Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Wawancara Luis Leeds: Ngotot Balapan dengan Merah Putih hingga Dukungan Bamsoet
7 September 2023 10:47 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Pebalap Australia keturunan Indonesia, Luis Leeds , kembali mengunjungi tanah kelahiran ibundanya baru-baru ini. Tahun-tahun telah berlalu, tetapi pebalap yang kini berusia 23 tahun itu tetap memegang satu tekad: Mengibarkan bendera 'Merah Putih' di podium kejuaraan balap dunia.
ADVERTISEMENT
Pada 2019, Leeds menjadi buah bibir berkat prestasinya di Australia. Ditambah lagi, pebalap yang memiliki darah Ngawi dari sang ibu itu benar-benar ingin balapan mewakili Indonesia.
Leeds selama ini berkarier di Formula 4 (F4), atau lebih tepatnya Australian F4 Championship sejak 2015, dengan membawa bendera Australia. Prestasi terbaiknya hadir pada 2019, ia sukses menyegel status juara umum dengan menaiki 17 podium dari 18 balapan yang 9 di antaranya adalah finis pertama.
Selain itu, Leeds juga pernah mengikuti kejuaraan lain seperti F4 Inggris, Porsche GT3 Cup Challenge Australia, Formula Renault Eurocup, hingga Toyota Racing Series. Kini, ia mengincar panggung yang lebih besar.
F4 adalah ajang balap garapan Federasi Otomotif Internasional (FIA) pada 2014 yang tidak mencakup skala internasional, tapi digelar oleh negara atau kawasan regional. Maka dari itu, untuk tahun depan, Luis Leeds bertekad bisa menembus Kejuaraan Dunia Formula 3 (F3).
ADVERTISEMENT
Harapannya, Leeds bisa langsung menembus F2 di tahun berikutnya dan akhirnya menggapai mimpi besarnya tampil di F1 pada 2026. Ia sangat bekerja keras untuk impiannya tersebut.
Namun, jalan tidak selalu mulus. Ada saja halangan dan rintangan untuk mencapai mimpi itu, termasuk yang terkait administrasi. Seperti apa kisahnya kali ini? Simak wawancara eksklusif kumparan berikut.
Pekan lalu, kamu berada di Ngawi, bisa diceritakan kegiatan Anda di sana?
Keluarga saya memang berasal dari Ngawi. Jadi, saya menghabiskan waktu bersama keluarga dan juga tetap berlatih keras. Saya juga punya beberapa kegiatan bisnis bersama seorang panutan di wilayah saya, dia memberi saya dorongan, memotivasi saya.
Semua orang sangat mendukung saya. Saya bertemu para fan, menikmati pemandangan lokal, dan bersiap untuk musim mendatang.
ADVERTISEMENT
Anda ingin balapan dengan bendera Indonesia, bagaimana dengan kewarganegaraan Anda?
Saya lahir di Australia dan sudah menjadi Warga Negara Australia sepanjang hidup. Saya juga punya paspor Indonesia dan paspor Australia, memegang dua kewarganegaraan.
Saya mungkin telah membalap selama satu dekade sebagai orang Australia. Namun ke depannya, kalian akan melihat saya mengibarkan bendera Indonesia di podium.
Jadi Anda tidak akan dinaturalisasi dan tetap memegang kewarganegaraan Australia meski memakai bendera Indonesia?
Benar.
Berarti tidak ada kontak dengan Kemenpora lagi?
Tidak. Itu sudah terjadi di masa lalu. Saya sudah tak berinteraksi dengan mereka. Prosesnya cukup rumit. Sekarang, sangat sederhana, saya sudah memiliki lisensi Indonesia (dari Ikatan Motor Indonesia/IMI), dan kami sedang mengerjakan kontrak F3 yang diharapkan dapat dikonfirmasi dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Mengapa Anda sangat ingin menggunakan bendera Indonesia?
Kakek-nenek saya yang berasal dari Indonesia belum bisa menikmati sensasi yang sama seperti kakek-nenek saya dari Australia saat menyaksikan saya menang balapan. Saya memiliki karier cukup panjang di dunia balap. Saya salah satu pebalap F4 paling berpengalaman, podium terbanyak, juara terbanyak di Australia, dan sering finis di posisi 3 teratas.
Berkali-kali saya naik podium dengan bendera Australia. Sekarang, karier saya berubah, saya menerima banyak dukungan untuk mengibarkan bendera Indonesia.
Apakah ada dorongan dari kakek-nenek di balik alasan itu?
Sejak berumur 7 tahun hingga tahun ini, saya jarang bertemu langsung dengan kakek dan nenek saya yang dari Indonesia. Jadi, ini keputusan mengejutkan. Mereka tidak memaksa saya melakukannya. Itu sesuatu yang datang dari hati saya dan mereka telah banyak mendukung saya agar sukses. Mereka hanya ingin saya memberikan yang terbaik, tidak peduli dengan bendera yang saya pakai.
Apa rencana jangka pendek dan jangka panjang Anda?
