Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Pakaian Favorit Perempuan Indonesia, Ini Cerita di Balik Daster
13 Juli 2018 8:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Mana yang lebih sering Anda gunakan sebagai baju tidur? Apakah daster atau piyama?
ADVERTISEMENT
Tampaknya, banyak perempuan Indonesia lebih sering menggunakan daster ketimbang piyama. Daster di Indonesia adalah baju tidur dengan potongan yang longgar, biasanya didesain tanpa lengan atau lengan pendek dengan panjang selutut, sebetis, hingga semata kaki.
Tetapi tahukah Anda dari mana kata daster berasal?
Percaya atau tidak, kata 'daster' rupanya diadaptasi dari dunia fashion Amerika dengan nama 'duster'. Duster adalah jubah panjang dengan material ringan dan memiliki potongan longgar.
Jubah yang mulai dikenal sejak tahun 1800-an ini biasanya terbuat dari linen dan dipakai oleh koboi sebagai outer atau luaran untuk melindungi pakaian mereka dari debu dan kotoran. Duster didesain dengan beberapa model, mulai dari berkancing, berbelahan tinggi, hingga dilapisi parafin agar anti air sehingga bisa berfungsi sebagai jas hujan.
ADVERTISEMENT
Antara akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, para pria dan perempuan mengenakan duster sebagai luaran untuk mengendarai motor atau mobil terbuka. Kemudian pada akhir abad ke-20, duster menjadi fashion item yang mulai populer dan banyak digunakan oleh masyarakat Amerika. Bahkan beberapa film seperti 'The Good, the Bad, and the Ugly' dan 'Once Upon a Time in the West' juga menghadirkan duster yang dipakai oleh para pemainnya.
Pada 1950'an, duster didesain menjadi lebih simpel dan panjangnya hanya selutut. Jubah tersebut juga dibuat dengan kancing depan dan sengaja dipakai sebagai luaran untuk melindungi pakaian ketika sedang memasak atau membersihkan rumah.
Dan di tahun 70'an, duster didesain menyerupai cardigan. Beberapa label fashion seperti Yves Saint Laurent, Pierre Cardin, Halston, dan Betsey Johnson menghadirkan duster dalam panggung runway yang dipadankan dengan sepatu boots selutut atau sebagai luaran dari jeans dan t-shirt.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, tidak ada sumber jelas tentang asal muasal daster dan sejak tahun berapa busana tersebut mulai populer dikenakan. Dan mungkin saja, Indonesia adalah negara satu-satunya yang penduduknya mengenakan daster sebagai pakaian untuk beraktivitas di rumah maupun pakaian tidur. Karena di luar negeri, daster tidak terlihat jejaknya.
Daster sendiri biasanya terbuat dari material yang ringan dan sejuk saat dipakai, seperti bahan katun dan batik. Jika Anda berkesempatan untuk mengunjungi Pasar Beringharjo di Yogyakarta, daster-daster batik banyak dijajakan di sana dengan harga yang cukup terjangkau.
Menariknya, daster tak hanya digunakan oleh masyarakat bawah saja. Mulai dari istri pengusaha, pejabat, kalangan profesional, hingga selebriti sekalipun juga turut mengenakan daster.
Contohnya saja, penyanyi Ashanty, Gisella dan Sarwendah. Mereka kerap mengunggah foto kesehariannya dengan menggunakan daster, tipikal ibu rumah tangga dengan pakaian 'dinas'nya sehari-hari saat sedang berada di rumah. Bahkan saking seringnya menggunakan daster, Sarwendah mantap berbisnis daster 'Batik Kuda Mas'.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, daster menjadi busana 'lintas kelas' yang dikenakan oleh semua lapisan masyarakat. Apapun mereknya, yang penting daster.
Bagaimana dengan Anda, apakah lebih mengenakan daster atau piyama?