5 Desainer Lokal Berbagi Panggung di 'Pesona Sisterhood'JFW 2018

24 Oktober 2017 7:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lima desainer Tanah Air berbagai panggung dalam gelaran JFW 2018 hari ke-3. Mereka adalah Restu Anggraeni dengan label ETU, Norma Hauri dengan label yang sama dengan namanya, Dini Irawati dengan label DINIIRA, dan Milka Faustin serta Eda Arthaputri yang merupakan 2 orang di balik kesuksesan label MILCAH.
ADVERTISEMENT
Keberagaman konsep yang dimiliki oleh para desainer muda berbakat inilah yang akhirnya membuat kelimanya mantap bergabung dalam satu pagelaran busana bertajuk 'Pesona Sisterhood'.
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Menampilkan koleksi terbarunya, MILCAH lebih mengusung kesan santai dalam semua koleksinya. Dress dengan potongan loose, blus asimetris, serta jumpsuit 7/8 dihadirkan MILCAH. Warna nude, oranye, dan broken white mendominasi koleksi busananya kali ini.
Sedangkan DINIIRA menampilkan koleksii busana bertabur kristal dan permainan kilauan payet oranye. Kancing berwarna emas di tiap sisi busana yang dipamerkan Dini juga mendominasi koleksinya di JFW 2018.
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Terlihat bomber jacket berwarna hijau army dan juga merah muda ikut dihadirkan disini. Selain itu, Dini juga menghadirkan dress putih dengan aksen fringe di bagian pinggang. Warna navy, putih, abu-abu serta hijau army sangat kental pada koleksi DINIIRA.
ADVERTISEMENT
Koleksi busana nuansa earth tone seperti cokelat muda, hijau army, biru muda yang dipadankan dengan warna putih dan dusty pink menghiasi koleksi busana Norma Hauri. Koleksi yang diberi nama 'AMALFI' ini terinspirasi dari suatu pulau yang ada di Italia sehingga semua rancangannya dibuat dengan potongan loose yang dikhususkan bagi wanita yang suka traveling.
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
"Biasanya Norma Hauri itu lebih ke model yang structure dengan bahan yang cukup tebal tapi khusus kali ini karena konsepnya vacation friendly, saya memakai bahan yang lebih ringan dengan siluet yang lebih loose lebih airy," ungkap Norma saat dijumpai kumparan (kunparan.com) di konferensi pers 'Pesona Sisterhood' di Senayan City, Jakarta Selatan, Senin (23/10).
Kemeja loose, kulot high waist, serta jumpsuit dengan berbahan linen motif garis-garis di beberapa desain diperlihatkan Norma pada koleksinya. Belt berukuran cukup besar menjadi ciri khas rancangannya ini.
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Dan yang terakhir ada ETU yang mempersembahkan sebuah rangkaian rancangan berpakem modest yang terlahir atas hasil eksplorasi tren fashion lintas dekade. Mengusung nama 'Interdecadal', ETU mengedepankan siluet-siluet khas era '40an dan '60an yang dianggap Restu sebagai era yang menampilkan busana yang berestetika.
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
"Aku ingin mengangkat cuttingan serta desain fashion bergaya '40an dan '60an di mana cuttingannya pada era itu sangat bagus. Aku juga ingin membawa desain itu ke zaman sekarang dengan tampilan yang lebih modern," ungkapnya.
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Fashion Week 2017 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Nuansa klasik sangat kental dirasakan pada koleksi yang didominasi oleh nuansa koleksi berpalet biru donker, merah marun, abu-abu dan putih itu. Potongan kain dengan siluet yang menitikberatkan pada pinggang dan lurus ditonjolkan oleh ETU. Serta tak ketinggalan, motif kotak-kotak dengan aksen flare berbahan organza juga menghiasi koleksi busananya pada malam itu.
ADVERTISEMENT