Rencana jangka pendek saya adalah melakukan banyak latihan setiap hari untuk menurunkan banyak berat badan. Saat ini berat saya 80 kg, jadi harus turun 10 kg lagi. Saya juga sedang mengejar kontrak di F3. Banyak tantangan karena banyak pebalap dengan banyak uang dari orang tuanya. Saya bekerja keras untuk mendapatkan sponsor untuk mencapai impian saya.
ADVERTISEMENT
Tujuan jangka panjang saya adalah berada di F1. Saya ingin memenangi balapan di F1, dan sejujurnya saya ingin juara.
Apa nama tim F3 yang sedang kontak dengan Anda?
ADVERTISEMENT
Saat ini kami telah berbicara dengan PHM Racing, tim (asal Jerman) yang mencari peningkatan hasil untuk musim depan. Saya dianggap sebagai pebalap yang sempurna untuk tim itu.
Memang berapa uang yang harus bayar biar bisa balapan di F3?
Ada biaya besar F3 yaitu 3 juta USD (sekitar Rp 46 miliar). Banyak yang harus diatasi, tetapi kami bekerja sangat keras.
Ada rencana B jika gagal ke F3?
Jadi, ada berbagai kejuaraan F3 di dunia (yang sifatnya regional), seperti F3 Australia, F3 Inggris, F3 Amerika. Jadi, saya akan menjajaki semua opsi jika saya tidak bisa balapan di Kejuaraan Dunia F3. Saya ingin balapan di sirkuit F1 (yang juga dipakai Kejuaraan Dunia F3) dengan pebalap terbaik dan trek terbaik tapi jika ini tidak berjalan sesuai rencana, ada banyak alternatif.
ADVERTISEMENT
Jika Anda ke F3 Inggris atau lainnya, masih ada kesempatan ke F1?
Tentu masih ada peluang. Anda harus mendapatkan poin Super License. Jadi, FIA memiliki banyak seri berbeda, ini belum berakhir, saya akan tetap mendorong balapan di Kejuaraan Dunia F3.
Anda sekarang sudah 23 tahun, masih yakin bisa ke F1?
Tentu saja. Saya melihat pebalap seperti Lewis Hamilton dan Fernando Alonso hampir mendekati usia 40 tahun. Saya berharap kerja keras saya bisa membawa saya ke F1 dalam waktu dekat. Saya juga cukup muda di usia 23 tahun.
Apa tantangan Anda dalam proses mewujudkan impian tersebut?
Tantangan tersulit yang pasti adalah menghadapinya, banyak sekali pebalap yang sudah membayar di depan (DP) untuk masuk tim F3. Sejujurnya, banyak pebalap muda yang didukung oleh keluarganya sehingga mereka tidak perlu bekerja keras sendiri untuk mendapatkan sponsor.
ADVERTISEMENT
Jadi, di tahun 2016, saya membalap bersama tim Red Bull Junior, saya meraih hasil bagus dan masih belum bisa mempertahankan posisi saya di sana. Sejak itu saya berjuang pada musim 2017-2020 hanya untuk tetap berada di grid dan saya beruntung, ayah saya menjadi sponsor saya. Ayah saya hanya bisa mensponsori saya di kejuaraan level bawah, dia tidak bisa mensponsori saya di F3 dan F2.
Perbedaan antara saya dan pebalap lain adalah mereka punya cukup dana untuk mendapatkan tim dan jika Anda berusia 16 tahun bagaimana bisa Anda membayar jutaan USD? Tentu saja Anda tidak bisa. Jadi, sangat tidak adil jika semua hal terpenuhi begitu dengan pebalap muda tidak berusaha keras untuk mendapatkan posisi. Namun bagi saya, itu menjadi motivasi.
ADVERTISEMENT
Anda bertemu Bambang Soesatyo, apa yang dibicarakan?
Saya banyak berinteraksi dengannya, berbicara tentang bagaimana membawa nama Indonesia di motorsport, bersama-sama kami bekerja keras untuk membawa saya ke F3 dan mungkin suatu hari nanti F2 dan impian besar ke F1. Jadi, saya bekerja keras untuk mencapai impian saya menjadi juara dunia.
Apakah Bamsoet dengan senang hati mendukung Anda?
Tentu saja dia sangat senang dengan saya. Dia memberi saya banyak sekali motivasi dan dorongan, banyak kata-kata yang menarik, dia pria yang hebat.
Apakah Bamsoet menjanjikan sesuatu?
Jadi, yang terpenting dia sudah memberi saya lisensi balapan untuk mewakili Indonesia di tingkat dunia. Kedua, beliau memberi saran kepada saya untuk mencari sponsor karena biayanya banyak. Tidak mudah untuk mendapatkan uang sebanyak itu.
ADVERTISEMENT
Jadi, bukan Bamsoet langsung yang mencarikan Anda sponsor?
ADVERTISEMENT
Dia adalah orang yang sangat sibuk dengan banyak hal, dan masih banyak lagi tanggung jawab yang lebih penting selain mengurusi saya. Jadi, dia membantu saya, dia membangun tim di sekitar saya untuk memberi saya lebih banyak dukungan.
Meskipun setiap hari banyak pekerjaan yang sangat penting dilakukannya, dia masih menyediakan waktu untuk saya sebisa mungkin untuk memberi tim yang saya butuhkan. Kami sedang bekerja keras.