Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Zverev Melaju, Nishikori Susah Payah Tembus Babak Kedua
15 Januari 2019 15:03 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hanya karena ini pertandingan babak pertama bukan berarti Zverev bertanding dengan santai sejak awal. Bahkan di gim pertamalah, pertandingan memunculkan situasi yang merepotkan Zverev. Yang menjadi persoalan bukan gaya permainan Bedene yang kepalang tricky, tapi kesalahan-kesalahan individu (unforced error) yang acap dibuat Zverev.
Petenis asal Jerman ini tiga kali kehilangan poin dan yang harus digarisbawahi, ketiganya disebabkan oleh unforced error. Bila Zverev masih sanggup menutup gim pertama dengan kemenangan, maka sedikit-banyak itu juga disebabkan oleh permainan Bedene yang tak kalah 'jorok'.
Kalah di gim pertama, Bedene mencoba bangkit dengan menerapkan permainan baseline yang cepat. Skenario itu tak selamanya berjalan mulus karena Zverev acap menunjukkan permainan fisik yang mumpuni. Berlari dari sisi lapangan satu ke sisi lainnya bukan perkara yang terlalu sulit bagi Zverev.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan berarti tak ada hasil yang direngkuh oleh Bedene. Buktinya, ia berhasil mengejar ketertinggalan dan menyamakan kedudukan di set pertama, dari tertinggal 0-1 menjadi imbang 4-4. Hanya, kemenangan di gim kedelapan menjadi kemenangan terakhir Bedene di set pertama. Setelahnya, Zverev melaju memenangi dua gim secara beruntun dan menancapkan tiang pancang kemenangan dalam kedudukan 6-4.
Set kedua menjadi panggung yang megah bagi Zverev untuk mempertontonkan dominasinya. Bila di set awal, Bedene masih bisa berulah, di set kedua petenis asal Slovenia itu tak berkutik. Menghadapi permainan cepat dan bertenaga Zverev, Bedene mati langkah.
Saat Zverev sudah memenangi lima gim, Bedene belum sanggup menyegel satu kemenangan pun. Lesakan delapan winner dan empat ace menjadi senjata Zverev untuk menghabisi lawannya itu secepat mungkin. Di gim keenam, Bedene pada akhirnya meraih satu kemenangan. Namun satu catatan mayor itu belum cukup hebat untuk menutup jalan kemenangan di set kedua bagi Zverev. Lesakan ace di gim ketujuh memastikan kemenangan 6-1 di set kedua menjadi bagian untuk sang bintang muda Jerman.
ADVERTISEMENT
Set ketiga menjadi pertandingan penentuan bagi keduanya. Untuk Zverev, kemenangan di set ini memastikan ia dapat segera melangkah ke babak kedua. Untuk Bedene, kemenangan di set ini akan memperpanjang napasnya di Australia Terbuka 2019.
Barangkali itulah yang menjadi penyebab mengapa Bedene kembali kepada permainan seperti yang ia ditunjukkan di set perdana. Mobilitasnya lebih oke, agresivitas serangannya lebih menggigit. Terbukti, ia sanggup melepaskan sembilan winner di set ketiga. Ini menjadi jumlah winner terbanyaknya bila dibandingkan dengan set pertama (tujuh winner) dan set kedua (tiga winner). Alhasil, ia sempat memimpin 3-2.
Namun, Zverev juga bukan anak muda 21 tahun sembarangan. Tak cuma menyamakan kedudukan menjadi 3-3, Zverev balik memimpin 5-3 di akhir gim kedelapan. Yang menjadikan pertandingan ini menyenangkan buat ditonton, Bedene tetap berusaha untuk bangkit.
ADVERTISEMENT
Di gim kesembilan, ia memberikan perlawanan sengit walau sempat tertinggal 0-30. Satu unforced error Zverev dan dua ace Bedene mengubah ketertinggalan 0-30 itu menjadi keunggulan 40-30 untuk Bedene. Zverev pun tak mau mundur sehingga permainan keduanya melahirkan empat situasi advantage. Pada akhirnya, gim kedelapan ini menjadi milik Bedene. Lesakan ace-nya memastikan kedudukan bergeser dari 3-5 menjadi 4-5.
