Fashion Show di India, Novita Yunus Andalkan Teknik Eco Print

8 Maret 2017 9:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Novita Yunus bersama hasil rancangannya (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Novita Yunus bersama hasil rancangannya (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Batik dan tenun. Dua kain tradisional khas Indonesia ini memang tak pernah gagal dalam memikat siapapun yang menyaksikan keindahannya. 
ADVERTISEMENT
Corak yang unik serta warna cantik yang dimiliki kedua kain inipun turut memikat Novita Yunus, seorang mantan banker yang kini telah beralih menjadi seorang desainer tersohor Tanah Air. 
Tidak memiliki latar belakang fashion lantas tak membuat pemilik lini tas tradisional Batik Chic ini patah arang dalam menjadi seorang desainer dan terus mengembangkan kreativitasnya. Ibu dari tiga anak inipun tergabung dalam Indonesia Fashion Forward (IFF) generasi kedua, yang kini sukses menghantarkannya untuk menggelar fashion show di India. 
Ya, Novita Yunus mendapat kesempatan untuk memamerkan koleksi busana terbarunya yang bertajuk Bumi Langit di panggung runway bergengsi India, Amazon India Fashion Week Autumn/Winter 2017.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung,  pemilik akun Instagram @yunus.novita ini dipercaya untuk mengawali pagelaran tersebut dengan berjalan sebagai show pembuka di hari pertama dari rangkaian fashion show yang digelar di Jawaharlal Nehru Stadium, New Delhi, India pada 15 Maret mendatang.
Soal koleksi yang dipamerkan, Novita mengaku terinspirasi dari konsep bumi dan langit yang natural. Warna-warna seperti cokelat tanah dan biru langit mendominasi busana yang akan dipamerkan Novita di India. 
Bumi Langit karya Novita Yunus (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bumi Langit karya Novita Yunus (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Koleksinya inipun terbilang spesial, karena ia menggunakan teknik eco print yang dikerjakan secara handmade. "Teknik eco print sendiri merupakan teknik mereplika daun-daun ke dalam tekstil," jelas Novita saat ditemui pada konferensi pers yang digelar oleh JFW di Senayan City, Selasa, (7/2).
ADVERTISEMENT
"Ada beberapa cara, beberapa teknik, salah satu yang saya ambil adalah cara dikukus atau disteam," sambungnya lagi. Cara ini ditempuh Novita karena ingin tetap menggunakan pewarna alami atau natural dye. 
Kain sutra tersebut akan digulung bersama dedaunan dan dikukus selama dua jam untuk memindahkan corak alami daun kepada kain. Hasilnya? Kain polos tersebut berhasil disulap menjadi kain bermotif cantik yang hanya ada satu-satunya di dunia. 
Daun yang jadi pilihan Novita untuk diambil warna dan teksturnya adalah daun jati, ekaliptus, stroberi, jambu, dan masih banyak lagi. Daun yang diambilpun merupakan penggabungan antara daun segar yang masih berada di pohon dan daun kering yang telah berguguran di tanah. Keduanya mampu memberikan corak unik pada kain sutra yang digunakan Novita.
ADVERTISEMENT
"Siluet rancangannya sendiri akan lebih loose, banyak sekali kaftan, banyak sekali palazo," beber Novita mengenai rancangan yang akan dipamerkannya pada 15 Maret 2017 mendatang.
Soal penerimaan market di India sendiri, Novita mengaku bahwa ia masih akan terus memantau dan melakukan survei terkait hal tersebut. Namun dirinya merasa optimis, karena kain Indonesia tentunya tak kalah indah dan cantik dengan kain sari khas India. 
Semoga sukses,  Novita Yunus!Â