Debora Art, UMKM Fashion Ramah Lingkungan dari Yogyakarta

15 September 2018 12:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Debora Ninik Swa, pemilik brand fashion ecoprint Debora Art yang tergabung dalam Rumah Kreatif BUMN dari Bank BRI (Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Debora Ninik Swa, pemilik brand fashion ecoprint Debora Art yang tergabung dalam Rumah Kreatif BUMN dari Bank BRI (Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan)
ADVERTISEMENT
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI tunjukkan komitmen mereka dalam memberi dukungan untuk perempuan di bidang UMKM melalui program bersama BUMN, yaitu Rumah Kreatif BUMN.
ADVERTISEMENT
Dalam program tersebut, Bank BRI telah membina 53 UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Debora Art, UMKM yang bergerak di bidang fashion ramah lingkungan dan memanfaatkan teknik ecoprint dalam proses pembuatannya.
Debora Art didirikan oleh Ninik Swatini Suwarno atau biasa dikenal dengan Debora Ninik Swa, perempuan asli Yogyakarta berusia 52 tahun. Ia mendirikan usaha fashion ecoprint tersebut sejak tahun 2015 lalu.
Kepeduliannya terhadap lingkungan dan ketertarikan Debora dengan teknik ecoprint akhirnya membuat Debora memutuskan untuk serius menjalani bisnis ini. “Saya memilih ecoprint karena saat ini menurut saya bumi ini sudah semakin tidak sehat dan banyak yang tidak menjaga lingkungan. Saya berharap dengan adanya bisnis ecoprint yang saya jalankan ini, orang-orang lebih peduli dan menghargai lingkungan dan bumi,” ungkap Debora saat kumparanSTYLE temui di acara pameran International Council of Women, di Yogyakarta, kemarin (14/9)
ADVERTISEMENT
Debora menggunakan berbagai jenis daun sebagai pewarna alami dan pembuatan motif pada tas totebag, kain, dan scarf buatannya. Hampir semua daun, dari mulai daun jambu, daun jarak, bisa dijadikan motif. “Sebenarnya daun-daun yang sudah jatuh dan kering saja bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk menciptakan sebuah karya, bahkan menjadi sebuah usaha. Saya bahkan memanfaatkan kulit bawang merah yang sudah tidak terpakai untuk dijadikan motif salah satu kain yang saya buat,” ceritanya dengan bersemangat.
Kain ecoprint hasil produksi Debora Art. Proses pembuatan kain ecoprint ini bisa mencapai 3 hari hingga satu minggu. (Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kain ecoprint hasil produksi Debora Art. Proses pembuatan kain ecoprint ini bisa mencapai 3 hari hingga satu minggu. (Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan)
Karena usaha yang dibuat oleh Debora ini tergolong dalam produksi slow fashion yang proses pembuatannya tidak bisa langsung jadi, maka ia dan timnya tidak dapat menghasilkan produk dengan cepat. Hal tersebut membuat barang-barang karyanya menjadi cukup terbatas.
ADVERTISEMENT
“Paling cepat proses pembuatan produk kami itu sehari semalam dan paling lama tiga hari. Tapi jika ingin hasilnya lebih maksimal dan warnanya lebih keluar, bisa menunggu hingga seminggu dulu baru dibuka,” cerita Debora.
Untuk menjaga komitmennya dalam melestarikan lingkungan, kain yang digunakan oleh Debora juga dipilih yang ramah lingkungan. Ia memakai kain serat selulosa dan serat protein. Selain itu, kedua kain tersebut juga bisa membuat warna daun menjadi lebih tampak seperti aslinya.
Totebag ecoprint yang dibuat dengan teknik pounding atau daun yang digunakan sebagai pewarna dan motif ditumbuk untuk diambil klorofilnya. (Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Totebag ecoprint yang dibuat dengan teknik pounding atau daun yang digunakan sebagai pewarna dan motif ditumbuk untuk diambil klorofilnya. (Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan)
Sebagai pebisnis UMKM, Debora mengaku sangat terbantu ketika ia bergabung Rumah Kreatif BUMN (RKB) dari Bank BRI. “Saya sebenarnya hanya nasabah biasa di Bank BRI, tetapi saya bergabung dengan RKB sejak Mei 2017 lalu. RKB dari BRI sangat membantu saya dalam menjalankan bisnis. Jika sebelumnya saya tidak tahu tentang pembukuan, kini saya sudah menerapkan sistem pembukuan agar pengaturan keuangan usaha ini bisa lebih terkontrol,” jelas perempuan asli Yogyakarta ini.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya mengenai sistem pembukuan, RKB Bank BRI juga memberi edukasi seputar e-commerce dan pemanfaatan media sosial untuk memasarkan produk. “Program dari Bank BRI ini benar-benar mengedukasi dan membantu saya dalam banyak hal. Memperluas wawasan saya mengenai bisnis, mereka mendampingi para anggotanya dari yang tidak tahu sama sekali sampai benar-benar paham,” katanya.
Debora Ninik Swa, pemilik brand fashion ecoprint Debora Art yang tergabung dalam Rumah Kreatif BUMN dari Bank BRI (Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Debora Ninik Swa, pemilik brand fashion ecoprint Debora Art yang tergabung dalam Rumah Kreatif BUMN dari Bank BRI (Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan)
Bisnis UMKM ramah lingkungan milik Debora ini tidak hanya dipasarkan di dalam negeri saja. Tetapi ia juga memasarkannya hingga ke luar negeri seperti Thailand dengan mengikuti pameran-pameran.
Melalui usahanya ini, Debora berharap masyarakat dan pembeli menjadi lebih peduli dengan lingkungan dan secara perlahan mulai bijak dalam memilih dan membeli produk.