Indonesia Akan Gelar Pameran Arsitektur Bertema ‘Soenyata’ di Venesia

10 Mei 2018 18:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
La Biennale Venice Bekraf (Foto: Bekraf)
zoom-in-whitePerbesar
La Biennale Venice Bekraf (Foto: Bekraf)
ADVERTISEMENT
Kabar baik datang dari dunia arsitektur Tanah Air. Indonesia berkesempatan untuk ikut serta dalam sebuah pameran bergengsi La Biennale Architettura yang berlangsung mulai 25 Mei hingga 25 November 2018 di Venesia, Italia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kaya akan budaya dan tradisi, Indonesia juga sukses membuktikan ragam arsitektur yang menawan di tiap-tiap daerahnya.
Terkenal dengan gaya tradisional dan vernakularnya, kali ini, Indonesia akan menampilkan karya berkonsep kontemporer.
“Arsitektur adalah penyumbang keenam dari 16 sektor kreatif di Indonesia. Arsitektur berperan sangat penting terutama dalam kreasi ruang dan bangunan,” papar Ricky Joseph Pesik, Wakil Kepala Bekraf saat ditemui kumparanSTYLE (kumparan.com) di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (9/4).
Pameran La Biennale ini terwujud berkat kerjasama Bekraf dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) demi memajukan citra arsitektur Tanah Air menjadi lebih berkembang dan dikenali hingga mancanegara.
Bertemakan ’Soenyata: The Poetics of Emptiness’, melalui proses kurasi yang panjang, terpilih anak-anak bangsa berbakat yang mewakili Indonesia di La Biennale Architettura 2018, ialah, Ary Indra, David Hutama, Dimas Satria, Jonathan Aditya, Ardy Hartono dan Johanes Adika.
La Biennale Venice Bekraf - Ary Indra (Foto: Bekraf)
zoom-in-whitePerbesar
La Biennale Venice Bekraf - Ary Indra (Foto: Bekraf)
“Soenya sendiri memiliki arti sebagai zero, empty, dan void. Kekosongan merupakan suatu konsep yang sudah mengakar dalam gaya arsitektur Indonesia,” jelas Ary Indra, Head Currator dari Soenyata.
ADVERTISEMENT
Soenyata sendiri merupakan tajuk yang dipilih berdasarkan tema besar yang ditentukan oleh kurator utama asal Irlandia dengan tema FreeSpace.
Tema besar ini bertujuan untuk keinginan mengembalikan arsitektur pada kualitas ruang, dan meletakkan semangat kemanusiaan serta keinginan untuk berbagi di dalamnya.
Soenyata memberikan sebuah dialog kekosongan antara manusia dan ruang. Rasa sunyi dari ruang tersebut akan menjadikan manusia sebagai karakter protagonis dan bagian dari keseluruhan desain. Sehingga, karya ini akan menghilangkan bentuk dan rupa. Seperti wadah kosong, Soenyata akan membiarkan manusia menjadi pemeran utama di dalamnya.
Soenyata akan disimpan di ruang seluas 290 meter persegi. Berbentuk kertas putih besar yang melengkung layaknya kurva dengan lubang di antaranya. Memungkinkan pengunjung untuk dapat masuk ke dalam dan merasakan kekosongan di antara balutan kertas putih tersebut. Sebuah karya yang puitis.
La Biennale Venice Bekraf - Ricky Pesik (Foto: Bekraf)
zoom-in-whitePerbesar
La Biennale Venice Bekraf - Ricky Pesik (Foto: Bekraf)
"Manusia akan disadarkan dengan ruang kosong yang sering dilupakan. Membiarkan manusia untuk menaklukan kekosongan,” lanjut Ary, yang juga arsitek dari studio arsitektur Aboday.
ADVERTISEMENT
Karya yang romantis ini akan menggunakan kertas tyvek sebagai material utama. Sebuah persembahan abstraksi dari konsep kekosongan yang memiliki beragam wujud dan rupa dari arsitektur Indonesia.
“Kertas tyvek ini juga menjadi salah satu material yang ada pada baju astronot. Sehingga, kertas ini anti sobek, anti bakar dan tahan air,” tutup Ary.