Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
4 Kasus Sindrom Putri Tidur di Seluruh Dunia
25 Oktober 2017 13:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu terakhir, publik dihebohkan dengan kisah Siti Raisa Miranda (13) seorang gadis asal Banjarmasin yang tertidur selama dua minggu terhitung sejak 10 Oktober 2017.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengingatkan kita pada cerita dongeng Putri Tidur atau Sleeping Beauty. Echa-panggilan akrab gadis tersebut- tak dapat dibangunkan, ia bahkan terus terlelap.
Baru pada Sabtu (21/10) Echa tersadar dan membuka matanya. Dia bisa makan dan mandi sendiri, namun masih seperti orang bingung.
Kasus serupa tak hanya dialami oleh Echa saja, empat kasus yang terjadi di seluruh dunia ini jadi bukti penyakit sleeping beauty dapat menimpa siapapun dan dimanapun.
Berikut kumparan (kumparan.com) rangkum empat kasus 'putri tidur' yang terjadi di seluruh dunia.
1. Beth Goodier dari Inggris
Kehidupan remaja asal Inggris, Beth Goodier berubah ketika dirinya didiagnosa mengidap sindrom Kleine-Levin (KLS) yang juga disebut sindrom 'Putri Tidur'.
ADVERTISEMENT
Penyakit tersebut ia derita ketika usianya menginjak 16 tahun dan dalam sehari Beth hanya bangun selama dua jam saja.
Hal ini membuatnya tak bisa melakukan banyak hal, bahkan kehidupannya kini bergantung kepada ibunya, Janine.
Kepada BBC , Beth mengungkapkan keinginannya untuk bisa beraktifitas seperti remaja normal.
"Aku ingin bisa melakukan sesuatu yang produktif ketika saya sembuh, menjadi produktif bagi masyarakat," tuturnya.
Pada Oktober 2014, Beth berkesempatan untuk berbicara di depan umum soal penyakitnya sehingga bisa meningkatkan kewaspadaan serta kesadaran mengenai penyakit langka tersebut .
2. Heather Reed dari Kanada
Heather Reed, seorang ilmuan yang harus merelakan pekerjaannya sebagai ahli biologi setelah mengidap penyakit 'Putri Tidur'.
ADVERTISEMENT
Selama setahun Heather menghabiskan 8.030 jam hanya untuk tidur. Kepada express.co.uk Heather mengungkapkan jika kondisinya ini berdampak besar terhadap kehidupannya.
"Ini tentu saja berdampak pada hidup saya. Aku merasa seperti hantu dalam hidupku sendiri," tuturnya.
Selama lebih dari tujuh tahun Heather berjuang melawan penyakitnya encephalomyelitis myalgia (ME) dan Kleine-Levin Syndrome (KLS).
Dirinya juga bercerita sebelum dua penyakit tersebut menyerang tubuhnya, Heather adalah seorang pekerja keras dan aktif. Hingga kini dirinya berharap bisa sembuh dari penyakit tersebut dan kembali menjalani kehidupan normalnya.
3. Jade Fraizer dari Amerika
Jade Fraizer, didiagnosa mengidap penyakit KLS yang menyebabkan dirinya tertidur hingga beberapa hari lamanya. Sebelum akhirnya didiagnosa KLS ibunda Jade, Dee telah melihat gejala aneh yang dialami putrinya tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari metro.co.uk Jade kerap kali tertidur di dalam kelas ketika pelajaran berlangsung bahkan saat hari Natal ketika membuka hadiah dan makan malam.
Melihat kejanggalan itu, Dee langsung memeriksakan Jade ke dokter dan saat itulah Jade mengalami sindrom 'Putri Tidur'.
Hal ini mempengaruhi tingkah laku putrinya, ia menjadi lebih agresif ketika bangun dan terus merasa kelelahan.
Dee merasa sedih atas apa yang memimpa Jade, "Hatiku hancur karena Jade tak mengalami apa yang dialami oleh anak 11 tahun seusianya," lanjutnya.
Menurut KLS Foundation, sindrom seperti ini bisa bertahan selama 10 tahun yang mana meski Jade tak bisa menikmati masa mudanya, kesempatan untuk sembuh itu akan datang ketika Jade beranjak dewasa.
ADVERTISEMENT
4. Louisa Ball dari Worthing, Inggris
Tahun 2008 Louisa Ball didiagnosa penyakit KLS, kala itu usainya masih menginjak 14 tahun. Lottie, sang ibu mengutarakan kejanggalan yang dialami sang anak ketika didiagnosa mengidap penyakit 'Putri Tidur' itu.
"Ia terlihat lelah dan bahkan kondisinya menjadi semakin buruk. Ia mulai tertidur di sekolah dan berbicara ngawur dan tak masuk akal seperti saat ia berbicara kala tidur," jelas kepada BBC.
Dalam sehari ia bahkan bisa tertidur selama 22 jam dalam sehari dan ketika ia bangun Lottie akan memberikannya makan, membantunya ke toilet kemudian Lousia akan kembali tidur.
Hal itu bahkan berlanjut hingga 10 hari berikutnya. Sampai saat ini Louisa masih dalam perawatan dengan harapan kedua orang tuaya bisa sembuh dari penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Para penderita KLS umumnya dialami oleh remaja berusia 16 tahun namun tak menutup kemungkinan anak berusia 10 tahun dapat mengalami hal serupa.
Lantas apa yang terjadi kepada mereka yang mengidap KLS?
Seorang dokter syaraf Dr Preeti Devnani menjelaskan lebih lanjut mengenai apa yang terjadi pada mereka yang mengalami kelainan ini.
"Seorang pasien KLS mungkin bisa tidur dimana saja antara dua sampai 31 hari, dan mereka juga akan mengalami salah satu dari kelainan kognitif seperti merasa dunia itu tidak nyata, kegelisahan, kebingungan, halusinasi, perilaku yang tidak normal, cepat marah, nafsu makan meningkat dan bahkan hasrat seksualitasnya meningkat," jelas Dr Preeti.
Hal serupa diungkapkan oleh Kailash Mantry seorang ahli kesehatan mental, "Semua aktivitas pasien akan terhenti. Kebanyakan orang dengan sindrom ini akan berbaring di tempat tidur, merasa lelah serta tidak komunikatif. Bahkan saat mereka sudah bangun. Tidak semua orang yang terkena KLS mengalami semua gejala yang terkait dengan sindrom ini," tutur Kailash.
ADVERTISEMENT
Lalu apa penyebab KLS ?
Hingga kini belum ditemukan gejala pasti penyebab KLS. Namun para dokter dan ahli menyebutkan terdapat malfungsi di daerah hipotalamus dan thalamus pada bagian otak yang mana keduanya bersinggungan dengan pengatur pola tidur, nafsu makan dan dorongan seksual.
Dr Amrapali Patil, pakar kesehatan menjelaskan mengenai faktor penyebab KLS. Gejala seperti flu juga kerap dialami oleh para pasien KLS yang menyebabkan autoimun. Infeksi juga dapat menjadi pemicu penderita KLS selain dari kecenderungan genetik.