Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Wozniacki, si Juara Bertahan Itu, Kandas di Tangan Sharapova
19 Januari 2019 2:17 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Cerita Caroline Wozniacki di nomor tunggal putri Australia Terbuka 2019 sudah selesai. Langkah sang juara bertahan terhenti di babak ketiga, usai menerima kekalahan 4-6, 6-4, 3-6 dari Maria Sharapova. Kemenangan yang direngkuh Sharapova pada Jumat (18/1/2019) di Rod Laver Arena Melbourne Park itu mengantarkannya pada pertandingan babak keempat melawan Ashleigh Barty.
ADVERTISEMENT
Wozniacki melakoni laga dengan meyakinkan. Kecepatan dan mobilitasnya untuk menjelajah seluruh ruang di bidang permainannya menjadi ancaman yang menakutkan bagi setiap lawan, tak terkecuali Sharapova. Namun, petenis Rusia yang jadi lawannya itu juga punya cara sendiri.
Ia tahu bahwa Wozniacki adalah pemain pekerja keras yang tak cuma ibarat pelari cepat, tapi juga petenis yang kelewat sabar menghadapi permainan lawan. Maka, Sharapova mencecarnya dengan serangan bertubi-tubi. Tak pelak, Sharapova berhasil membukukan 37 winner dan lima ace. Bandingkan dengan 10 winner dan lima ace torehan Wozniacki.
Skenario comeback menjadi tajuk utama laga set pertama. Wozniacki sejatinya sudah mengumpulkan keunggulan 4-1 sampai gim kelima. Namun, Sharapova bangkit di gim keenam yang ditandai dengan kegagalan Wozniacki mengamankan satu angka pun.
ADVERTISEMENT
Di gim ini, Sharapova melesakkan dua winner dan memancing lawannya untuk melakukan dua kesalahan (forced error). Setelahnya Sharapova melejit. Tak cuma mampu menyamakan kedudukan menjadi 4-4, ia bahkan sanggup menyegel kemenangan 6-4 di akhir gim ke-10.
Lima groundstroke turut membantu Sharapova untuk mengamankan set kedua dengan kemenangan 6-3. Tertinggal 2-3 di set kedua, Sharapova mencoba untuk mengambil alih gim keenam. Setelah menyegel keunggulan 15-0, ia mengubah kedudukan menjadi 30-0 lewat forehand monsternya yang membikin Wozniacki mati langkah.
Pukulan forehand-nya menjadi andalan, tapi bukan berarti Sharapova tidak dapat menyerang dengan backhand. Itulah yang ia lakukan untuk mengunci gim keenam dengan kemenangan dan menggeser skor menjadi 3-3.
Walaupun Wozniacki sanggup memimpin balik menjadi 4-3, bukan berarti Sharapova kehilangan akal untuk menyamakan kedudukan. Sempat direpotkan oleh unforced error-nya sendiri dan pukulan backhand Wozniacki, Sharapova bangkit dan menutup laga gim kedelapan pada situasi advantage lewat ace yang lahir dari servis berkecepatan 183 km/jam. Lantas, kemenangan di gim ini direngkuh sang petarung Rusia lewat winner yang keluar dari pukulan backhand-nya.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi persoalan, gim kedua tidak menjadi milik Sharapova. Meski membukukan 19 winner berbanding satu winner Wozniacki, catatan unforced error Sharapova cenderung mengerikan. Bagaimana tidak, saat Wozniacki bermain bersih dengan tujuh unforced error, Sharapova mesti kehilangan 19 angka akibat kesalahan individunya. Catatan ini saja sudah cukup untuk menjelaskan mengapa Sharapova kalah di set kedua walau bermain jauh lebih agresif.
Bagaimana berbahayanya unforced error Sharapova tergambar jelas di gim ketiga. Di gim kelima saat kedudukan imbang 2-2, Sharapova membuat satu forced error dan tiga unforced error berturut-turut. Kesalahan individu yang demikian pada akhirnya mesti dibayar Sharapova dengan kekalahan di gim kelima.
Beruntung Sharapova masih bangkit. Itu menjadi gim terakhir yang berhasil dimenangi oleh Wozniacki. Setelah menyamakan kedudukan menjadi 3-3, Sharapova tak merebut kendali permainan seutuhnya dan menyegel kemenangan 6-3 di akhir laga set ketiga.
ADVERTISEMENT
Wozniacki yang harus menerima kekalahan itu pun mengakui bahwa permainan Sharapova jauh lebih menggigit. Di satu sisi, permainan agresif Sharapova memang berisiko karena membuatnya melakukan kesalahan sendiri. Tapi di sisi lain, agresivitas yang demikian membuat Wozniacki kehilangan ritme permainannya sendiri.
"Terlepas apakah ia mencetak winner atau membuat kesalahan, saya hanya bermain menunggu. Akibatnya, saya kehilangan ritme permainan sendiri. Tapi, saya bisa melawan di set kedua. Di set ketiga kami berdua bermain dengan baik, tapi hasilnya memang seperti itu," jelas Wozniacki, dikuti dari laman resmi Australia Terbuka.
Sementara di laga lain, unggulan kedua turnamen, Angelique Kerber, juga sukses menyegel tiket babak keempat. Kemenangan telak 6-1, 6-0 atas petenis Australia pemegang wildcard, Kimberly Birrell, menjadi penyebabnya. Kerber memang tampil dominan lewat 17 winner dan dua ace-nya. Petenis Jerman ini juga sanggup memenangi 78% servis pertamanya dan 73% servis keduanya. Itu belum ditambah dengan 30 unforced error yang dibuat Birrell di sepanjang pertandingan.
ADVERTISEMENT
Menyaksikan catatan statistik itu, tak heran jika Birrell hanya sanggup memenangi satu gim dalam laga dua set. Nah, kemenangan Kerber ini mengantarkannya pada pertandingan babak keempat melawan petenis Amerika Serikat, Danielle Collins.