Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anti-Mainstream, Pasangan Ini Menikah dengan Mahar Bitcoin
1 Desember 2017 17:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Mahar untuk pernikahan umumnya seperangkat alat salat atau sejumlah uang tunai. Nah, apa jadinya jika Bitcoin, mata uang virtual yang baru-baru ini jadi idola baru para pebisnis dan investor di dunia, menjadi mahar untuk pernikahan?
ADVERTISEMENT
Well, itulah yang dilakukan Fajar Widi, seorang pengguna Bitcoin, yang menjadikan harta virtualnya itu sebagai mahar pernikahan. Pernikahan Wiwid, begitu ia biasa disapa, pada 11 November 2017, menggunakan 1 Bitcoin sebagai mahar.
Gagasan menjadikan Bitcoin sebagai mahar pernikahan, ujar Wiwid, terinspirasi dari ide pengantin unik lain yang misalnya menjadikan saham jamu Sido Muncul sebagai mahar pernikahan.
“Sebenarnya memang ingin jadi (pengantin) yang pertama menjadikan Bitcoin sebagai mahar. Kalo dipikir-dipikir, iya juga, kenapa enggak? Kayaknya belum pernah ada yang begini,” kata Wiwid santai di kantor kumparan.
Bitcoin yang dijadikan mahar oleh Wiwid diwakili dengan satu replika koin berlogo Bitcoin.
Istrid Wiwid menjadi lebih dulu menggagas ide ini. “Yang minta itu istri. Aku emang udah main kripto (cryptocurrency). Istri sebenarnya kesel karena terlalu excited. Lalu istri malah men-challenge kenapa ga dijadiin mahar sekalian? ” ujar Wiwid.
ADVERTISEMENT
Untungnya, keluarga Wiwid dan Mustika, istri Wiwid, sama sekali tak keberatan dengan ide nyeleneh ini. “Sebenarnya keluarga tidak terlalu mengerti Bitcoin seperti apa. Tapi nggak ada yang protes, toh ini permintaan istri,” kata dia.
Lalu, berapa sih nilai Bitcoin yang dijadikan Wiwid sebagai mahar? Ternyata tak sedikit. Satu koin Bitcoin per tanggal 11 November, tanggal pernikahan Wiwid, dibanderol dengan harga sekitar 90 juta rupiah.
Wiwid telah mengenal dunia crypto Bitcoin dan blockchain sejak 2014, berawal dari Bitcoin mining. Namun ia baru benar-benar menyeriusi “hobinya” itu tahun 2017 dalam bentuk bitcoin trading.
“2017 memang jadi titik di mana Bitcoin naik secara eksponensial,” ujar Wiwid.
Mata uang virtual seperti Bitcoin kini sedang menjadi buah bibir di pasar ekonomi dunia. Didapuk sebagai bentuk investasi masa kini, cryptocurrency mengalami pertambahan pengguna yang cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Cambridge University menuliskan, pengguna cryptocurrency mengalami kenaikan hingga 5,8 juta pengguna. Mayoritas menggunakan Bitcoin sebagai mata uang virtual idola. Nilainya yang meroket tajam mencapai 10.000 dolar AS hingga mengalahkan harga emas, menjadi salah satu alasan mengapa Bitcoin kini banyak digemari.
Hal ini diamini Wiwid sebagai pengguna Bitcoin. “Bagi konsumen, (Bitcoin) itu liquid, mudah dicairkan. Paling banyak pemainnya dibanding Alt Coin (mata uang alternatif di luar Bitcoin) lain. Karena fluktuatif, Bitcoin juga jadi (cryptocurrency) yang paling bagus untuk trading.”
Tapi ingat, kata Wiwid, ini termasuk kategori investasi high risk high return.
Menurut Wiwid, investasi, termasuk dengan Bitcoin, menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh generasi milenial di masa depan.
“Berdasar buku Robert T Kiyosaki, ada yang namanya cash flow quadran. Kuadran Pertama, kita sebagai employee. Kedua, self employee. Ketiga, bisnis. Keempat, baru investasi.”
ADVERTISEMENT
“Investasi itu bisa dimulai sejak dini dan gak harus mahal. Dengan Bitcoin, investasi sebesar 10.000 rupiah pun sudah bisa,” jelas Wiwid.
Pelarangan Bitcoin sebagai mata uang yang sah oleh Bank Indonesia, tak menyurutkan antuasiasme Wiwid untuk terus berinvestasi dengan Bitcoin. Baginya, Bitcoin tetap menjadi investasi yang menguntungkan selama pergerakannya positif.
“Menurutku nggak masalah. Toh, aku juga nggak berharap Bitcoin bisa jadi alat tukar yang sah. Ini sebagai investasi saja. Kalau mau jujur, sebagian besar pemainnya memang spekulan semua. Jadi tidak masalah,” ujarnya mantap.
Ia yakin investasi Bitcoin ke depan akan bergeliat, meski sikap masyarakat Indonesia masih “malu-malu” dalam berinvestasi.
“Karena memang banyak yang belum paham. Nanti kalau sudah paham, investasi (Bitcoin) ini bisa jadi hal biasa saja. Apalagi sekarang ada yang namanya Bitcoin exchange (pasar Bitcoin) seperti bitcoin.co.id dan LUNO. Jadi nggak perlu pakai pialang lagi. Kita sendiri yang atur Bitcoin-nya, lebih mudah,” kata Wiwid menutup perbincangan.
ADVERTISEMENT
Jadi, apa kamu juga berminat?