5 Keunggulan Anak Kedua yang Belum Tentu Diketahui Orangtua

2 Oktober 2017 14:27 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak Kedua Lebih mudah bersosialisasi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Kedua Lebih mudah bersosialisasi (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Setiap orangtua tentunya mampu membedakan karakter masing-masing anak mereka. Terutama saat seorang anak sudah beranjak dewasa, karakter mereka akan lebih terbentuk seingga para orangtua mudah menentukan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki anaknya.
ADVERTISEMENT
Mungkin sebagian besar orang tua menganggap jika anak sulung atau anak pertama mempunyai otak yang lebih cerdas dibandingkan dengan anak kedua atau anak ketiga. Tanggung jawab yang besar sebagai seorang kakak dari saduara-saudaranya membentuk anggapan yang menggambarkan kehebatan berpikir anak pertama.
Namun, baru-baru ini sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa bukan anak pertama atau ketiga yang lebih berkompeten untuk meraih masa depan yang lebih sukses. Melainkan anak kedua yang justru diperkirakan akan mendulang kesuksesan suatu saat nanti. Apa alasannya?
Dilansir Times of India, berikut lima alasan utama kenapa anak kedua lebih berkompeten:
1. Diplomatis
Anak Kedua Diplomatis (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Kedua Diplomatis (Foto: Thinkstock)
Tak dapat dipungkiri bahwa anak kedua sejatinya lebih berani mengungkapkan pendapat dibandingkan dengan kakak dan adiknya. Sifat diplomatis ini terbentuk karena umumnya anak pertama telah mempunyai tempat spesial di hati orangtuanya, sedangkan anak ketiga cenderung lebih mudah untuk menarik perhatian dengan cara apapun.
ADVERTISEMENT
Rasa kasih sayang orangtua yang terbagi tentu membuat anak kedua sibuk mencari perhatian dengan cara mengeluarkan pendapatnya. Karakter ini pula yang akan membuatnya lebih berkompeten saat sedang berada dalam suatu kompetisi.
2. Mampu Bekerja dengan Tim
Anak Kedua Mampu Bekerja dengan Tim (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Kedua Mampu Bekerja dengan Tim (Foto: Thinkstock)
Semua anak tentu diajarkan untuk berbagi dengan sesama, termasuk dengan saudara kandungnya. Anak kedua diperkirakan memiliki kemampuan berbagi yang lebih baik dibandingkan dengan anak pertama atau ketiga, karena ia biasanya akan mendapatkan barang-barang bekas sang kakak yang masih layak dipakai.
Berbeda dengan anak ketiga yang biasanya akan mendapatkan barang baru, karena kualitas sebelumnya telah usang. Alasan inilah yang membuktikan bahwa anak kedua mampu bekerja dalam sebuah tim.
3. Tidak Egois
Anak Kedua Cenderung Tidak Egois (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Kedua Cenderung Tidak Egois (Foto: Thinkstock)
Anak kedua bisa dikatakan sebagai sosok yang memiliki tingkat kesabaran paling tinggi. Kebiasaan buruk orangtua yang cenderung membedakan seluruh anak mereka diperkirakan menjadi alasan utama kenap ia lebih mudah menerima hal tersebut dengan lapang dada.
ADVERTISEMENT
Bentuk keikhlasan tersebut yang pada akhirnya akan membantu anak kedua bisa menerima segala situasi dan kondisi yang sedang dialami olehnya.
4. Mempunyai Kemampuan Memimpin
Anak Kedua Berkemampuan untuk memimpin (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Kedua Berkemampuan untuk memimpin (Foto: Thinkstock)
Dibandingkan dengan anak pertama yang hanya bertugas sebagai panutan untuk andik-adiknya, anak kedua justru mempunyai panutan sekaligus bisa menjadi contoh kakak yang baik bagi adiknya. Kedua sifat inilah yang kelak akan membuat anak kedua mengembangkan kemampuan mereka dalam bernegosiasi dan berempati.
Pada waktu yang sama, anak kedua bisa menjadi karakter yang fleksibel tanpa harus membuat sesuatu menjadi lebih kompleks.
5. Mudah Bersosialisasi
Anak Kedua Lebih mudah bersosialisasi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Kedua Lebih mudah bersosialisasi (Foto: Thinkstock)
Dengan semua karakter yang dimiliki anak kedua membuatnya mampu memposisikan dirinya di tengah masyarakat. Baik situasi lingkungan yang ramai atau sepi, anak kedua cenderung bisa bersosialisasi dengan siapa saja.
ADVERTISEMENT
Hubungan pertemanan pun diperkirakan akan terjalin sangat kuat. Tak hanya dianggap sebatas teman, namun anak kedua justru menganggap mereka sebagai bagian dari keluarga.