Catherine of Aragon: Duta Besar Perempuan Pertama dalam Sejarah Eropa

1 Agustus 2018 20:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Catherine of Aragon, Permaisuri Raja Inggris pada periode 1509 hingga 1533 (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Catherine of Aragon, Permaisuri Raja Inggris pada periode 1509 hingga 1533 (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Sejarah tentang Kerajaan Inggris merupakan sejarah besar yang menyangkut cerita tokoh-tokoh penting, berbagai dinasti dan pergantian kekuasaan selama berabad-abad. Sebagai kerajaan besar yang masih berkuasa hingga sekarang, tidak heran jika cerita mengenai Kerajaan Inggris masih banyak hadir dalam berbagai budaya populer, seperti serial TV dan film layar lebar. Keluarga Kerajaan Inggris pun masih menjadi sorotan masyarakat dunia, terbukti dengan obsesi media terhadap kehidupan mereka dan peristiwa-peristiwa besar seperti Royal Wedding.
ADVERTISEMENT
Saat ini saja, beberapa serial televisi menampilkan cerita yang terinspirasi dari kehidupan keluarga kerajaan Inggris yang diambil dari berbagai angle. Baik dari angle modern saat ini seperti dalam serial The Royal, sedikit klasik seperti serial sukses The Crown, atau dari inspirasi Abad ke-16 seperti dalam serial The White Princess. Sosok Queen Elizabeth, baik Elizabeth I maupun Elizabeth II pun sudah dimainkan oleh banyak aktris.
Perempuan-perempuan dari Kerajaan Inggris memang memiliki peran penting dalam sejarahnya. Selain Elizabeth I dan II, salah satunya adalah Catherine of Aragon, istri dari Raja Henry VIII yang memerintah pada pada abad ke-16 yaitu dari tahun 1509 hingga kematiannya pada 1547.
Sosok Catherine of Aragon pun muncul dalam banyak film dan serial TV, salah satunya di episode terakhir The White Princess. Selanjutnya, sosoknya akan hadir dalam sequel The White Princess, dengan judul The Spanish Princess yang akan fokus menyoroti kehidupan Catherine of Aragon dan sedang dalam masa produksi pada pertengahan 2018 ini.
ADVERTISEMENT
Catherine of Aragon atau dalam bahasa Spanyol dipanggil Catalina, lahir pada tahun 1485 dan putri dari Raja Aragon, Ferdinand of Aragon dan Isabelle I of Castile. Dari sisi ibunya, Catherine masih merupakan keturunan dinasti Inggris. Nenek buyutnya, Catherine of Lancaster merupakan putri dari John of Gaunt dan cucu dari Edward III of England.
Ketika Catherine berusia 3 tahun, ia ditunangkan dengan Pangeran Arthur, Prince of Wales dari Inggris yang merupakan calon raja Inggris pada masa itu. Ketika mereka sudah cukup umur dan menikah, Catherine pindah ke London. Namun 5 bulan setelah pernikahan, Pangeran Arthur meninggal. Karena alasan untuk menyatukan kekuasaan kedua kerajaan besar Eropa tersebut, Catherine of Aragon tetap tinggal di istana di Inggris. Lima tahun kemudian, ia dinikahkan dengan adik Arthur, Henry VIII yang kemudian menjadi raja Inggris.
ADVERTISEMENT
Sosok Permaisuri yang Berpengaruh di Inggris
Catherine of Aragon, Permaisuri Raja Inggris pada periode 1509 hingga 1533 (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Catherine of Aragon, Permaisuri Raja Inggris pada periode 1509 hingga 1533 (Foto: Wikimedia Commons)
Meski tidak selalu menjadi pemegang tahta, permaisuri-permaisuri raja Inggris dikenal berpengaruh dalam kerajaan. Begitupun Catherine of Aragon.
Dari kecil, ia dikenal sebagai anak yang cerdas. Ia belajar tentang aritmetika, hukum sipil, sastra klasik, sejarah, filsafat, agama dan teologi. Selain fasih dalam bahasa Spanyol ia juga bicara dalam bahasa Prancis dan Yunani.
Pada tahun 1507, ia memegang posisi sebagai duta besar untuk Aragonese Crown di Inggris. Ini membuatnya menjadi perempuan pertama yang memegang dan berperan sebagai duta besar dalam sejarah Eropa. Kepiawaiannya dalam memimpin juga ia tunjukkan ketika ia harus memimpin Inggris selama 6 bulan saat Henry VIII berperang di Prancis. Ia diberi title Governor of the Realm and Captain General.”
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, Inggris memenangkan Battle of Flodden. Banyak sejarawan yang memberi kredit Catherine of Aragon untuk kemenangan itu karena pidatonya yang membakar semangat tentara Kerajaan Inggris. Meskipun sedang hamil besar, Catherine of Aragon menunggang kuda mengenakan pakaian besi untuk bertemu para prajurit. Pidatonya ini langsung dilaporkan kepada sejarawan Peter Martyr d’Anghiera in Valladolid.
Selain dikenal dengan kecerdasaan dan kemampuan memimpinnya, Catherine juga menjadi pionir dalam gerakan sosial dan perhatian terhadap isu-isu kemanusiaan yang saat ini menjadi tugas utama anggota keluarga Kerajaan Inggris. Ia menginisiasi program untuk rakyat miskin, menjadi patron of Renaissance Humanism dan berteman dengan cendekiawan Erasmus of Rotterdam dan Thomas More.
Di masanya, pendidikan bagi perempuan menjadi lebih populer, sebagian berkat pengaruhnya dan ia mendonasikan uang dalam jumlah besar untuk beberapa sekolah. Sebuah buku kontroversial The Education of a Christian Woman yang ditulis cendekiawan Spanyol, Juan Luis Vives, yang mengklaim bahwa perempuan memiliki hak terhadap pendidikan, didedikasikan untuk Catherine of Aragon. Begitu besarnya pengaruh Catherine terhadap rakyatnya masa itu, bahkan musuhnya Thomas Cromwell pernah mengatakan, “jika bukan karena jenis kelaminnya, ia bisa saja mengalahkan semua pahlawan dalam sejarah.”
ADVERTISEMENT
Ketika ia meninggal di usia 50 tahun pada 7 Januari 1536, rakyat Inggris menunjukkan duka yang sangat mendalam.