Chanel Hentikan Penggunaan Bulu dan Kulit Binatang Eksotis

5 Desember 2018 8:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi Chanel Haute Couture Fall/Winter 2018-19. (Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Chanel Haute Couture Fall/Winter 2018-19. (Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes)
ADVERTISEMENT
Kabar baik baru saja datang dari rumah mode asal Prancis, Chanel.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka mempersiapkan pergelaran pre-fall 2019 Metiers d’Art yang akan diselenggarakan di Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat, Chanel memberitakan kabar bahwa mereka tak akan lagi menggunakan bulu binatang, juga kulit dari binatang-binatang eksotis.
Kulit binatang eksotis yang dimaksudkan adalah seperti kulit biaya, kadal, ular, dan ikan pari. Penggunaan kulit-kulit eksotis dalam produk seperti tas memang menjadi hal yang umum dalam industri mode papan atas. Bahkan, semakin langka kulit binatang tertentu, semakin mahal pula harga yang dibanderol. Dalam arti lain, kulit binatang menjadi salah satu penunjang ‘kelas sosial’ bagi sebagian orang atau kelompok.
Chanel sulap Grand Palais menjadi pantai untuk tampilkan koleksi Spring/ Summer 2019 di Paris Fashion Week. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)
zoom-in-whitePerbesar
Chanel sulap Grand Palais menjadi pantai untuk tampilkan koleksi Spring/ Summer 2019 di Paris Fashion Week. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)
Dilansir Vogue, meski demikian, Chanel termasuk brand yang amat jarang menggunakan binatang dalam produk-produknya. Biasanya, mereka menambah sentuhan kulit binatang atau bulu binatang pada koleksi tertentu saja yang memang diciptakan secara terbatas.
ADVERTISEMENT
Akhirnya keputusan kongkret pun diambil oleh Chanel pada Senin (3/12) lalu. Dalam pernyataan resminya kepada WWD, mereka tak akan lagi menggunakan exotic skins untuk masa yang akan datang.
“Masa depan produk papan atas akan diketahui dan diapresiasi atas langkah apa yang rumah mode tersebut bisa ciptakan,” papar Bruno Pavlovsky, President of Chanel Fashion, saat memberikan contoh keunggulan Chanel dalam urusan craftmanship.
Koleksi Chanel Haute Couture Fall/Winter 2018-19. (Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Chanel Haute Couture Fall/Winter 2018-19. (Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes)
Ia juga menambahkan, keputusan tersebut diambil karena semakin sulitnya untuk menemukan sumber kulit eksotis yang memenuhi standar dan kode etik brand Chanel. Sehingga, mereka akan fokus melakukan riset dengan mengembangkan kualitas tekstil dan kulit buatan secara maksimal.
“Terdapat masalah dalam menemukan sumber daya (kulit binatang) tersebut, lagi pula itu bukan salah satu bagian bisnis Chanel,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa hal ini akan memakan waktu. Terutama dengan produk-produk yang terbuat dari kulit binatang yang sudah tersebar didistribusikan ke seluruh gerai Chanel di dunia.
Chanel Fall/Winter 2018  (Foto: REUTERS/Pascal Rossignol)
zoom-in-whitePerbesar
Chanel Fall/Winter 2018 (Foto: REUTERS/Pascal Rossignol)
Chanel menjadi brand mewah dan papan atas pertama yang mengikuti jejak Asos, Nike, H&M, Puma, Arcadia Group, dalam pelarangan penggunaan kulit eksotis dalam produk-produk mereka. Meski brand seperti Armani, Coach, Versace, Michael Kors, Gucci, Burberry, John Galliano, berkomitmen untuk mengurangi penggunaan bulu binatang, mereka belum sepenuhnya berhenti dalam penggunaan kulit binatang.