Cerita Atlet Panahan Diananda Choirunisa saat Mantapkan Diri Berhijab

28 September 2017 14:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet Panahan, Diananda Choirunisa (Foto: Instagram @dianandach)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet Panahan, Diananda Choirunisa (Foto: Instagram @dianandach)
ADVERTISEMENT
Nama Diananda Choirunisa menjadi perbincangan masyarakat Indonesia. Atlet panahan yang mengenakan hijab itu berhasil menyabet emas di ajang SEA Games 2017 yang diadakan di Malaysia beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Gadis kelahiran Surabaya ini memutuskan untuk berhijab sejak 2015 lalu. Meski demikian, ia mampu menunjukkan kepada dunia jika keputusannya untuk berhijab bukan menjadi penghambat dirinya untuk berprestasi.
Keputusannya untuk mengenakan hijab dua tahun silam dilakukan ketika kariernya sedang meroket. Wanita yang akrab disapa Nanda ini bercerita bahwa ia sempat berdiskusi panjang dengan sang ibu saat awal-awal berhijab.
"Sempat enggak dibolehin (oleh ibu) karena dulu ada atlet yang setelah pakai jilbab jadi turun prestasinya. Ibuku sempat bilang, kalau aku bisa menang aku baru boleh pakai jilbab. Dan akhirnya Alhamdulillah aku enggak pernah ngecewain orang tuaku hingga saat ini," kata Nanda pada kumparan (kumparan.com) di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Selasa (27/9).
Lebih lanjut, Nanda mengatakan jika hijab bisa merubah dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena menurutnya, hijab bisa menjadi sebuah rem bagi dirinya yang terkadang suka merasa emosi saat busur panah melenceng dari arah tujuan.
ADVERTISEMENT
Kendala tentu dirasakan oleh gadis yang tengah menempuh pendidikan jurusan Psikologi di Universitas Airlangga ini. Mulai dari hijab yang sering menyangkut di busur panah sampai rasa gerah yang lebih cepat ia alami dibandingkan sebelum ia mengenakan hijab.
"Bagian leher itu harusnya ngga boleh ada hambatan yang menghambat anah panah. Di momen awal aku mengenakan hijab, hijab yang aku kenakan suka menyangkut di busur panah. Oleh karena itu, aku latihan lebih ekstra lagi ketika pertama kali memakai hijab dan memilih jenis hijab langsung (bergo) yang tak menghambat aktivitas memanahku," ceritanya lebih lanjut.
"Setelah pakai hijab, aku juga lebih mudah berkeringat dan harus mengganti dalaman baju sebanyak empat sampai lima kali saat latihan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Bagi seorang atlet yang harus berkutat dengan teriknya matahari, Nanda tak pernah merasa kesulitan dalam melakukan perawatan tubuh. Ia berujar jika mandi lebih sering menjadi kunci utama dalam menjaga tubuhnya agar tetap fit dan segar.
"Aku enggak ribet sih orangnya, paling cuma mandi sehabis latihan saja. Kira-kira bisa sampai empat kali mandi, karena latihan aku dimulai dari pagi sampai maghrib. Untuk body lotion, aku lebih pilih yang mengandung cool menthol karena ada sensasi dingin yang bisa membuat badan aku terasa segar," ungkapnya lagi.
Nanda yang kini tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi ASEAN Games 2018 mendatang mengungkapkan jika kedepannya ia ingin selalu bisa mengharumkan nama Tanah Air di mata dunia. Latihan fisik selama seharian penuh menjadi persiapan utamanya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Nanda juga menyarankan agar hijab tidak lagi dijadikan penghambat seseorang dalam mencapai semua keinginannya.
"Percaya saja jika hijab justru bisa membawa kamu pada suatu kemenangan," pungkasnya mengakhiri perbincangan.