Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Alasan Pernikahan Tradisional Lebih Mahal Ketimbang Internasional
8 Agustus 2018 9:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Banyak pasangan bermimpi bisa menggelar pesta pernikahan dengan konsep tradisional.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, tak sedikit yang harus menunda, atau bahkan mengurungkan niatnya, akibat biaya pesta yang dirasa terlalu mahal. Pernikahan adat memang lebih mahal ketimbang pesta bergaya internasional.
Semua karena banyaknya langkah adat dan prosesi acara yang harus dilaksanakan. Terlebih untuk Anda yang berasal dari suku Batak, Minang, dan Jawa.
Tak jarang, calon pengantin harus menggelontorkan dana puluhan juta untuk prosesi lamaran dan ritual adat. Belum lagi biaya katering, dekorasi, dan busana pengantin yang menelan biaya tak sedikit.
“Pernikahan tradisional memang mahal sekali. Untuk melangkah ke acara adat di era sekarang enggak murah, jauh lebih mahal ketimbang gaya modern,” ungkap Zainal, desainer pendiri Zainal Songket, saat dijumpai kumparanSTYLE di Balai Kartini, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Untuk sehelai songket pengantin Palembang saja, Anda harus merogoh kocek belasan bingga puluhan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Nominal tersebut belum termasuk biaya desainer atau jasa penjahit. Belum pula perintilan aksesoris adat yang tak boleh dipandang sebelah mata.
“Memang budaya Indonesia kaya, arti harfiahnya mahal. Benang kainnya saja dari emas,” sambung Fajar J. Adi, pendiri Rumah Kampung Dekorasi, saat dijumpai dalam kesempatan yang sama.
Fajar menjelaskan, dekorasi pernikahan adat juga menelan biaya yang tak kalah besar ketimbang busana pengantin. Karena jika sudah bicara soal pernikahan tradisional, segala aspek harus dipersiapkan detail.
Tak satupun boleh melenceng dari ketentuan adat. “Tiap simbol memiliki arti panjang dan sangat luas,” sambungnya.
Untuk Anda yang ingin menikah secara tradisional namun memiliki bujet terbatas, jeli memilih vendor merupakan suatu kewajiban.
“Dalam konteks dekorasi, keistimewaan dekorator harus pintar-pintar mengakalinya. Karena jika tidak, tidak semua pengantin bisa menikah menggunakan pernikahan adat. Mahal itu bisa disiasati,” tutupnya.
ADVERTISEMENT