wisma Geha berbaik hati. MasyaAllah, saya terima kasih banyak boleh berjualan di sini sampai sekarang, dari 2015 sampai sekarang.

Bicara soal hidup sebagai difabel, kesulitan apa yang Anda temui sehari-hari?

Saya kena tilang ganjil-genap. Jadi, kalau dulu itu kan sistemnya diberhentikan sama pak polisi dan ada aturan agar warga disabilitas diperbolehkan untuk melewati ganjil-genap. Kami pun tahu saat itu.
ADVERTISEMENT
Nah, setiap saya latihan, saya kan ganjil nomor mobilnya, pas genap saya diberhentikan, memang tugasnya pak polisi kan. Tapi setelah itu, setelah saya bilang, saya disabilitas, dipersilakan jalan, karena aturannya seperti itu.
Terus, sekarang yang jadi masalah pakai e-tilang, difoto, dikirimkan ke rumah, saya kena sanksi gitu. Nah itu yang saya minta pemerintah mohon dikoreksi atau bagaimanalah, saya kurang paham, mohon yang bersangkutan.

Ini bulan kemerdekaan, Anda adalah pahlawan bangsa, apa harapan untuk NKRI dan kesejahteraan atlet Indonesia?

Kholidin alias Bang Udin, atlet parapanahan yang raih medali ASEAN Para Games 2022, berlatih panahan di Felfest Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, pada Agustus 2022. Foto: Alif Zaky Assidiqi/kumparan
Di ulang tahun RI Ke-77 ya, saya mengucapkan, semoga anak bangsa ini dan teman-teman semua yang umum dan difabel jangan pantang menyerah, terus berjuang untuk di bidang masing-masing. Jadi, kita bisa berkarya, bisa membahagiakan orang tua, sekeliling kita, skala internasional bisa InsyaAllah jika kita berjuang untuk bangsa ini.
ADVERTISEMENT

Apa pesan motivasi khusus untuk atlet difabel?

ADVERTISEMENT
Untuk atlet difabel, jangan menyerah, jangan putus asa, terus berusaha, berdoa, pasti cita-cita kita akan tergapai. Terus juga, jangan melihat apa kekurangan kita, lihat apa yang ada di dalam diri kita, kita fungsikan dengan maksimal, InsyaAllah membuahkan hasil.