Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berkenalan dengan Shibori, si Kain 'Batik' Asal Jepang
24 September 2018 18:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi pegiat kesenian dan tekstil, istilah shibori bukanlah hal yang asing ditelinga.
ADVERTISEMENT
Berasal dari Jepang, shibori berasal dari kata kerja 'shiboru' yakni merupakan teknik pewarnaan kain yang mengandalkan ikatan dan celupan. Motif yang dihasilkan seringkali tak jauh berbeda dengan batik (meskipun dari segi pengerjaan lebih mudah dan sederhana). Tak heran jenis kain yang satu ini acap kali disebut dengan 'batik' asal Jepang.
Dikabarkan, teknik shibori ini telah digunakan sejak zaman kekaisaran Jepang beberapa ratus tahun yang lalu. Bahkan beberapa pewarna alami dapat bertahan 600 tahun lamanya.
Konsep pembuatannya pun juga serupa dengan teknik tie dye yang mengandalkan teknik ikat celup. Dengan teknik ini, beberapa kain 'dilindungi' agar tidak terkena corak pewarna sehingga pada hasil akhirnya tercipta pola sesuai dengan bagian yang diwarnai dan 'dilindungi'.
ADVERTISEMENT
Teknik 'melindungi' kain shibori ini dilakukan dengan menggunakan teknik seperti melipat, melilit, mengikat kain dan mencelupkannya pada pewarna indigo.
Singkat kata, jika di Indonesia teknik tie dye dikenal dengan istilah jumputan (Jawa), sasirangan (Banjarmasin), Pelangi (Palembang), Jepang memiliki shibori yang memiliki enam teknik pewarnaan yang dapat menghasilkan motif yang berbeda-beda.
Enam teknik pewarnaan tersebut adalah;
1. kanoko shibori
Kanoko shibori adalah yang sering kita jumpai di pasaran Indonesia, di mana bagian tertentu pada kain diikat dengan benang secara acak, atau dilipat terlebih dahulu baru diikat. Penggabungan lipatan dan ikatan bisa menghasilkan motif berupa bercak lingkaran.
2. Miura Shibori
Jika ingin mencoba mewarnai kain sendiri dengan teknik shibori, maka miura shibori adalah pilihan yang tepat bagi pemula. Anda hanya membutuhkan beberapa utas benang untuk mengikat bagian kain yang diinginkan, tanpa perlu menyeragamkan bentuk dan kekuatan ikatannya.
ADVERTISEMENT
3. Arashi Shibori
Arashi dalam bahasa Jepang berarti badai. Jadi motif yang dihasilkan dari teknik arashi shibori ini akan menyerupai badai. Cara membuatnya adalah dengan melilitkan kain pada sebatang pipa secara diagonal. Lilitannya jangan terlalu erat sehingga menghasilkan efek ‘badai’ yang indah.
4. Itajime Shibori
Jika teknik arashi menggunakan bantuan pipa, itajime menggunakan dua bilah kayu. Jadi, kain dijepit di antara dua potong kayu lalu diikat dengan tali atau benang. Motif yang dihasilkan akan bercorak kotak-kotak.
5. Kumo Shibori
Teknik pewarnaan kumo shibori ini memerlukan ketelitian yang agak tinggi. Bagian tertentu dari kain dilipat sedemikian rupa kemudian diikat dengan benang. Motif yang dihasilkan nantinya menyerupai jaring laba-laba. Nah, kain hasil kumo shibori ini biasanya dijual dengan harga yang cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
6. Nui Shibori
Berbeda dengan teknik lainnya, nui shibori menggunakan pola jahitan tertentu yang dilakukan seirama pada beberapa bagian kain. Motif yang didapat nantinya akan sesuai dengan pola jahitan yang dibuat.
Motifnya yang unik dan bernuansa ethnic membuat shibori kian digandrungi saat ini. Di Indonesia kain dengan teknik shibori biasanya menggunakan kain katun berwarna putih karena sifatnya yang dapat menyerap air. Namun sejatinya kain yang bagus dan biasa dipakai untuk teknik shibori adalah kain kapas yang bernama kain nikisima.
Ragam kain shibori yang diolah menjadi baju siap pakai sering kali terdiri dari bahan yang lembut dan nyaman. Karena itu, shibori sering dijadikan pilihan sebagai baju santai hingga pakaian tidur. Namun, banyak pula yang menyulap kain shibori menjadi busana premiun nan stylish yang dapat digunakan untuk acara casual, resmi dan pesta.
ADVERTISEMENT
Bagaimana? tertarik untuk belajar lebih lanjut untuk membuat kain shibori ?