Sial bagi Bedene, agresivitas Zverev melumat langkahnya. Alih-alih menunjukkan permainan serupa gim sembilan, Bedene justru gigit jari di gim ke-10. Winner yang lahir dari pukulan backhand Zverev mengganjarnya dengan keunggulan 15-0. Dua kesalahan beruntun membuat Bedene terpuruk pada ketertinggalan 0-40. Puncaknya, lesakan winner yang mencuat dari pukulan forehand memastikan pintu babak kedua terbuka lebar bagi Zverev.
ADVERTISEMENT
Sama-sama Lakoni Duel Sengit, Nishikori dan Chung Tapaki Babak Kedua
Sementara di laga lain, duo wakil Asia, Kei Nishikori (Jepang) dan Chung Hye-on (Korea Selatan) juga berhasil menjejak ke babak kedua. Jika Nishikori melaju ke babak kedua berkat kemenangan 3-6, 6-7 (6-8), 6-0, 6-2, 3-0 (retired), maka Chung menggenggam tiket babak kedua akibat kemenangan 6-7 (5-7), 6-7 (5-7), 6-3, 6-2, 6-4.
Persamaannya, kedua petenis ini melakoni laga lima set yang sengit. Nishikori yang memasuki turnamen dengan status unggulan kedelapan dan semifinalis AS Terbuka 2018 berhadapan dengan wakil Polandia, Kamil Majchrzak. Hanya karena datang dengan status mentereng itu bukan berarti perjalanan Nishikori bakal mulus-mulus saja. Ia bahkan menelan kekalahan 3-6 di set pertama.
ADVERTISEMENT
Majchrzak yang masuk ke putaran final Australia Terbuka lewat jalur kualifikasi itu memang tampil mengesankan. Permainan ofensif Nishikori dibalas dengan agresivitas yang tak kalah hebat. Bahkan, permainan Nishikori lebih berantakan ketimbang Majchrzak. Ini dibuktikan dengan 11 unforced error yang ia buat, berbanding dengan tujuh unforced error Majchrzak. Tak mengherankan bila Majchrzak mampu mencuri poin demi poin hingga berakhir dengan kemenangan 6-3. Nishikori tahu caranya bangkit.
Lawannya ini juga bukannya tak bertambah trengginas. Berkaca dari jumlah ace dan winner saja, Nishikori kalah. Majchrzak mampu menyegel delapan ace dan 21 winner, sementara Nishikori hanya dua ace dan 19 winner. Yang menjadi pembeda, Nishikori jauh lebih sabar, permainannya lebih rapi dibandingkan dengan Majchrzak. Namun, agresivitas Majchrzak tetap sanggup mengantarkannya pada kemenangan 7-6 (8-6).
ADVERTISEMENT
Situasi berbalik 180 derajat di set ketiga dan keempat. Alih-alih merawat agresivitasnya, Majchrzak justru babak-belur. Itu terbukti dengan kekalahan telak 0-6 dan 2-6 yang didapatnya dari Nishikori. Puncaknya, ia mengundurkan diri dari pertandingan saat Nishikori memimpin 3-0.
Sementara, Chung bertanding melawan petenis peringkat 76 dunia, Bradley Klahn. Serupa Nishikori, Chung mendapatkan perlawanan sengit sejak laga dimulai. Ini bisa dibuktikan dengan dua set awal yang berlanjut pada babak tie-break yang berakhir dengan kekalahan Chung.
Namun, asa Chung untuk bangkit dan membalaskan ambisinya yang tak sampai di Australia Terbuka 2018 akibat cedera di babak semifinal meninggi. Seolah tanpa kesulitan berarti, ia sukses mematrikan kemenangan 6-3, 6-2, 6-4 di tiga set akhir. Kemenangan di babak pertama ini memastikan Chung akan bertemu dengan petenis Prancis, Pierre-Hugues Herbert--sementara Nishikori akan berlaga melawan wakil Kroasia, Ivo Karlovic, di babak kedua.
ADVERTISEMENT